Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kondisi Banjir Pantura, 7 Daerah di Jateng Masih Terendam

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/NUR ZAIDI
Kondisi Alun-alun Demak yang saat ini tergenang air banjir, Selasa (19/3/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutksan, tujuh kota/kabupaten di pantai utara (Pantura) Jawa Tengah masih dilanda banjir per Selasa (19/3/2024) malam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir atau bencana hidrometeorologi basah terjadi di Pantura akibat cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang terjadi di wilayah Jawa Tengah sejak Rabu (13/3/2024).

"Sejumlah wilayah Kabupaten/Kota telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor," ujar Aam melalui keterangan resmi BNPB.

Hingga Selasa (19/3/2024) malam, diketahui wilayah Grobogan, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Jepara, dan Pekalongan masih tergenang banjir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut kondisi terkini banjir yang melanda berbagai wilayah di Pantura Jawa Tengah.

Baca juga: Simak, Ini Pengalihan Lalu Lintas Imbas Banjir di Perbatasan Demak-Kudus


Banjir Grobogan

Banjir di Kabupaten Grobogan terjadi sejak Rabu (13/3/2024) dan belum surut hingga Selasa (19/3/2024). Banjir terjadi akibat banjir kiriman dari hulu Sungai Lusi di wilayah timur.

Banjir berdampak terhadap 113 desa yang berada di 13 kecamatan. Sebanyak 6.746 rumah dan 65 fasilitas pendidikan terendam air. Sementara empat tanggul sungai jebol.

Saat ini, banjir dengan ketinggian kurang lebih antara 10-20 cm masih menggenangi Desa Putat Kecamatan Purwodadi serta Desa Lemah Putih, Karangsari, dan Kronggen Kecamatan Brati.

Banjir juga masih menggenangi area persawahan seluas 26,33 Ha. Sebanyak satu rumah mengalami kerusakan berat dan delapan rumah rusak ringan akibat kejadian ini.

Meski begitu, 667 warga yang mengungsi di fasilitas umum setempat dikabarkan sudah kembali ke rumah masing-masing. Terdapat dua dapur umum yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan warga.

Banjir Pati

Kabupaten Pati juga dilanda bajir sejak Rabu (13/3/2024) dan masih belum surut hingga Selasa (19/3/2024).

Banjir disebabkan hujan dengan intensitas sedang atau tinggi dan cuaca ekstrem melanda Pati. Akibatnya, air sungai di wilayah tersebut meluap.

Sebanyak 36 desa di sembilan kecamatan terdampak bencana ini. Per Senin (18/3/2024) sore, genangan air setinggi 20-70 cm masih melanda delapan kecamatan yakni Gabus, Kayen, Juwana, Jakenan, Sukolilo, Tambakromo, Pati, dan Dukuhseti.

Luapan air sungai merendam 6.164 rumah, 114 fasilitas umum, dan 7.071 Ha lahan. Diperkirakan bencana ini mengakibatkan kerugian sebesar Rp 5,5 miliar.

Banjir juga membuat 19.483 warga terdampak bencana. Sebanyak 451 jiwa bahkan terpaksa mengungsi dari rumahnya. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati berupaya memberikan logistik bagi warga terdampak. Namun, pendistribusiannya cukup terhambat akibat kondisi di lapangan.

Baca juga: Daftar Kabupaten/Kota di Jateng yang Dilanda Banjir akibat Bibit Siklon Tropis

Banjir Kudus

Banjir melanda Kabupaten Kudus sejak Rabu (13/3/2024) dan belum surut sampai Selasa (19/3/2024).

Air menggenang pada ketinggian sekitar 10-60 cm. Bencana itu terjadi setelah hujan deras disertai angin kencang melanda pada Senin (11/3/2024).

Sebanyak 31 desa di lima kecamatan terdampak bencana ini. Air juga menggenangi lahan sawah seluas 2.295,64 Ha.

Sebanyak 2.538 warga masih mengungsi di 26 titik pengungsian. Sayangnya, banjir menyebabkan total tujuh warga Kudus meninggal dunia.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Kudus, Munaji mengungkapkan, ketujuh korban dilaporkan meninggal per Senin (18/3/2024).

“Tenggelam enam dan keseterum saat banjir satu,” kata Munaji dalam rilis resminya.

Untuk membantu para warga, BNPB turut memberikan bantuan dana siap pakai sejumlah 250 juta rupiah dan dukungan logistik berupa sembako, makanan, peralatan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Banjir Demak

Kabupaten Demak mengalami banjir sejak Rabu (13/3/2024) dan belum surut sampai Selasa (19/3/2024).

Bencana terjadi akibat curah hujan tinggi membuat debit air sungai meningkat dan membuat tanggul Sungai Wulan di Kecamatan Karanganyar jebol. Akibatnya, permukiman warga terendam banjir dengan ketinggian 10-100 cm.

Hingga kini, total 90 desa di 11 kecamatan terdampak banjir ini. Air menggenangi 133 tempat ibadah, 4.541 Ha lahan, tiga pasar, 14 fasilitas kesehata, 149 tempat pendidikan, dan 13 unit kantor.

Sebanyak 22.129 warga masih mengungsi akibat bencana tersebut. Per Selasa, banjir masih menggenang dengan ketinggian 60 cm.

Untuk membantu warga, BNPB melakukan evakuasi dan penyedotan it bnjit. Warga mendapatkan bantuan berupa dapur umum, toilet portabel, hydrant umum, dan layanan kesehatan.

Baca juga: Fenomena Squall Line Disebut Memicu Banjir di Semarang, Ini Faktanya

Banjir Semarang

Banjir terjadi di Kota Semarang sejak Rabu (13/3/2024) malam hingga Selasa (19/3/2024).

Saat ini, air setinggi 5-30 cm masih menggenang di sejumlah wilayah seperti Tambaksari, Genuksari, Gebangsari, Muktiharjo Lor, Terboyo Kulon, dan Trimulyo.

Sebanyak 110 warga mengungsi di masjid, mushala, dan rumah-rumah warga yang aman. Pemerintah Kota Semarang juga mendirikan posko darurat bencana di Balaikota Semarang dan dapur umum.

Untuk menurunkan debit air, 2ebanyak lima unit pompa dikerahkan di Kelurahan Genuksari, Tanjungsari, dan Trimulyo Genuk.

Banjir Jepara

Banjir melanda Jepara sejak Kamis (14/3/2024) hingga Selasa (19/3/2024) belum surut. Bencana ini terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang dan lebat menaikkan debit air sungai.

Hingga Selasa siang, air masih menggenangi 25 desa di delapan kecamatan dengan ketinggian 10-80 cm. Air merendam 1.696 Ha sawah, tiga fasilitas pendidikan, dan lima tempat ibadah.

Saat ini, 44 pengungwi telah kembali ke rumah masing-masing. Namun, posko bantuan, dapur umum, dan layanan kesehatan masih didirikan.

Baca juga: Beberapa Daerah di Jateng Banjir, BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem sampai Pekan Depan

Banjir Pekalongan

Banjir menggenangi Kota Pekalongan sejak Kamis (14/3/2024) hingga Selasa (19/3/2024) belum surut. Bencana itu terjadi setelah bangunan penampungan air mengalami kerusakan dan jebol karena debit air tinggi.

Peristiwa ini mengakibatkan dua warga yakni ibu dan anak meninggal dunia karena hanyut beserta rumahnya pada Rabu (13/3) pukul 19.00 WIB.

Selain korban jiwa, sebanyak 10 orang warga juga dilaporkan mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan intensif dari petugas fasilitas kesehatan.

Hingga Selasa (19/3/2024), banjir masih menggenang dengan ketinggian rata-rata 10-20 cm. Banjir membuat total 327 warga mengungsi.

Banjir menyebabkan 50 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, dua rumah hanyut, dua sarana ibadah rusak, dan satu jembatan rusak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi