Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Suara PPP Turun dan Tak Lolos Parlemen meski Ada Sandiaga Uno?

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Andhi Dwi
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno di Sidoarjo, Kamis (8/2/2024).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pemilu 2024 pada Rabu (20/3/2024) malam.

Dalam penetapan tersebut, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memperoleh 5.878.777 suara atau 3,87 persen.

Dengan hasil tersebut, PPP dinyatakan tak lolos karena tidak memenuhi ambang batas parlemen.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik yang dinyatakan lolos ke parlemen minimal mendapatkan 4 persen suara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil buruk ini sekaligus mencoreng catatan apik PPP yang selalu berhasil lolos parlemen.

Lantas, apa yang menyebabkan suara PPP anjlok?

Baca juga: PPP Gagal ke Senayan untuk Kali Pertama, Bakal Gugat Hasil Pileg 2024 ke MK


Penjelasan ahli

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli mengatakan, perolehan suara PPP sebagai partai Islam yang telah lama dibentuk, merupakan hasil yang miris.

Kendati demikian, ia menyebutkan bahwa suara PPP terus menurun pada setiap pemilu dan mencapai puncaknya pada Pemilu 2024.

Menurutnya, ada berbagai penyebab PPP memperoleh suara yang rendah dan tidak masuk parlemen.

“Salah satu penyebabnya adalah karena konflik dari internal tubuh PPP,” ujar Lili saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/3/2024).

Sejauh yang tercatat, PPP telah mengalami tiga kali konflik internal, yaitu pada 1979 antara John Naro dan fraksi NU di PPP, pada 2014 antara Suryadharma Ali, Romahurmuziy, dan Djan Faridz, serta konflik terbaru pada 2022 saat Suharso Monoarfa dicopot dari Ketua Umum PPP.

Akibat banyaknya konflik internal, basis pendukung PPP banyak yang keluar dan membentuk partai baru atau berpindah ke partai lain.

Merosotnya suara PPP juga disebabkan oleh minimnya  ikon partai yg memiliki basis massa kuat.

“Selain itu, menurut saya pilihan koalisi yang salah, di mana para pendukungnya cenderung ke 01 membuat perolehan suaranya tidak naik,” kata Lili.

Baca juga: Daftar Lengkap Perolehan Suara Partai Politik Pemilu 2024, PPP dan PSI Gagal Lolos Senayan

Figur Sandiaga Uno tidak membantu

Ia menuturkan, kehadiran Sandiaga Uno di PPP juga tidak memberikan insentif suara kepada partai.

Menurutnya, kondisi seperti ini bisa disebabkan karena Sandiaga Baru bergabung dengan PPP belum genap setahun, yaitu pada Juni 2023.

Waktu yang relatif singkat ini tidak cukup untuk berkonsolidasi antara dirinya dengan anggota partai atau basis pendukung PPP.

“Tidak hanya karena kurangnya waktu, faktor lain yang menyebabkan gagalnya Sandiaga Uno mengangkat elektabilitas PPP bisa disebabkan karena sosoknya yang tidak mengakar di basis umat Islam,” ucapnya.

Lili menegaskan, PPP perlu perbaikan terkait dengan konsolidasi partai, kepemimpinan, dan pengkaderan partai.

Jika tidak segera dilakukan, bukan tidak mungkin PPP akan tidak dapat bangkit dan tidak memiliki representasi di parlemen.

“Kalau tidak berbenah, bahkan nasibnya bisa tragis dengan ditinggalkan oleh elit dan kadernya,” tegas Lili.

Baca juga: Hasil Real Count Pileg Data 55.95 Persen: Posisi PDI-P Masih Teratas, PPP Berpeluang Lolos ke Senayan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi