Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Catat Rekor Tertinggi Kasus Infeksi Bakteri Streptokokus yang Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Christoph Burgstedt
Jepang dilanda infeksi bakteri streptokokus.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Kasus infeksi bakteri streptokokus yang berbahaya dan potensial mematikan di Jepang tercatat mencapai rekor paling tinggi sepanjang trimester pertama 2024. 

Tingkat kematian akibat infeksi bakteri streptokokus hemolitik akut yang menyebar di Negeri Sakura ini mencapai 30-70 persen, atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.

Baca juga: Kisah WNI yang Anaknya Dapat Makan Siang Gratis di Jepang: Dipantau Ahli Gizi dan Bisa Pilih Makanan Halal

Menurut catatan National Institute of Infectious Diseases (NIID), per 25 Februari 2024, jumlah kasus streptokokus hemolitik di Jepang mencapai 378.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika melihat penyebaran kasusnya, angka kejadian penyakit ini diproyeksi 40 persen lebih tinggi dibanding total kasus pada 2023, yakni 941 kasus.

Belum diketahui secara pasti penyebab penyebaran bakteri menular tersebut. Tapi, bakteri ini bisa memicu sindrom syok toksik streptokokus, yang apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat bisa menimbulkan kematian.

"Masih banyak faktor yang belum diketahui terkait mekanisme di balik streptokokus yang fulminan (parah dan tiba-tiba). Kami belum bisa menjelaskannya," ungkap NIID, dilansir dari The Guardian, Jumat (15/3/2024). 

Saat ini Kementerian Kesehatan Jepang tengah menyelidiki secara intensif jenis patogen yang menyebar di Jepang ini.

Baca juga: Warga Jepang Dilarang Sentuh Kucing, Apa Sebabnya?

Apa itu infeksi streptokokus?

Dikutip dari MSD Manual, infeksi streptokokus adalah penyakit yang disebabkan spesies streptococcus.

Streptokokus adalah bakteri gram positif berbentuk bola-bola atau coccal yang menimbulkan sejumlah gejala penyakit.

Bakteri ini biasanya menjadi penyebab radang tenggorokan, radang paru-paru, atau infeksi lainnya.

Gejala infeksi bakteri streptokokus

Infeksi bakteri streptokokus bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Infeksi ini bisa menyerang anak-anak, orang dewasa, sampai kalangan lansia.

Biasanya, infeksi ini tidak berbahaya. Tapi, penyakit akibat bakteri ini bisa menjadi infeksi berat pada kalangan lansia, bayi, penderita penyakit kronis, atau orang yang daya tahan tubuhnya sedang lemah. 

Jika tidak ditangani dengan tepat, gejala infeksi bakteri streptokokus bisa berkembang parah menimbulkan penyakit lainnya, seperti radang tenggorokan parah, radang amandel berat, pneumonia (radang paru-paru), atau meningitis (radang selaput otak). 

Pada kasus yang akut dan berat, infeksi bakteri streptokokus bisa menyebabkan sepsis atau infeksi darah, memicu kegagalan beberapa organ, dan nekrosis atau matinya jaringan sejumlah bagian tubuh.

Gejala infeksi bakteri streptokokus mirip dengan penyakit flu, sehingga sering terlambat diketahui.

Berikut gejala infeksi bakteri streptokokus yang perlu diwaspadai:

Gejala pada anak-anak
  • Sakit tenggorokan
Gejala pada orang tua
  • Flu
  • Radang tenggorokan
  • Radang amandel
  • Pneumonia atau radang paru-paru
  • Meningitis atau radang selaput otak

Jika menyerang orang dewasa yang berusia 30 tahun ke atas, bakteri yang sangat menular ini terkadang di beberapa kasus juga dapat menyebabkan gejala penyakit yang parah, komplikasi, bahkan kematian.

Baca juga: Roket Jepang Meledak Setelah Beberapa Detik Meluncur, Saham Canon Turun 13 Persen

Dugaan penyebab tingginya infeksi bakteri streptokokus

Dilansir dari The Mainichi, Kementerian Kesehatan Jepang belum mengetahui secara jelas penyebab peningkatan infeksi bakteri streptokokus.

Namun, beberapa ahli percaya bahwa peningkatan kasus pada tahun lalu berkaitan dengan pencabutan pembatasan yang diberlakukan selama pandemi virus corona.

Sementara pada 2024, Kementerian Kesehatan di Jepang menduga, peningkatan infeksi bakteri ini disebabkan prevalensi sakit tenggorokan pada anak-anak yang terjadi sejak musim panas lalu.

Selain itu, strain dalam streptokokus Grup A juga dikenal dengan patogenisitasnya yang tinggi. Patogen sejenis juga telah dilaporkan mewabah di Inggris.

Sejak Januari 2024, Kementerian Kesehatan Jepang meminta pemerintah daerah untuk menganalisis strain yang dikumpulkan dari kasus-kasus akut, serta mulai menjalankan protokol kesehatan.

Untuk meminimalkan penyebaran infeksi bakteri streptokokus, pemerintah Jepang menganjurkan agar setiap orang menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun, menerapkan etika batuk dan bersin, serta memakai masker saat sakit untuk menekan penyebaran infeksi melalui droplet, atau kontak fisik antar-manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi