Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Penghuni Ketiga yang Hidup di Great Salt Lake Utah, Makhluk Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Carpenter, Kenneth
Great Salt Lake, Utah. Peneliti menemukan makhluk hidup multiseluler ketiga yang menghuni Great Salt Lake, Utah, Amerika Serikat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, Great Salt Lake di Utah, Amerika Serikat diperkirakan hanya menampung dua makhluk multiseluler, yakni udang air asin dan lalat air asin.

Selain itu, hanya bakteri dan ganggang yang ditemukan di sepanjang perairan yang disebut sebagai Laut Mati-nya Amerika Serikat ini.

Para peneliti sempat menduga kelompok cacing nematoda menjadi bentuk ketiga dari kehidupan multiseluler yang mampu bertahan di Great Salt Lake yang dipenuhi garam.

Dugaan selama bertahun-tahun tersebut pun baru bisa dikonfirmasi setelah peneliti dari University of Utah menemukannya bersembunyi di dasar danau.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, upaya pertama untuk menemukan cacing ini tidak berhasil ketika para peneliti mengamati sedimen dasar danau.

Namun, Profesor Biologi Michael Werner dan Peneliti Pascadoktoral Julie Jung dari University of Utah memutuskan mengambil langkah lebih jauh dan meneliti dasar danau yang mirip terumbu karang.

Baca juga: Mengapa Danau Asin antara Israel dan Yordania Disebut Laut Mati?


Temuan nematoda di Great Salt Lake Utah

Dengan memecah gumpalan lumpur kalsium karbonat mirip terumbu karang yang disebut mikrobialit, para peneliti pun mengonfirmasi keberadaan ribuan nematoda yang menggeliat di bawah permukaan danau, jauh dari pandangan manusia.

Temuan para peneliti University of Utah tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, Rabu (13/3/2024) lalu.

Dilansir dari Science Alert, Minggu (17/3/2024), temuan nematoda di Great Salt Lake bukan hal mengejutkan lantaran makhluk ini dikenal dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem.

Cacing-cacing ini bahkan telah ditemukan di beberapa lingkungan paling tidak bersahabat di dunia, termasuk Antartika.

Kendati demikian, Great Salt Lake tercatat sebagai lingkungan paling asin di mana nematoda pernah ditemukan.

Penelitian berlangsung sejak musim semi 2021, dimulai dengan perburuan besar-besaran terhadap nematoda di lokasi danau yang tiga hingga enam kali lebih asin daripada lautan.

"Awalnya kami hanya mengambil sampel segmen. Namun, setelah kami melihat adanya mikroba, kami menyekop sebagian kecil dari mikroba tersebut, mencoba mengawetkan lapisannya, dan membawanya kembali ke laboratorium," jelas Jung.

Saat ahli biologi lain gagal, nyatanya usaha Jung dan Werner membuahkan hasil memuaskan.

Dengan menggunakan teknik canggih untuk memisahkan makromolekul seperti DNA, RNA, dan protein, mereka mengidentifikasi nematoda hidup di setiap lokasi pengambilan sampel.

Baca juga: Mengapa Air di Laut Mati Lebih Asin daripada Air Lautan Lepas?

Sebagian besar jenisnya belum diketahui

Dikutip dari Newsweek, Kamis (14/3/2024), para peneliti kemudian mencoba memberi makan cacing dengan bakteri air yang hidup di danau untuk melihat reaksinya.

Hasilnya, mereka yang diberi makan bakteri dari danau mampu bertahan hidup setelah 24 jam. Namun, nematoda yang diberi makan dengan makanan di luar danau mati dengan cepat.

Hal itu menunjukkan bahwa cacing sangat adaptif terhadap lingkungannya. Pola makan khusus tersebut juga membuktikan bahwa nematoda bisa bertahan hidup di Great Salt Lake.

"Kami tidak mengharapkannya berhasil, namun ternyata berhasil," kata Werner.

Sementara itu, analisis genetik menunjukkan, sebanyak 80 jenis nematoda berbeda telah berhasil dikumpulkan dari danau.

Tiga di antaranya berasal dari genus yang biasa hidup di sedimen laut dan pesisir, sedangkan sebagian besar sisanya tidak cocok dengan genus atau spesies nematoda lain yang diketahui.

Para peneliti berpendapat, cacing-cacing baru ini mungkin hanya hidup di Great Salt Lake lantaran terisolasi dalam waktu yang lama.

Sayangnya, seperti makhluk hidup lainnya, nematoda di danau garam Utah juga berisiko punah selamanya.

Beberapa ilmuwan memperkirakan danau tersebut memiliki waktu kurang dari lima tahun sebelum ekosistemnya benar-benar rusak.

"Ada kebutuhan mendesak untuk memahami komunitas penting ini dan batasan kelayakhunian mereka," tulis peneliti dalam penelitiannya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi