Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Tak Terdeteksi Radar, Ilmuwan Temukan Gunung Api Setinggi 9 Kilometer di Planet Mars

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Giuliano Domenichini
Ilustrasi Planet Mars
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Ilmuwan menemukan gunung api rakasasa di planet Mars dengan ketinggian 9 kilometer setelah luput dari pandangan ilmuwan selama lebih dari 50 tahun.

Penemuan ini diungkapkan dalam Konferensi Sains Bulan dan Planet ke-55, yang diadakan pada 11-15 Maret 2024 di Texas, Amerika Serikat.

Gunung berapi ini memiliki lebar sekitar 280 mil (450 kilometer) dan tinggi lebih dari 29.600 kaki (9.000 meter), dikutip dari Science Alert.

Ilmuwan meyakini bahwa gunung api tersebut telah aktif sejak zaman kuno hingga akhir-akhir ini. Keyakinan tersebut didasari atas ukurannya yang sangat besar dan sejarah modifikasi gunung yang cukup kompleks.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung api ini memiliki kawasan puncak tengah yang ditandai dengan kawasan meninggi dan rata yang disebut mesa, berbentuk busur, serta miring ke bawah.

Di dekat pusat gunung berapi, tampak sisa-sisa kawah gunung berapi yang runtuh dan dulunya merupakan tempat danau lava.

Baca juga: NASA Cari Relawan untuk Simulasi Tinggal di Mars Selama Satu Tahun


Gunung api raksasa yang luput dari radar

Gunung api tersebut dilaporkan telah terkikis sangat dalam, sehingga wujudnya luput dari pantauan radar sebelum ditemukan akhir-akhir ini.

Ilmuwan juga melihat sisa-sisa lapisan es gletser yang terkubur di dekat dasar gunung berapi.

Atas temuan ini, mereka meyakini bahwa gunung berapi tersebut bisa menjadi lokasi utama untuk penelitian astrobiologi dan pencarian tanda-tanda kehidupan alien.

Pemimpin proyek sekaligus ilmuwan planet dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), Institute yang berbasis di NASA, Pascal Lee mengatakan bahwa peneliti pernah menemukan sisa-sisa gletser di sekitar lokasi pada 2023.

Namun, saat itu ilmuwan tidak sadar bahwa mereka sedang berada di dalam gunung api besar yang sudah terkikis parah.

Dalam penelitian tersebut, ilmuwan menemukan, kandungan tinggi mineral di sekitar gunung, dilansir dari Phys.org.

Namun, gunung api raksasa ini belum diketahui secara pasti status keaktifannya, meskipun pernah mengalami letusan di zaman modern.

Baca juga: Mengapa Mars Dijuluki sebagai Planet Merah? Ini Alasannya

Manusia kemungkinan bisa menjelajah gunung api raksasa

Situs gunung api raksasa tersebut kini muncul sebagai lokasi baru yang menarik untuk mempelajari evolusi geologi Mars.

Adanya es gletser di kedalaman dangkal dekat khatulistiwa menunjukkan kemungkinan manusia bisa menjelajahi bagian gunung tersebut.

Pasalnya, kondisi dari sekitar gunung api tidak terlalu dingin, tetapi dapat mengekstraksi air untuk hidrasi, serta membuat bahan bakar roket dengan memecah air menjadi hidrogen dan oksigen.

“Ini benar-benar kombinasi dari berbagai hal yang membuat situs gunung berapi Noctis sangat menarik. Ini adalah gunung berapi kuno dan berumur panjang yang terkikis sangat dalam sehingga manusia dapat mendaki, berkendara, atau terbang melewatinya,” ungkap Lee.

Di masa depan, diharapkan peneliti dapat memeriksa, mengambil sampel, dan menentukan berbagai bagian dalam gunung tersebut untuk keperluan pengetahuan.

Planet Mars juga memiliki sejarah panjang interaksi panas dengan air dan es, yang menjadikannya lokasi utama untuk astrobiologi dan pencarian tanda-tanda kehidupan.

Selain manusia, Lee juga mengungkapkan bahwa kawasan gunung api tersebut juga bisa dijadikan eksplorasi robot.

Baca juga: Peneliti Melacak Kehidupan Purba di Mars dengan Formalin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi