Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN Temukan Kepiting Langka 3 Warna di Kalimantan Barat

Baca di App
Lihat Foto
Dok. BRIN
Kepiting Lepidothelphusa menneri.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Daisy Wowor menemukan kepiting tiga warna yang diberi nama Lepidothelphusa menneri.

Kepiting langka tersebut ditemukan di pedalaman Kalimantan Barat setelah seorang sebelumnya  peneliti bernama Jochen K. Menner mengetahui adanya kepiting tersebut di wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada April 2022.

Menner kemudian menghubungi Daisy untuk meneliti lebih lanjut spesimen kepiting tiga warna tersebut yang saat itu masih belum diklasifikasikan.

Setelah itu, Daisy mengirimkan spesimen ke profesor Peter NG Kee Lin di National University of Singapore.

Baca juga: Ikan Belida Muncul Kembali di Jawa Setelah Dinyatakan Punah, Begini Penjelasan BRIN

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selanjutnya, Menner, Daisy, dan Kee Lin bersama timnya meneliti kepiting tiga warna tersebut sehingga akhirnya diberi nama Lepidothelphusa menneri.

"Selama sekitar hampir setahun, spesimen kepiting itu dikumpulkan agar lebih mudah untuk diklasifikasikan," ujar Daisy, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/3/2024).

Menner diketahui juga memfasilitasi pengumpulan spesimen dengan warga di Sintang, Kalimantan Barat untuk tujuan penelitian.

Hasil temuan tersebut dipublikasikan di jurnal Zootaxa Nomor 5397 Volume 2 tertanggal 4 Januari 2024.

“Untuk menemukannya pun perlu ketelitian, karena kepiting ini hidup di tepi anak sungai yang dangkal dengan substrat kerikil dan batu. Kepiting ini sangat suka bersembunyi di balik serasah daun dan akar,” kata Daisy.

Baca juga: Peneliti BRIN Temukan 49 Taksa Baru pada 2023, Banyak dari Sulawesi

Ciri-ciri Lepidothelphusa menneri

Daisy mengatakan, kepiting ini berukuran mini dengan kombinasi warna yang unik. Bagian karapas atau punggungnya tampak licin dengan pola tiga warna yang cukup kontras.

Sepertiga bagian tubuhnya, mulai dari bagian kepala dan mata berwarna kuning cerah hingga oranye.

Kemudian bagian tengahnya berwarna coklat tua hingga hitam keunguan, serta sisa seperti bagian posteriornya berwarna pucat hingga biru cerah.

Keunikan lain, ungkap Daisy, kepiting ini dapat dilihat dari bentuk kedua capitnya yang bagian kanannya lebih kecil daripada bagian kiri.

Kondisi capit kiri yang lebih kecil bukan karena pernah terpotong lalu tumbuh lagi, melainkan memang ciri morfologinya yang khas.

”Memiliki tubuh berukuran kecil dengan ukuran sekitar 10 milimeter x 8.8 milimeter, dapat dipastikan kepiting ini bukan jenis pemanjat,” ucap Daisy.

Baca juga: Spesies Baru Anakonda Terbesar di Dunia Ditemukan di Amazon

Rentan diperdagangkan

Daisy mengatakan, status konservasi kepiting jenis baru ini masih sulit dilakukan, karena wilayah penyebarannya belum secara tepat diketahui.

Menurutnya, kolektor lokal saat ini sedang marak mengumpulkannya untuk diperdagangkan ke Singapura, China, dan Eropa.

Mengingat sebagian besar spesies Lepidothelphusa mempunyai ukuran induk yang kecil dengan kemampuan bertelur terbatas yakni sebanyak 21 butir, diperkirakan eksploitasi jenis ini sebagai peliharaan akan berpotensi menimbulkan ancaman.

Sehingga, status Lepidothelphusa menneri ini perlu dipertimbangkan untuk dianggap rentan.

Baca juga: Spesies Baru Kucing Purba Ditemukan di Spanyol, Tubuh Kecil tapi Mampu Buru Hewan Besar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi