Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapat Kemenag dan Muhammadiyah soal Perlunya Menggelar Sidang Isbat

Baca di App
Lihat Foto
MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
Salah satu petugas tim BHRD Kabupaten Cirebon melakukan pemantauan Hilal di Pantai Baro Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/3/2023). Tim berhasil melihat hilal pada pukul 18.02 wib
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) akan memggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1445 H pada Minggu (10/3/2024).

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, mengatakan Kemenag akan meliatkan beberapa pihak untuk menentukan awal Ramadhan 1445 H.

Mereka adalah Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang," ujar Adib pada Senin (19/2/2024) dikutip dari laman Kemenag.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, terjadi perbedaan pandangan antara Kemenag dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah soal perlu atau tidaknya sidang isbat digelar.

Baca juga: Link Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2024, Lengkap di Seluruh Indonesia

Muhammadiyah sebut sidang isbat pemborosan anggaran

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyarankan agar Kemenag tidak perlu menggelar sidang isbat.

Pasalnya, pemerintah sudah memiliki kriteria dalam penentuan awal Ramadhan.

Hal tersebut didasarkan pada kriteria Bulan baru Hijriah Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Kriteria MABIMS adalah tinggi Bulan berada di 3 derajat di atas ufuk dan sudut elongasi di atas 6,4 derajat.

"Pemerintah menggunakan kriteria MABIMS di mana salah satu syarat adalah posisi hilal 3 derajat di atas ufuk. Pada saat awal Ramadhan (10 Maret), posisi hilal di bawah 1 derajat,” ujar Abdul kepada Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Menurutnya, pergerakan Bulan dan benda langit dapat dihitung secara presisi untuk menentukan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri.

Karena alasan inilah, Abdul menilai bahwa sidang isbat tidak perlu digelar.

Sebab, menggelar sidang isbat pada sesuatu yang dapat dihitung berpotensi membuang anggaran.

"Dengan tidak diadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," ungkap Abdul.

Baca juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 2024: Link, Tahapan, Jadwal dan Lokasi Pantau Hilal

Kemenag siap keluarkan anggaran

Berbeda dengan PP Muhammadiyah, Kemenag melalui Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Ismail Fahmi mengatakan, sidang isbat perlu digelar untuk kepentingan umat.

Karena untuk kepentingat, Kemenag pun siap menggelontorkan dana.

“Bagi saya kalau untuk kepentingan umat berapa pun kami siap berikan yang penting itu untuk kepentingan umat," ujar Ismail di Gedung BJ Habibie BRIN, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Ismail menambahkan, sidang isbat juga dapat menjadi forum silaturahmi yang bermanfaat bagi umat islam.

Kendati demikian, ia tidak mengungkapkan berapa anggaran yang dikeluarkan untuk menggelar Sidang Isbat.

Ia hanya menyampaikan agar tidak ada ego sektoral dalam penetapan awal Ramadhan karena ada dua metode yang digunakan, yakni hisab atau perhitungan astronomi dan rukyatul hilal.

“Kita enggak boleh ego, memang kita hisab, kan ada rukyat. Kita mengakomodir, tetangga harus hormat. Jadi saya berharap, untuk kepentingan umat tidak ada harganya, berapa pun anggarannya negara harus siap, jangan sampai dikorupsi,” imbuh Ismail.

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono | Editor: Ihsanuddin)

Baca juga: Potensi Beda, Ini Awal Ramadhan 1445 H Menurut NU dan Muhammadiyah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi