Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Makan Kue Kering Berlebihan, Ketahui Sebelum Lebaran

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ameltha
Ilustrasi kue Lebaran seperti nastar, kastengel, lidah kucing, putri salju. Ini efek makan kue kering terlalu banyak dan jumlah yang aman dikonsumsi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju menjadi sajian di meja tamu saat Lebaran.

Usai shalat Idul Fitri, masyarakat Indonesia punya kebiasaan mengunjungi sanak saudara untuk bersilaturahmi. Biasanya, kue kering tersebut menjadi suguhan bagi tamu yang datang.

Namun, makan kue kering berlebihan secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan.

Lalu, apa saja efek makan kue kering berlebihan saat Lebaran?

Baca juga: Sejarah Kue Kering yang Identik dengan Perayaan Lebaran di Indonesia, Apa Saja Jenisnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Efek makan kue kering

Kue kering Lebaran punya rasa enak ketika dikonsumsi. Namun, kudapan ini tentu tidak boleh dimakan berlebihan. Berikut sejumlah efek samping dari makan kue kering terlalu banyak.

1. Berat badan naik

Dikutip dari Eat This Not That, makanan olahan seperti kue kering kemasan mengandung zat pemanis dengan fruktosa tinggi.

Penelitian membuktikan, konsumsi pemanis fruktosa dalam porsi banyak dapat menimbulkan kenaikan berat badan secara signifikan. Ini bahkan lebih berpengaruh bagi berat badan daripada konsumsi gula meja atau sukrosa.

Oleh karena itu, makan lebih dari satu kue dalam satu waktu atau mengonsumsi beberapa kue sepanjang hari dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.

2. Ketagihan

Orang yang makan banyak kue kering dalam satu waktu akan merasa ingin makan lebih banyak kue tersebut dan lama-kelamaan ketagihan.

Hal ini terjadi karena orang yang makan kue manis dengan kadar gula tinggi akan mengalami peningkatan glukosa dalam darah. Lonjakan gula darah menyebabkan gangguan otak yang membuat orang itu ingin lebih banyak makanan makanan tersebut.

Jika keinginan tersebut tidak dihentikan atau dicegah, seseorang dapat ketagihan makan kue kering dan mengonsumsi gula secara berlebihan.

3. Cepat lapar

Selanjutnya, makan kue kering secara terus menerus justru akan membuat seseorang cepat merasa lapar. Kondisi demikian muncul karena kue yang dikonsumsi rendah serat.

Makanan yang tinggi serat akan membuat perut kenyang lebih lama dan mengurangi keinginan mengemil. Sebaliknya, makanan rendah serat membuat tubuh cepat lapar. Padahal, makan terlalu banyak akan dapat menambah berat badan.

Sementara itu, makanan yang kaya serat juga membantu melawan risiko terkena penyakit jantung dan kanker.

4. Picu masalah kesehatan kronis

Selain itu, mengonsumsi kue kering dalam jumlah banyak setiap hari akan mengganggu kesehatan jangka panjang. Orang yang mengonsumsinya dapat terkena obesitas dan diabetes tipe 2.

Penelitian juga membuktikan, orang yang banyak mengonsumsi gula dari kue kering memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk meninggal akibat penyakit jantung.

5. Merusak kulit

Tak hanya itu, makan kue kering sepanjang hari dapat menimbulkan kerutan pada kulit. Hal itu disebabkan kolagen dan elastin dalam kulit menjadi rusak karena tubuh memiliki kadar gula terlalu tinggi.

Kerusakan pada kolagen dan elastin menyebabkan timbul kerutan dan kulit menjadi kendur.

6. Tingkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Dikutip dari Eating Well, makanan tinggi lemak jenuh seperti kue kering yang dipanggang menyebabkan penumpukan lemak di hati, jantung, dan pembuluh darah.

Akibatnya, orang yang banyak makan kue kering akan berpotensi lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu, makanan tersebut juga memicu diabetes.

7. Turunkan kognitif

Sementara itu, dilansir dari Medical Xpress, makan makanan olahan seperti kue kering dapat menurunkan fungsi kognitif dan memicu penyakit pada otak.

Penelitian menunjukkan, pola makan buruk akibat makanan tinggi lemak dan gula berisiko mengganggu memori otak serta meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia. Kondisi tersebut terutama dialami orang berusia di atas 60 tahun.

Hal ini terjadi karena makanan olahan tersebut rendah serat dan nutrisi, tinggi kadar lemak, gula, dan garam, serta mengandung zat aditif, pengawet, atau pewarna yang tinggi.

Baca juga: Ramai soal Sakit Setelah Lebaran, Apa Penyebabnya?

Jumlah kue kering yang aman dikonsumsi

Efek-efek samping di atas dapat dialami oleh orang yang mengonsumsi kue Lebaran dalam jumlah terlalu banyak. Oleh sebab itu, porsi kue kering yang dimakan harus dibatasi.

Diberitakan Kompas TV, spesialis gizi Amalia Primahastuti mengimbau kue kering hanya boleh dimakan pada jam tertentu.

“Jam makan sebaiknya teratur, termasuk camilan, kita tentukan sesuai dengan munculnya sinyal lapar, misalnya pada jam 10.00 dan 16.00 adalah waktu camilan,” katanya.

Dia juga menyarankan, kue kering Lebaran sebaiknya tidak dimakan dalam waktu berdekatan dengan jam makan utama.

Selain itu, dianjurkan memakan kue kering seperti nastar dan putri salju sejumlah 2-3 potong per hari atau 10-15 gram. Sementara kastengel dapat dikonsumsi 5-7 buah per hari atau setara 20-40 gram. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi