Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langit Pulau Jawa Disebut Cerah Tanpa Awan, Apakah Sudah Mulai Musim Kemarau?

Baca di App
Lihat Foto
X/@zakiberkata
Tangkapan layar foto pulau Jawa terekam cerah tanpa awan
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Unggahan foto yang menampilkan langit Pulau Jawa terekam bersih tanpa awan, ramai dibicarakan di media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun X (Twitter) ini pada Selasa (19/3/2024) pukul 16.22 WIB.

Dalam foto tersebut, tampak citra satelit yang menunjukkan tak ada awan di atas langit Pulau Jawa.

“Langit bersih seharian ini,” tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Rabu (20/3/2024), unggahan tersebut telah mencapai penayangan lebih dari 1 juta kali, disukai lebih dari 20.000 akun, dan dibagikan lebih dari 3.900 kali.

Lantas, apakah hal ini menandakan sudah memasuki musim kemarau?

Baca juga: Pulau Jawa Disebut Hilang Tertutup Awan karena Siklon, Sampai Kapan?


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyoroti keabsahan data tersebut karena tidak mencantumkan sumber data.

Pasalnya, data itu hanya mencantumkan waktu dan tanggal dari pengambilan citra satelit.

Namun demikian, Guswanto menuturkan, berdasarkan data dari BMKG, pada Selasa (19/3/2024) pukul 14.00 WIB, daerah pulau Jawa memang rata-rata tidak terekam awan hujan.

Adapun daerah yang diliputi awan dengan potensi hujan ringan, hanya berada di daerah sekitar Semarang, Jawa Tengah.

Terkait awal musim kemarau, Guswanto mengatakan bahwa pada Maret hingga April 2024 merupakan musim pancaroba, yaitu masa ketika musim hujan mulai berkurang dan musim kemarau dimulai.

“Cuaca pekan lalu sering hujan akibat adanya beberapa fenomena, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), adanya bibit siklon tropis, dan adanya daerah konvergensi antar tropik,” kata Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Menurutnya, Fenomena MJO yang masuk ke Indonesia melalui barat terjadi sejak Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Muncul Fenomena Equinox pada 21 Maret, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Sebagai informasi, fenomena MJO adalah aktivitas intra-seasonal yang terjadi di wilayah tropis dan dapat dikenali dari adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia menuju Samudera Pasifik.

Selain itu, adanya bibit siklon tropis di wilayah selatan Indonesia juga membuat curah hujan menjadi tinggi.

“Ditambah lagi, ada daerah konvergensi antar tropik yang bergerak dari belahan Bumi selatan menuju belahan Bumi utara dan berada di atas Pulau Jawa,” tutur Guswanto.

Pada Kamis (21/3/2024), fenomena Madden Julian Oscillation sudah hilang dan masuk ke fase enam, yang berada di wilayah Samudera Pasifik barat.

Nantinya, fenomena MJO akan masuk lagi ke wilayah Indonesia sekitar Senin (1/4/2024), dengan intensitas yang tidak terlalu kuat dan hanya menimbulkan hujan ringan hingga sedang.

Lebih lanjut, daerah konvergensi antar tropik juga saat ini sudah berada di daerah khatulistiwa.

“Cuaca cerah di Indonesia diprediksi akan berlangsung dari Rabu (20/3/2024) hingga Minggu (31/3/2024),” katanya.

Baca juga: Muncul Fenomena Awan Berputar di Langit Bali, Warganet Kaitkan dengan Tornado

Prediksi musim kemarau di Indonesia

Kendati demikian, Guswanto menuturkan bahwa musim kemarau di Indonesia tidak berlangsung begitu saja, tetapi akan dimulai secara bertahap.

Pada Maret 2024, musim kemarau sudah dimulai, meski hanya terjadi di 10 zom atau hanya 1 persen wilayah Indonesia.

Lalu, pada April 2024, daerah yang mengalami musim kemarau akan naik sebanyak 13 persen menjadi 100 zom.

Daerah yang mengalami kemarau akan bertambah 19 persen menjadi 233 zom pada Mei 2024.

"Jadi kemarau di Indonesia akan terjadi secara bertahap dan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2024," ujar Guswanto.

Pada Juli-Agustus 2024, daerah yang terjadi kemarau diprediksi sebanyak 77 persen dari wilayah Indonesia yang terdiri dari 534 zom.

Baca juga: Satelit NASA Memotret Fenomena Awan Berlubang di Langit Meksiko, Fenomena Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi