Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut

Baca di App
Lihat Foto
FL360AERO via TWITTER
Sepotong puing dari pesawat penumpang MH370 yang hancur yang ditemukan baru-baru ini, menguatkan dugaan bahwa salah satu pilot sengaja menurunkan roda pendaratan pesawat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ilmuwan sedang mengembangkan cara baru untuk mengungkap misteri hilangnya pesawat MH370 dengan menggunakan teritip, artropoda yang masih berkerabat dengan kepiting dan udang.

Ilmuwan meneliti teritip yang tumbuh di sepotong puing pesawat MH370 bagian kanan yang terdampar di Pulau Reunion, sebelah timur Madagaskar, pada Juli 2015.

Sebagai informasi, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang pada Sabtu (8/3/2014) dalam perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Saat akhirnya ditemukan, diasumsikan potongan puing tersebut sudah berada di laut selama 16 bulan lamanya.

Dalam kurun waktu tersebut, sepotong puing MH370 telah ditumbuhi teritip leher angsa dengan nama latin Lepas anatifera, dikutip dari New York Magazine, Kamis (7/3/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cangkang teritip berisi informasi penting tentang bagaimana awal mula mereka menempel pada suatu benda.

“Informasi” dari cangkang teritip inilah yang akan digunakan para ilmuwan untuk melacak jalur migrasi teritip hingga ke lokasi jatuhnya pesawat.

Ketua tim ilmuwan Australia yang melakukan misi ini, David Griffin mengatakan bahwa ia dan tim sedang berusaha untuk memberikan lebih banyak kepastian tentang keberadaan MH370 melalui penelitian dari teritip.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Malaysia Airlines MH370 Hilang, Diduga Jatuh di Samudra Hindia


Siklus hidup teritip dan kaitannya dengan MH370

Dalam tahap larva, teritip akan berenang bebas sebagai plankton di seluruh lautan yang ada di dunia.

Lalu, ketika teritip sudah siap untuk menjadi dewasa, hewan ini akan mulai mencari benda terapung untuk ditempeli.

Pada benda non-organik yang tidak membusuk, teritip dapat tumbuh selama bertahun-tahun.

Setelah menemukan tempat yang ideal, hewan ini akan menjelajahi benda tersebut dan mencari tempat yang pas, seperti lokasi yang dalam dan teduh serta jauh dari permukaan air, dan kemudian merekatkan kepala mereka di tempat tersebut.

Nantinya, teritip akan mulai membentuk cangkang dengan ciri berlapis-lapis seiring dengan pertumbuhannya.

Lapisan-lapisan yang terdapat dalam cangkang teritip ini dapat diidentifikasi melalui ilmu yang disebut sklerokronologi, dikutip dari National Geographic, Rabu (23/8/2023).

Profesor geokimia dari Universitas Kuwait, Nasser Al-Qattan mengibaratkan ilmu sklerokronologi seperti membaca sebuah buku tebal.

Bedanya, buku tebal yang dimaksud adalah lapisan cangkang teritip yang halamannya akan bertambah seiring semakin tuanya makhluk tersebut.

Ilmuwan akan menguraikan komposisi kimia setiap lapisan cangkangnya, yang akan memberikan catatan ilmiah tentang air laut mana saja yang sudah dilalui hewan tersebut.

Teritip cenderung hidup dan membentuk koloni di obyek terapung apa pun. Oleh karena itu, para ilmuwan menduga bahwa teritip tertua yang menempel di sebuah obyek tertentu akan "menceritakan" jumlah total waktu yang dihabiskan obyek tersebut di dalam lautan.

"Dengan asumsi mereka memiliki cukup makanan dan suhu yang baik, teritip akan mengikuti perkembangan pertumbuhan yang stabil," kata Cynthia Venn, seorang profesor ilmu lingkungan di Bloomsburg University yang mempelajari teritip.

Umumnya, teritip tertua pada benda non-organik seringkali menunjukkan bahwa hewan tersebut mulai menempel dalam minggu-minggu pertama benda tersebut masuk ke air.

Baca juga: 10 Tahun Hilang, Kenapa Malaysia Airlines MH370 Sulit Ditemukan?

Perkembangan penelitian teritip di potongan MH370

Ukuran teritip terbesar di puing MH370 memberi tahu ilmuwan bahwa mereka mungkin telah tumbuh selama lebih dari satu tahun.

Dalam arti lain, teritip kemungkinan sudah menempel di puing tersebut mendekati waktu hilangnya pesawat pada Maret 2014.

Meskipun demikian, ilmu sklerokronologi teritip merupakan ilmu yang sangat esoteris, yaitu ilmu yang hanya dimengerti sebagian kelompok saja.

Selain itu, pihak berwenang Perancis, yang mengawasi bagian dari Pulau Reunion membatasi akses untuk penelitian dari puing pesawat beserta teritipnya.

Perancis pun telah merilis dua laporan sains tentang teritip dalam waktu satu tahun setelah penemuan puing tersebut.

Hingga saat ini peneliti hanya mampu memodelkan bagian terakhir dari jalur terapungnya bangkai pesawat berdasarkan teritip terkecil yang pernah menempel di bangkai pesawat.

Spesimen termuda tersebut masih menjadi satu-satunya spesimen yang telah dipublikasikan kepada para ilmuwan oleh otoritas Perancis.

Sementara teritip tertua yang menempel di bangkai MH370, sampai saat ini belum dapat diidentifikasi.

Meskipun demikian, penelitian tentang teritip yang menempel di puing MH370 akan membuka jalan bagi penelitian jangka panjang untuk melacak lokasi terakhir pesawat tersebut.

Baca juga: Pilot Veteran Australia Ungkap Teori Mengerikan di Balik Hilangnya Malaysia Airlines MH370

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi