Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/TRUNG NGUYEN
Ilustrasi pengantin yang baru menikah.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Pemerintah mewajibkan calon pengantin untuk mengikuti bimbingan perkawinan (bimwin) mulai akhir Juli 2024.

Kasubdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Agus Suryo Suripto menyampaikan, kebijakan baru itu diatur dalam Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor 2 Tahun 2024 tentang Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin.

Suryo menjelaskan, pihaknya memerlukan waktu enam bulan untuk menyosialisasikan aturan calon pengantin wajib mengikuti bimbingan perkawinan hingga akhir Juli 2024.

"Dengan melibatkan kepala KUA, penghulu, dan penyuluh dalam kegiatan SAPA KUA," ujar Suryo dikutip dari laman Kemenag, Kamis (28/3/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryo menyampaikan, setelah masa sosialisasi berakhir, calon pengantin yang tidak mengikuti bimbingan perkawinan tidak dapat mencetak buku nikah.

Dokumen tersebut baru diberikan jika calon pengantin sudah mengikuti bimbingan perkawinan.

Baca juga: Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat pada 9 April 2024, Kapan Prediksi Idul Fitri 1445 H?


Alasan calon pengantin wajib mengikuti bimbingan perkawinan

Suryo menilai, aturan soal calon pengantin mengikuti bimbingan perkawinan penting untuk ketahanan keluarga di Indonesia.

"Tujuan kami adalah meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, jangan ragu menyampaikan pada calon pengantin bahwa mengikuti Bimwin adalah kewajiban," jelas Suryo.

Di sisi lain, Suryo menyampaikan bahwa aturan tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengurangi angka stunting.

"Bimwin akan menjadi kewajiban tanpa pengecualian bagi calon pengantin. Hal ini merupakan salah satu upaya menurunkan stunting dan meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata dia.

Baca juga: Daftar Lembaga Amil Zakat di Tiap Provinsi Indonesia yang Berizin Kemenag

Alasan bimbingan perkawinan bisa cegah stunting

Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa bimbingan perkawinan bisa mencegah stunting karena calon pengantin akan mendapat beberapa pelajaran.

Hal tersebut dikatakan Kamarudin dalam Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag di Semarang pada Selasa (6/2/2024).

"Hasil riset kita, ada korelasi positif antara bimwin dan ketahanan keluarga. Karenanya, kami sudah terbitkan edaran kepada seluruh KUA bahwa seluruh calon pengantin harus ikut Bimwin," jelasnya dikutip dari laman Kemenag.

Ketika calon pengantin mengikuti bimbingan perkawinan, mereka akan dibekali wawasan seputar menjadi ibu/istri dan bapak/suami, cara mendidik anak, masalah kesehatan, dan ketahanan keuangan keluarga.

Terpisah, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan pada Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami mengatakan, melalui bimbingan perkawinan Kemenag bisa memberikan pemahaman soal dunia pernikahan dan keluarga, termasuk mempersiapkan kehamilan.

Masalah stunting, lanjut Amich, menjadi isu nasional dan krusial karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang memuncak pada 2026 hingga 2033.

"Remaja perlu tahu betapa penting masa kehamilan dan 1.000 hari kehidupan pertama bayi. Sebab, itu menjadi titik tolak masa kembang anak," jelasnya.

Baca juga: Meski Jadi Provinsi dengan Keluarga Paling Bahagia di Indonesia, Angka Stunting di Aceh Masih Tinggi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi