Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Jalan Ambles di Ngaliyan Semarang adalah "Sinkhole", Berbahayakah?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Fitri
Kondisi tanah longsor terjadi di kawasan Perumahan Permata Puri, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (14/3/2024).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hujan deras sebabkan jalanan ambles di Perumahan Permata Puri, Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (13/3/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.

Salah satu warga terdampak, Ahmad Subaidi mengatakan bahwa jalan tersebut memang sudah perlahan ambles sejak beberapa tahun lalu.

"Alhamdulillah, semuanya sehat selamat. Untuk tanah longsor belum ada evakuasi. Tapi pihak pengembang sudah menemui kami, mereka sedang menyediakan rumah untuk evakuasi kami," ungkap Ahmad, dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Meskipun tidak ada korban jiwa, namun dua rumah yang berada persis di kanan dan kiri jalan yang ambles terlihat rusak dan tampak menggantung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Muncul Sinkhole Berdiameter 60 Meter di Meksiko, Ini Kesaksian Warga


Tak hanya ambles, tapi sinkhole

Dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Salahuddin Husein mengatakan bahwa fenomena tersebut tidak hanya tanah ambles saja melainkan dikategorikan sebagai sinkhole.

Sebagai informasi, sinkhole adalah fenomena runtuhnya permukaan Bumi akibat terbentuknya rongga atau lubang di bawah permukaan.

Umumnya, sinkhole punya beberapa variasi bentuk, seperti silinder, kerucut, mangkok, atau piring.

Adapun diameter dari sinkhole bisa bervariasi, mulai dari satuan meter hingga mencapai puluhan bahkan ratusan meter.

Terkait dengan sinkhole, Salahuddin berpendapat, peristiwa ini terjadi kemungkinan karena erosi gorong-gorong akibat debit air limpasan hujan membesar.

“Di daerah sana ada Kali Bringin dan mengingat debit airnya besar, kemungkinan kondisi itu yang mengikis tanah hingga terjadi sinkhole,” ujar Salahuddin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Lebih lanjut, fenomena amblesnya tanah seperti sinkhole termasuk berbahaya karena tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Terlebih, sinkhole akan lebih berbahaya apabila di bawah kawasan tersebut terdapat sistem gorong-gorong, seperti yang ada di Ngaliyan, Semarang.

Salahuddin berkata, biasanya Pemda akan mengganti sistem gorong-gorong dengan pelindung beton bertulang yang lebih kokoh.

Apabila sudah diganti, tanah akan lebih kokoh dan mampu mencegah erosi akibat peningkatan debit air karena hujan.

“Kalau sudah diganti dengan yang lebih kokoh, kemungkinan tidak akan terjadi kasus seperti yang ada di Ngaliyan,” katanya.

Salahuddin mengungkapkan, fenomena sinkhole di daerah perkotaan memang menjadi sorotan karena terjadi di banyak tempat di seluruh dunia.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Wilayah Semarang Dilanda Banjir

Penanganan sinkhole

Salahuddin menuturkan, tanah yang ambles sampai membentuk sinkhole apabila tidak ditangani dengan segera maka lubang akan bertambah lebar dan besar.

Menurutnya, air yang terus-menerus masuk akan membuat tebing sinkhole menjadi jenuh air dan tanah akan lebih mudah longsor.

Sebagai langkah penanganan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sinkhole.

“Sebaiknya apabila lubang sudah terbentuk, seharusnya segera diupayakan untuk pengalihan aliran air terlebih dahulu,” ucap Salahuddin.

Ia menyarankan agar aliran air got dari galian kabel harus disetop atau dialihkan terlebih dahulu.

Cara ini bertujuan agar kejenuhan air tidak terus bertambah dan mengakibatkan tanah bergerak di dalam lubang.

Langkah selanjutnya, bagian tebing yang sudah ada bisa ditutup dulu agar mengurangi infiltrasi air hujan.

“Untuk penanganan lebih cepat, sementara belum perlu ditutup lubangnya. Namun bisa ditutup terlebih dahulu tebing sinkhole-nya agar air hujan tidak masuk ke pori-pori tanah,” jelasnya.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Semarang Selama Ramadhan 2024

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi