Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprediksi Mundur, Kapan Puncak Musim Kemarau 2024?

Baca di App
Lihat Foto
YouTube
Tangkapan layar konferensi pers BMKG, Jumat (15/3/2024) soal prediksi musim kemarau 2024.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, awal musim kemarau 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Wilayah yang awal musim kemaraunya diprediksi mundur seperti sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, dan sebagian besar Kalimantan.

Wilayah lain yang mengalami hal serupa adalah sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.

"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 ZOM (40 persen), sama pada 175 ZOM (25 persen), dan maju pada 105 ZOM (15 persen)," jelas Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: BMKG: Awal Musim Kemarau 2024 Diperkirakan Mundur dan Tidak Serempak

Kapan puncak musim kemarau 2024?

Terkait mundurnya awal musim kemarau, Dwikorita mengatakan, sebagian wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim kemarau lebih awal pada Juni 2024.

Puncak musim kemarau yang terjadi lebih awal diprediksi terjadi di 317 zona musim atau sekitar 45,61 persen yang meliputi sebagian besar Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.

Kemudian, wilayah lain yang diperkirakan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2024 adalah sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian Papua.

"Puncak musim kemarau 2024 umumnya diprediksi pada bulan Juli dan Agustus 2024, yaitu sebanyak 534 ZOM (77 persen), jelas Dwikorita.

Baca juga: Indonesia Masuk Musim Kemarau Maret 2024, Mengapa Masih Hujan?

Perkembangan El Nino

Terkait El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang menyebabkan awal musim hujan 2023 mundur, Dwikorita menjelaskan, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan, El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59.

Sementara pemantauan suhu muka laut di Samudra Hindia menunjukkan IOD dalam kondisi netral.

Dwikorita mengatakan, El Nino diprediksi akan menuju netral pada periode Mei, Juni, dan Juli 2024.

Setelah triwulan ketiga pada Juli, Agustus, dan September 2024, El Nino berpotensi beralih menjadi La Nina lemah.

"Sementara itu, kondisi IOD diprediksi akan tetap netral setidaknya hingga September 2024," jelas Dwikorita.

"Sedangkan kondisi suhu muka laut di Indonesia, diprediksikan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 hingga +2.0 derajat Celcius lebih hangat dari kondisi normalnya," tambahnya.

Baca juga: Februari Akan Berakhir, Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi