Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA/Altas Maulana
Erupsi Gunung Marapi setinggi 1.000 meter. Letusan ini menjadi yang pertama di ramadhan tahun ini setelah sebelumnya aktivitas gunung itu sempat menurun dalam lima hari terakhir, Kamis (14/3/2024).
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi pada Rabu (27/3/2024).

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi Ahmad Rifandi menyebutkan, letusan yang terjadi Rabu pukul 00.13 WIB menyebabkan kolom abu setinggi 1.500 meter di atas puncak, atau 4.391 meter di atas permukaan laut.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat," ujar Ahmad dikutip dari Antara, Rabu (27/3/2024).

Berdasarkan rekaman seismograf, erupsi Gunung Marapi terjadi selama 1 menit 45 detik dengan amplitudo maksimum 38,7 milimeter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek)," jelas Ahmad.

Terpisah, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi, Nugraha Kartasasmita, mengatakan bahwa letusan Gunung Marapi masih berlanjut, hingga Kamis (28/3/2024).

Letusan pada hari kedua terjadi pukul 03.20 WIB atau menjelang sahur waktu setempat.

"Kemarin sebetulnya itu ada terjadi erupsi sampai empat kali yang terakhir malem pukul 21.57 WIB," jelas Nugraha kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2024).

Baca juga: Warganet Sebut Gunung Marapi Tiba-tiba Meletus Minggu Sore, Ini Penjelasan PVMBG

Tipe Erupsi Gunung Marapi Maret 2024

Nugraha menjelaskan, jenis erupsi Gunung Marapi pada kemarin dan hari ini berbeda dengan letusan saat Desember 2023.

Erupsi Gunung Marapi pada Maret 2024 merupakan letusan strombolian. Jenis letusan ini tidak begitu kuat, terjadi secara terus-menerus, dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Nugraha menerangkan bahwa erupsi Gunung Marapi dua hari ini menyebabkan lontaran batu pijar.

Kondisi tersebut berbeda dengan letusan Gunung Marapi pada Desember 2023 yang termasuk erupsi freatik.

"Erupsi yang sekarang itu karena membara. Artinya, material magmanya sudah keluar kalau Desember 2023 yang dikeluarkan batuan lama yang dilontarkan kalau sekarang adalah langsung dari magma," ungkap Nugraha.

Baca juga: Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba Tanpa Didahului Aktivitas Vulkanik, Ini Penjelasan PVMBG

Radius aman 4,5 kilometer

Nugraha menyatakan, pihaknya sudah menetapkan radius aman dari puncak Gunung Marapi sejauh 4,5 kilometer.

Radius tersebut ditetapkan supaya tidak ada korban yang terkena lontaran batu pijar erupsi gunung tersebut.

Di sisi lain, Nugraha mengatakan bahwa erupsi Gunung Marapi menyebabkan abu vulkanik mengarah ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Kabupaten Padang Pariaman ditutup sementara, pada Kamis pukul 10.00-12.00 WIB.

Ia menambahkan, belum ada laporan soal wilayah yang terdampak abu vulkanik Gunung Marapi, namun arah angin saat ini mengarah ke tenggara.

"Kalau abu vulkanik 'kan bisa terbang ke mana saja tergantung arah dan kecepatan angin," imbuh Nugraha.

Baca juga: Penjelasan PVMBG soal Cahaya Oranye yang Terlihat di Gunung Marapi pada Rabu Malam

Imbauan PVMBG

PVMBG mengeluarkan beberapa imbauan kepada masyarakat usai Gunung Marapi meletus.

Dilansir dari laman PVMBG, badan ini meminta masyarakat agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.

Selain itu, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

"Masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata PVMBG.

"Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," tambah badan tersebut.

Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya juga diminta memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Marapi melalui aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia di www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id, dan media sosial PVMBG.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi