Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berpuasa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Adi purnatama
Ilustrasi puasa Ramadhan. Apa yang terjadi pada tubuh jika berpuasa?
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Selama Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia wajib menjalankan ibadah puasa selama satu bulan.

Saat berpuasa, Muslim diharuskan menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman mulai terbit fajar hingga matahari tenggelam.

Selain mendapatkan pahala, puasa dalam rangka bulan Ramadhan juga memberi sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh.

Bahkan, praktik membatasi waktu makan atau berpuasa dalam durasi tertentu ini telah diadopsi sebagai metode diet yang dikenal dengan nama intermittent fasting.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang terjadi pada tubuh saat berpuasa?

Baca juga: 45 Poster Ramadhan 2024 untuk Sambut Bulan Suci, Marhaban ya Ramadhan


Ini yang terjadi pada tubuh saat berpuasa

Dilansir dari Medical News Today, puasa dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan dan pengendalian gula darah.

Membatasi makan dalam waktu tertentu juga membantu melindungi tubuh dari masalah kesehatan kronis seperti kanker dan gangguan neurodegeneratif.

Saat seseorang berpuasa maupun tidak, tubuh tetap membutuhkan energi. Sumber energi utama tubuh adalah gula (glukosa) yang biasanya berasal dari karbohidrat.

Ketika glukosa dalam darah mencukupi kebutuhan energi tubuh, hati dan otot akan menyimpan sisanya dalam bentuk glikogen dan melepaskannya ke aliran darah.

Namun, saat berpuasa, proses ini mulai berubah. Hati akan menggunakan cadangan glikogen terakhirnya selama durasi berpuasa, sekitar 12-24 jam.

Pada titik ini, tubuh mulai memasuki keadaan yang disebut glukoneogenesis, yang menandai transisi ke mode puasa.

Tanpa karbohidrat yang masuk, tubuh akan menciptakan glukosa sendiri dengan menggunakan bahan lainnya yakni lemak.

Hingga tiba saat tubuh kehabisan sumber energi tersebut, mode puasa akan berganti menjadi mode kelaparan yang lebih serius.

Saat mencapai mode kelaparan, metabolisme seseorang melambat dan tubuh mulai membakar jaringan otot untuk mendapatkan energi.

Kendati demikian, mode kelaparan sebenarnya hanya terjadi setelah beberapa hari atau beberapa minggu hidup tanpa makanan.

Baca juga: Sampai Kapan Boleh Makan Sahur, Imsak atau Azan Subuh?

Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh

Dikutip dari Al Jazeera, para ahli menemukan, membatasi asupan makanan di siang hari dapat mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan obesitas.

Tidak mengonsumsi apa pun selama beberapa waktu juga memicu tubuh untuk lebih berkonsentrasi membuang racun.

Sebab, puasa memberikan jatah libur bagi sistem pencernaan untuk mencerna makanan dan minuman yang masuk.

Berikut manfaat berpuasa bagi tubuh, seperti dilansir laman Healthline:

1. Gula darah terkontrol

Seseorang yang berpuasa akan merasakan peningkatan pengendalian gula darah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes dan pradiabetes.

Sebuah studi pada 2023 terhadap 209 orang menemukan, rutin berpuasa tiga hari per minggu dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 karena meningkatkan sensitivitas insulin.

Saat tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, resistensi insulin akan berkurang, sehingga sensitivitas tubuh terhadap hormon ini akan meningkat.

Insulin pun dapat mengangkut glukosa atau gula dari aliran darah ke sel dengan lebih efisien, yang berimbas pada kadar gula darah lebih terkontrol.

2. Peradangan berkurang

Peradangan adalah proses alami untuk melawan infeksi dalam tubuh. Namun, peradangan kronis dapat memicu penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, kanker, dan rheumatoid arthritis.

Beberapa penelitian menemukan, puasa dapat membantu mengurangi tingkat peradangan dan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Manfaat tersebut disebabkan puasa secara signifikan membantu menurunkan kadar protein C-reaktif, yang merupakan penanda peradangan.

Tak hanya itu, sebuah studi kecil mengungkapkan, rutin berpuasa selama satu tahun lebih efektif menurunkan tingkat peradangan dan mengurangi faktor risiko penyakit jantung tertentu.

3. Jantung dan pembuluh darah lebih sehat

Berpuasa selama durasi tertentu berpotensi meningkatkan kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah, trigliserida, serta kadar kolesterol.

Sebuah tinjauan menemukan, rutin berpuasa menurunkan kadar kolesterol total dan beberapa faktor risiko penyakit jantung pada orang yang kelebihan berat badan.

Praktik menahan makan selama waktu tertentu ini juga secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah sekaligus kadar trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol jahat (LDL).

Baca juga: Daftar Negara Durasi Puasa Terpanjang di Dunia, Ada yang Hampir 18 Jam

4. Fungsi otak meningkat

Meskipun penelitian sebagian besar terbatas pada hewan, beberapa studi ilmiah menemukan bahwa puasa dapat memberikan efek yang kuat pada kesehatan otak.

Penelitian pada 2018 dan 2021 misalnya, melaporkan bahwa puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan produksi sel saraf untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Lantaran membantu meredakan peradangan, puasa juga berpotensi mencegah gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.

5. Berat badan turun

Berpuasa turut mendukung penurunan berat badan karena asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih terbatas.

Secara teoritis, tidak mengonsumsi makanan dan minuman tertentu akan menurunkan asupan kalori. Hal ini berdampak pada peningkatan penurunan berat badan seiring berjalannya waktu.

Bahkan, sebuah ulasan pada 2015 menunjukkan, puasa sepanjang hari dapat menurunkan berat badan hingga 9 persen.

Ulasan yang sama juga melaporkan, berpuasa selama 12–24 minggu membantu menurunkan lemak tubuh secara signifikan.

6. Memperpanjang umur panjang

Berpuasa dalam waktu tertentu dikaitkan dengan potensi memperpanjang umur seseorang.

Manfaat puasa itu salah satunya dilaporkan oleh studi pada 2021 yang menganalisis efek puasa berkala pada usus manusia.

Hasilnya, puasa meningkatkan keragaman bakteri bermanfaat dalam usus, termasuk spesies Christensenella, yang terkait dengan umur panjang.

Para peneliti juga mencatat peningkatan sirtuin, protein yang terlibat dalam regulasi metabolisme yang juga berhubungan dengan umur panjang.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana puasa dapat berdampak pada umur panjang dan penuaan manusia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Tips Mengurangi Bau Mulut Saat Puasa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi