Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diklaim Bermanfaat, Ini Dampak Negatif Makan Daging dan Sirip Hiu

Baca di App
Lihat Foto
Dani J
Ilustrasi sirip hiu. Efek samping daging dan sirip hiu.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kuliner daging dan sirip hiu di sejumlah negara selama ini diklaim bermanfaat untuk manusia.

Banyak orang percaya, konsumsi ikan predator ini memberikan khasiat berupa menghaluskan kulit, menambah energi, serta meningkatkan kemampuan seksual.

Dilansir dari Kompas.com (26/1/2017), makan daging dan sirip hiu juga dipercaya mampu mencegah penyakit hati dan mengurangi kolesterol.

Klaim khasiat tersebut membuat permintaan akan hiu masih tinggi, yang kian menggencarkan perburuan, bahkan hanya untuk diambil siripnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padahal, fakta menyebutkan bahwa makan ikan hiu membawa dampak buruk bagi manusia, baik terhadap kesehatan maupun ekosistem laut.

Lantas, apa saja efek samping makan daging dan sirip hiu?

Baca juga: Ciri Ikan Mengandung Merkuri, Cek untuk Hindari Masalah Kesehatan


Efek samping daging dan sirip hiu

Ikan merupakan sumber protein dan asam lemak omega 3 yang sangat baik serta bermanfaat untuk menunjang kinerja tubuh agar tetap sehat.

Sayangnya, beberapa spesies harus dibatasi karena kadar merkurinya yang lebih tinggi dari jenis ikan lain.

Hiu sendiri masuk dalam daftar ikan dengan potensi cemaran merkuri tinggi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Berikut efek samping makan daging dan sirip hiu:

Baca juga: Bukan Salmon, Ini 4 Ikan Paling Sehat untuk Dimakan

1. Cemaran metilmerkuri

Dikutip dari Healthline, merkuri memiliki tiga bentuk, yakni organik, anorganik, serta unsur atau logam.

Metilmerkuri adalah bentuk merkuri organik yang sangat beracun bagi manusia. Logam ini dapat berubah menjadi cair pada suhu kamar, dan seiring waktu dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, ikan, atau hewan pemakan ikan lain.

Merkuri dilepaskan ke udara seiring kondisi lingkungan tertentu, termasuk letusan gunung berapi, kebakaran hutan, atau aktivitas manusia seperti pembakaran batu bara, minyak, dan kayu.

Setelah mencapai udara, merkuri akan mengendap di darat dan air, tempat bakteri dan mikroorganisme lainnya mengubah logam ini menjadi metilmerkuri.

Baca juga: 7 Manfaat Minyak Ikan untuk Orang Dewasa, Salah Satunya Kurangi Tekanan Darah

Selanjutnya, ikan dan makhluk lain di dalam air secara tidak sadar akan menyerap bentuk organik tersebut.

Sedikit kandungan merkuri pada ikan mungkin tidak akan menimbulkan masalah kesehatan.
Namun, konsumsi ikan tinggi merkuri seperti hiu cukup untuk menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat manusia.

Departemen Kesehatan Victoria, Australia menyampaikan, dampak kesehatan dari paparan merkuri bergantung pada jumlah dan bentuk merkuri, durasi paparan, serta usia.

Kelebihan metilmerkuri karena makan daging dan sirip hiu bisa memengaruhi saraf, terutama pada janin, bayi, dan anak-anak.

Kondisi itu sangat merugikan seiring dengan berkembangnya otak dan sistem saraf di usia tersebut.

Baca juga: 4 Manfaat Minyak Ikan untuk Anak, Bisa Bantu Tingkatkan IQ

Sementara itu, makan ikan hiu yang mengandung metilmerkuri tinggi pun berpotensi memicu keracunan yang menyebabkan gangguan pada:

  • Penglihatan tepi
  • Sensasi tak mengenakkan, terutama pada tangan, kaki, dan mulut
  • Koordinasi gerak dan berjalan
  • Ucapan dan pendengaran
  • Kekuatan otot.

Dampak keracunan merkuri juga bisa berupa kebutaan, kerontokan rambut, gigi, dan kuku, kulit mengelupas, hingga gagal ginjal.

Sayangnya, salah satu cara paling umum memasukkan merkuri dalam tubuh adalah dengan mengonsumsi ikan dan makanan laut, terutama hiu, todak, dan tuna berukuran besar.

Baca juga: Daftar Ikan Laut Tinggi Merkuri, Perlu Dihindari untuk Cegah Penyakit

2. Keracunan timbal

Bukan hanya metilmerkuri, daging dan sirip hiu juga berpotensi mengandung timbal, logam berat beracun yang memicu efek keracunan jika dikonsumsi.

Dilansir dari laman Keiko Conservation, keracunan timbal mengundang berbagai gejala, tergantung jenis, kadar, dan faktor lain dalam individu.

Kendati demikian, logam berat termasuk timbal umumnya menciptakan radikal reaktif yang merusak struktur sel, termasuk DNA dan membran sel.

Timbal juga mengganggu enzim yang membantu sintesis vitamin D serta mengganggu enzim yang menjaga keutuhan membran sel.

Mengganggu keutuhan membran, sel darah merah yang rusak pun menjadi lebih rapuh, sehingga menyebabkan terjadinya anemia.

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Ini 3 Jenis Ikan yang Berpotensi Menambah Berat Badan

Di sisi lain, pada otak, keracunan timbal menyebabkan hilangnya selubung saraf, pengurangan jumlah saraf, mengganggu transmisi, hingga pertumbuhan saraf.

Berikut tanda-tanda keracunan timbal akibat konsumsi ikan hiu, seperti dikutip laman WebMD:

  • Nyeri sendi dan otot
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Tekanan darah tinggi
  • Kesulitan memperhatikan
  • Masalah memori
  • Perubahan suasana hati
  • Jumlah sperma rendah atau sperma tidak normal
  • Keguguran, lahir mati, atau kelahiran prematur.

Jika sedang hamil, konsumsi ikan hiu yang mengandung timbal juga bisa memengaruhi kesehatan anak, termasuk otak, ginjal, dan sistem sarafnya.

Baca juga: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

3. Bau urea

Alasan lain untuk memikirkan kembali sebelum menyantap daging dan sirip hiu adalah tingginya kadar urea yang dikeluarkan dari kulit hewan ini.

Urea adalah limbah nitrogen utama dari ikan laut. Zat ini mengandung nitrogen tidak beracun guna mencegah ikan mengering di air asin, yang juga dikeluarkan manusia melalui urine.

Setelah hiu dibunuh dan dikeluarkan dari air, akan terjadi pembusukan yang menguraikan urea dalam ikan hiu menjadi amonia.

Akibatnya, daging hiu akan cenderung berbau seperti amonia, bau tajam yang khas mirip air kencing manusia.

Baca juga: 5 Jenis Ikan Terbaik Pilihan Ahli untuk Menyehatkan Otak, Apa Saja?

4. Rusak ekosistem laut

Efek samping makan daging dan sirip hiu tidak hanya dirasakan kesehatan dalam jangka panjang, tetapi juga keberlangsungan ekosistem di bawah permukaan laut.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/1/2024), hiu secara tidak langsung ikut menjaga keseimbangan jaring makanan.

Sebagai predator puncak, hiu berperan penting dalam ekosistem dengan menjaga spesies di bawahnya tetap berada dalam rantai makanan. Kondisi ini menjadi indikator kesehatan.

Dengan menghilangkan hewan yang lemah dan sakit, hiu menjaga habitat padang lamun dan terumbu karang.

Jika hiu menghilang dari ekosistem terumbu karang, jumlah ikan predator sedang seperti kerapu akan bertambah dan memangsa herbivora.

Saat jumlah herbivora berkurang, makroalga akan berkembang dan karang tidak dapat lagi bersaing.

Imbasnya, ekosistem menjadi didominasi oleh alga yang dapat memengaruhi kelangsungan sistem terumbu di bawah laut.

Baca juga: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi