Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut Samudra Atlantik Akan Hilang, Ini Penyebabnya

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org/ USGS
Perspektif pemandangan dasar laut Samudra Atlantik dan Laut Karibia. Dasar laut ungu di tengah pemandangan adalah parit Puerto Rico, bagian terdalam dari Samudra Atlantik dan Laut Karibia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Penelitian yang dirilis dalam Jurnal Geology menyebutkan, Samudra Atlantik mempunyai kemungkinan hilang di masa depan.

Studi yang dipublikasikan pada Selasa (13/2/2024) dengan judul "Gibraltar subduction zone is invading the Atlantic" menunjukkan bahwa zona subduksi berpotensi melenyapkan samudra tersebut, dikutip dari Unilad.

Sebagai informasi, zona subduksi merupakan proses ketika dua lempeng, baik antarlempeng benua maupun samudra saling bertumbukan.

Nantinya, lempeng yang lebih tebal akan menujam ke bawah lempeng yang lebih tipis, dikutip dari Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua lempeng tersebut, lempeng Afrika dan lempeng Eurasia, ditemukan di bawah Selat Gibraltar, antara Maroko dan Spanyol.

Ketua tim peneliti sekaligus profesor tektonik di Fakultas Sains Universitas Lisbon, Portugal, Joao Duarte mengatakan, proses subduksi tersebut saat ini terjadi dengan sangat-sangat lambat.

Ilmuwan memprediksi, hilangnya Samudra Atlantik akan membutuhkan waktu sekitar 20 juta tahun lagi.

Namun, Duarte dan rekan-rekannya telah memperingatkan, apabila “zona subduksi baru” terbentuk, maka zona tersebut dapat menelan seluruh lautan.

Baca juga: Misteri Suara Dentuman Berirama dari Kapal Selam Titan yang Tenggelam di Samudra Atlantik


Prakiraan pembentukan subduksi

Meskipun akan terjadi dalam waktu yang sangat lama, namun tim dari Duarte menggunakan pemodelan komputer untuk mensimulasikan kehidupan zona subduksi dan mengantisipasi perkembangannya di masa depan.

Berdasarkan hasil penilaian teknologi, saat lempeng Afrika telah sepenuhnya menunjam ke bawah lempeng Eurasia, zona tersebut akan mulai bergerak ke arah barat.

Hal ini akan menyebabkan lahirnya sistem subduksi Atlantik baru yang diberi nama “Cincin Api”, dilansir dari News18.

“Zona subduksi inilah yang menyebabkan lautan menutup, dengan menarik dasar laut kembali ke dalam mantel, sehingga menyatukan benua-benua,” ungkap Duarte.

Saat ini, zona subduksi di bawah Selat Gibraltar memiliki panjang sekitar 201 kilometer. Namun, di masa yang akan datang, panjangnya dapat bertambah hingga sekitar 804 kilometer.

Baca juga: Cerita Pria Bertahan Hidup Saat Terombang-ambing 35 Jam di Samudra Atlantik

Mengenal Samudra Atlantik

Samudra Atlantik merupakan perairan yang menutupi seperlima permukaan Bumi dan memisahkan benua Eropa dan Afrika di bagian timur, dan Amerika Utara dan Selatan di bagian barat, dikutip dari Britannica.

Nama Atlantik berasal dari mitologi Yunani, yang berarti “Laut Atlas.” Karena memisahkan empat benua, Samudra Atlantik menjadi samudra terluas kedua di dunia setelah Samudra Pasifik.

Samudra Atlantik secara umum memiliki bentuk S dan memanjang dari belahan bumi utara ke selatan.

Bentuk geografisnya ini membuat Atlantik dikenal dengan dua wilayah, yaitu Atlantik Utara dan Selatan.

Luas wilayah Atlantik tanpa laut yang diperkirakan sekitar 31,568 juta mil persegi atau 81,760 juta kilometer persegi.

Jenis samudra ini memiliki kedalaman rata-rata 11.962 kaki atau 3.646 meter dengan kedalaman maksimal mencapai 27.493 kaki atau 8.380 meter.

Zona terdalam dari Samudra Atlantik berada di di Palung Puerto Riko yang terlentak antara lepas pantai Puerto Riko dan ujung selatan Florida, Amerika Serikat.

Meskipun bukan lautan terluas di dunia, Samudra Atlantik merupakan lautan dengan wilayah drainase terluas.

Benua-benua di kedua sisi Atlantik cenderung miring ke arahnya, sehingga benua tersebut menerima air dari sebagian besar sungai-sungai besar di dunia.

Adapun sungai-sungai yang mengalir menuju Atlantik antara lain sungai St. Lawrence, Mississippi , Orinoco, Amazon, Río de la Plata, Kongo, Niger, Loire, Rhine, Elbe, dan sungai-sungai besar yang mengalir ke laut Mediterania dan Baltik.

Baca juga: Meledak di Samudra Atlantik, Ini Sederet Kontroversi dan Masalah Kapal Selam Wisata Titanic

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi