Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kemenlu soal 10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran Ukraina

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GENYA SAVILOV
Prajurit Ukraina dari Brigade Mekanis ke-47 siap bertempur dengan kendaraan tempur Bradley, tak jauh dari Avdiivka di wilayah Donetsk pada 11 Februari 2024 ketika perang Rusia-Ukraina berkecamuk.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sepuluh warga negara Indonesia (WNI) disebut menjadi tentara bayaran Ukraina dalam perang melawan Rusia, berdasarkan data yang diungkap Kedutaan Rusia di Indonesia.

Sebagai informasi, data tersebut bersumber dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia yang menyebutkan 13.387 tentara asing sudah memasuki Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Selain itu, Rusia juga mengeklaim bahwa 5.962 tentara asing yang direkrut sudah tewas di medan perang, dikutip dari Antara, Jumat (15/3/2024).

Dari belasan ribu tentara asing, Rusia menyebutkan 10 di antaranya merupakan WNI dan 4 orang diklaim tewas dalam medan pertempuran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 10 WNI Disebut Jadi Tentara Bayaran Ukraina, Guru Besar UI: Bisa Kehilangan Kewarganegaraan


Tanggapan Kemenlu RI

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha mengatakan, pihak Kemenlu menerima telah laporan terkait klaim tersebut.

Kemenlu RI bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv, Ukraina dan KBRI Moskowa, Rusia juga sudah memeriksa rilis Kemenhan Rusia tersebut.

Judha mengungkapkan, perwakilan RI saat ini sedang melakukan penelusuran dan meminta informasi resmi mengenai hal tersebut.

“Hingga saat ini KBRI Kyiv dan KBRI Moskow tidak pernah menerima informasi mengenai aktivitas WNI sebagai tentara bayaran,” ungkap Judha saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Menurutnya, jumlah WNI yang berada di Ukraina sebanyak 55 orang, termasuk keluarga besar KBRI Kyiv.

Baca juga: Beda Sikap AS dan Rusia Tanggapi Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count Pilpres 2024

Rusia-Ukraina sama-sama punya tentara bayaran

Sementara itu, Duta Besar Ukraina di Jakarta, Vasyl Hamianin mengingatkan bahwa Rusia sering mengatakan kebohongan selama perang dengan Ukraina.

Lebih lanjut, Vasyl mengatakan, justru Rusia yang selama ini terbukti menggunakan warga negara asing dan tentara bayaran untuk menyerbu Ukraina.

Meskipun demikian, baik pihak Rusia maupun Ukraina, keduanya sama-sama memperbolehkan warga negara asing untuk berperang membantu masing-masing pihak.

Dikutip dari CNN, seorang pria Nepal (37) yang tidak ingin disebutkan namanya baru saja kembali dari Rusia setelah mengalami cedera di garis depan Ukraina.

Ia memberikan kesaksian terkait pemandangan mengerikan dan menyesali keputusannya untuk bergabung dengan tentara Kremlin sebagai tentara bayaran asing.

Pria tersebut sampai di Rusia pada September 2023 dan langsung dikirim ke garis terdepan perang di Bakhmut, Ukraina menggunakan senjata standar, dua minggu setelah pelatihan.

Baca juga: Hari Ini Pilpres Rusia, Vladimir Putin Diprediksi Kembali Pimpin Negara Beruang Merah

Ia merupakan salah satu dari 15.000 orang Nepal yang bergabung dengan militer Rusia dalam perang.

Pemerintah Rusia pernah memberikan iming-iming berupa bayaran minmal 2.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 31,29 juta per bulan bagi warga asing yang ingin bergabung di perang.

Di sisi lain, WNA yang secara sah tinggal di Ukraina dapat bergabung dengan Garda Nasional, berdasarkan keputusan yang ditandatangani Presiden Ukrania, Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (21/2/2024).

Garda Nasional Ukraina adalah cabang militer dari kementerian dalam negeri, yang berperan aktif dalam perang melawan Rusia.

Orang asing di Ukraina akan menjadi anggota militer hanya jika mereka memutuskan untuk bergabung secara sukarela.

Baca juga: Kronologi Kucing Penumpang Mati Kedinginan Usai Dibuang Kondektur Kereta di Rusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi