Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Gorengan Tiap Hari Saat Buka Puasa, Apa Efeknya?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Agus Mujianto
Ilustrasi makan gorengan saat buka puasa. Efek makan gorengan setiap hari saat buka puasa.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Menyantap gorengan bak menjadi tradisi muslim Indonesia saat berbuka puasa.

Selain jajanan manis, aneka gorengan seperti tempe mendoan, bakwan, cireng, dan risol mayo juga sering disajikan sebagai takjil selama Ramadhan.

Meski nikmat, konsumsi gorengan setiap hari saat berbuka dikhawatirkan bisa memicu masalah kesehatan.

Belum lagi, makanan ringan ini biasanya lebih dulu disantap dibandingkan makanan berat seperti nasi dan lauk-pauk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, seperti apa efek makan gorengan setiap hari saat buka puasa?

Baca juga: Bau Mulut Saat Puasa Tanda Tubuh Tengah Bakar Lemak, Bisa Bantu Turunkan Berat Badan


Efek makan gorengan setiap hari saat buka puasa

Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, tak masalah untuk mengonsumsi gorengan setiap hari saat buka puasa.

Namun, dia mengingatkan, masyarakat harus memperhatikan jumlah gorengan yang dimakan agar tidak mengalami masalah kesehatan.

"Kontribusi gorengan yang dikonsumsi secara wajar tentu tidak akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik bagi kesehatan," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Ali menjelaskan, dalam memahami gizi, pada prinsipnya sesuatu yang dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan dampak kurang sehat bagi tubuh.

Oleh karena itu, umat Islam yang berpuasa sebenarnya bisa mengonsumsi gorengan bersama takjil lainnya setiap hari saat berbuka, sebelum melaksanakan shalat Maghrib.

Barulah setelah shalat, bisa menyegerakan menyantap makanan berat bergizi seimbang yang terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan buah.

Menurut Ali, kekhawatiran muncul saat orang mulai sering mengonsumsi gorengan terlalu banyak saat berbuka hingga tak lagi bernafsu untuk makan makanan berat.

Alhasil, konsumsi makanan lengkap yang seharusnya menjadi kontributor utama untuk memenuhi gizi justru berkurang.

"Orangnya sudah kenyang duluan sebelum dia makan. Itu yang membuat asupan gizi tidak seimbang ketika seseorang lebih cenderung mengurangi porsi makan besarnya tetapi gorengannya berlebihan," terang Ali.

Dia melanjutkan, satu hingga dua buah gorengan masih relatif aman dimakan dan tidak mengurangi selera untuk mengonsumsi makanan lengkap.

"Lebih dari itu ada kemungkinan perut merasa kenyang duluan, sehingga mengurangi selera makan lengkap," imbuhnya.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Minum Obat Kolesterol Statin Saat Puasa Ramadhan?

Bahaya makan gorengan terlalu banyak

Konsumsi gorengan dalam jumlah banyak setiap hari saat berbuka bukan hanya mengurangi asupan gizi yang seharusnya dipenuhi oleh tubuh.

Makan gorengan berlebihan juga akan meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, diabetes, hingga obesitas.

Berikut potensi bahaya makan gorengan terlalu banyak saat berbuka puasa, seperti dikutip Kementerian Kesehatan:

1. Kelebihan berat badan

Makanan yang digoreng menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi.

Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Selain itu, kandungan lemak trans dalam gorengan pun memainkan peran penting dalam penambahan berat badan.

Lemak ini diketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang berpotensi meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

2. Risiko penyakit kardiovaskular

Bahaya makan gorengan yang telah banyak diteliti adalah meningkatnya risiko penyakit jantung.

Efek samping tersebut dikarenakan gorengan memicu obesitas, salah satu faktor risiko penyakit jantung.

Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

Peningkatan kolesterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

Baca juga: Keluar Darah Haid Jelang Buka Puasa Ramadhan, Apakah Wajib Mengganti Puasa?

3. Risiko diabetes tipe 2

Gorengan yang menjadi sajian makanan berbuka puasa sering kali dilapisi tepung yang tinggi kalori, karbohidrat sederhana, serta lemak tidak sehat.

Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Bahkan, wanita yang memiliki kebiasaan makan gorengan sebelum hamil berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional selama hamil.

4. Risiko kanker

Bahaya makan gorengan berlebihan yang tidak boleh diremehkan selanjutnya adalah peningkatan risiko kanker.

Efek ini disebabkan zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.

Jika terlalu banyak dan sering dikonsumsi, termasuk saat berbuka puasa, zat ini diduga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium.

Selain itu, lemak trans pada makanan yang digoreng pun berpotensi meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung peradangan dalam tubuh, salah satu faktor risiko kanker.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi