Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Komet Setan" Sebesar Gunung Everest Akan Muncul Saat Gerhana Matahari April 2024

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SHUTTERSTOCK/MARKO ALIAKSANDR
Ilustrasi komet menuju Bumi. Komet 12P/Pons-Brooks dengan ukuran tiga kali Gunung Everest akan melintas di dekat Bumi pada Juni 2024.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebagian wilayah Bumi akan mengalami gerhana Matahari total pada Senin (8/4/2024).

Bersamaan dengan gerhana Matahari, akan melesat pula Komet 12P atau Komet Pons-Brooks, komet yang dijuluki “Komet Setan” yang memiliki ukuran sebesar Gunung Everest.

Komet tersebut hanya dapat dilihat oleh manusia setiap 70 tahun sekali dan akan segera terlihat saat komet tersebut meluncur menuju Bumi, dikutip dari New York Post, Minggu (17/3/2024).

Sebagai informasi, Komet Setan merupakan obyek luar angkasa yang sangat terang dan sedang melintasi tata surya bagian dalam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Space.com, komet tersebut kemungkinan dapat dilihat dengan mata telanjang saat senja di belahan Bumi utara melawan konstelasi zodiak Aries di ufuk barat pada akhir Maret 2024.

Kehadirannya yang sangat jarang terjadi ini akan terus terlihat dan akan mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari pada Minggu (21/4/2024).

Setelah mencapai titik terdekat dengan Bumi, Komet Setan akan menghilang dari pandangan di belahan Bumi bagian utara pada Mei 2024.

Selanjutnya, komet ini akan terlihat dari belahan Bumi bagian selatan sebelum menghilang lagi dari pandangan hingga 2095.

Baca juga: Komet Tiga Kali Ukuran Everest Dikabarkan Meledak dan Mengarah ke Bumi, Apa Dampaknya?


Mengapa dinamai Komet Setan?

Komet Pons-Brooks baru-baru ini mendapat julukan Komet Setan karena kecerlangannya yang tidak terduga.

Karena mempunyai kecerahan yang sangat terang, komet ini disamakan dengan tanduk setan oleh beberapa media.

Menurut para ilmuwan, komet ini juga mengalami peningkatan kecerlangan secara eksponensial yang diprediksi terjadi pada Maret 2024.

Adapun penyebab komet tersebut mengalami tingkat kecerlangan hingga saat ini belum diketahui.

Namun beberapa ahli berspekulasi bahwa komet tersebut mungkin memiliki gunung es aktif yang meledak dan menyebabkan kilatan cahaya.

Gejolak lainnya mungkin terjadi bersamaan dengan gerhana Matahari pada Senin (8/4/2024), yang dapat diamati dari Amerika Serikat.

Meskipun demikian, pakar komet, John Bortle menyebut prediksi tersebut sebagai fantasi belaka.

Bortle juga mengatakan bahwa Komet Pons-Brooks sudah menjadi jauh lebih terang saat mendekati Matahari.

Baca juga: Komet Sebesar Tiga Kali Gunung Everest Meledak dan Mengarah ke Bumi

Cara melihat Komet Setan

Astronom amatir, astrofotografer, dan pecinta komet dari California, Amerika Serikat Dave Weixelman mengatakan bahwa Komet Pons-Brooks akan berada di dekat Jupiter dan sekitar 24,5 derajat dari gerhana Matahari.

Artinya, komet tersebut berpotensi terlihat di tengah gerhana bagi mereka yang melakukan pencarian dengan teropong atau teleskop dan bagi mereka yang mengabadikan pemandangan tersebut dengan kamera, dikutip dari Astronomy, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, sebanyak enam planet akan berada di langit saat gerhana Matahari total pada April 2024.

Venus akan menjadi yang paling terang pada magnitudo –3,9, terletak sekitar 15 derajat barat daya Matahari.

Di sisi berlawanan dari bintang kita, sekitar 30 derajat timur laut Matahari, akan terdapat Jupiter dengan magnitudo –2.

Menurut Weixelman, Jupiter akan berfungsi sebagai titik penunjuk arah yang tepat untuk menemukan Komet Setan karena komet tersebut akan terletak hanya 6 derajat barat Jupiter dan sekitar 24,5 derajat timur laut Matahari.

Posisi ini menempatkan komet tersebut dalam bidang pandang teropong yang kira-kira sama dengan Jupiter, sehingga meningkatkan kemudahan untuk menemukannya.

Meskipun geometri pengamatan antara Bumi dan komet tidak ideal selama penampakan gerhana, prediksi saat ini menunjukkan bahwa Komet Pons-Brooks akan muncul sekitar magnitudo 5.

Namun, komet merupakan benda langit yang berubah-ubah dan prediksi bisa saja tidak tepat sasaran.

Meskipun demikian, para fotografer luar angkasa akan tetap bersemangat karena adanya kesempatan unik menangkap Corona dari Matahari dan komet pada waktu yang bersamaan.

Baca juga: Cara Melihat Komet Nishimura yang Tak Akan Terlihat Lagi hingga 434 Tahun

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi