Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia, Berikut Profil Sastrawan "Arjuna Pencari Cinta" Yudhistira Massardi

Baca di App
Lihat Foto
Sastrawan Yudhistira Massardi.
Sastrawan Yudhistira Massardi [Instagram/yudhistiramassardi_].
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sastrawan Indonesia, Yudhistira Massardi meninggal dunia pada Selasa (2/4/2024) malam di RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kabar duka tersebut disampaikan salah satu anaknya, Kafka Massardi melalui akun Instagram pribadinya.

"Innalillahi wa innailaihi roijun. Telah wafat ayah kami Yudhistira Mulyana bin Massardi Selasa 2 April 2024," tulis Kafka.

Yudhistira Massardi dikenal sebagai sastrawan senior Indonesia yang menciptakan novel Arjuna Mencari Cinta.

Berikut profil Yudhistira Massardi...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Meninggal Dunia, Ini Profil Pembawa Acara Hilbram Dunar


Profil Yudhistira Massardi

Yudhistira Ardi Nugraha Moelyana Massardi atau lebih dikenal sebagai Yudhistira ANM Massardi lahir pada 28 Februari 1954 di Subang, Jawa Barat.

Dia merupakan seorang pengarang yang menuliskan berbagai jenis karya sastra seperti novel, cerpen, puisi, dan naskah sinetron.

Dikutip dari laman Ensiklopedia Kemendukbud, Yudhistira lahir dari ayah bernama Massardi asal Cirebon, Jawa Barat dan ibu Mukinah dari Maos Cilacap, Jawa Tengah. Dia merupakan anak dari dua belas bersaudara, termasuk kembarannya Noorca.

Semasa kecil, dia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Subang. Kemudian, melanjutkan SMP dan SMP di Taman Siswa, Yogyakarta.

Bakat menulisnya sudah tampak saat dia duduk di bangku SD. Ketika SMP, tulisannya berjudul "Aku Cinta Padamu" dimuat dalam koran Warta Minggu.

Baca juga: Profil Helena Lim, Crazy Rich PIK Tersangka Kasus Korupsi Komoditas Timah

 

Dia sering menggunakan nama samaran Yan untuk memudahkan menulis.

Yudhistira terakhir menjalani pendidikan di Akademi Sinematografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada 1976, tapi tidak selesai. Meski begitu, dia kemudian beralih karier menjadi wartawan.

Yudhistira menjadi wakil pemimpin redaksi majalah Lelaki (1976—1978). Dia juga sempat bekerja sebagai wartawan Tempo (1979—1981).

Selanjutnya, dia menjadi redaktur pelaksana sekaligus pendiri majalah berita Jakarta-Jakarta (1985—1987). Yudhis lalu pindah menjadi redaktur pelaksana majalah Humor (1988—1992).

Pada 1993-1994, Yudhistira beralih ke dunia televisi. Dia menjadi script supervisor atau produser eksekutif PT Indosiar Visual Mandiri dan terlibat beberapa proyek.

Dia kembali ke dunia tulis pada 1994—1998 saat menjadi redaktur pelaksana di Majalah Gatra. Terakhir, dia menjadi pemimpin umum Majalah Gatra pada 1998—2001.

Baca juga: Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Karya dan prestasi Yudhistira Massardi

Meski menjadi wartawan, Yudhistira tetap aktif menulis karya sastra. Dia bahkan kerap memenangkan sayembara penulisan lewat karya-karyanya.

Novelnya berjudul Mencoba Tidak Menyerah memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 1980. Sementara novel Arjuna Mencari Cinta (1977) dinyatakan sebagai Bacaan Remaja Terbaik oleh Yayasan Buku Utama.

Novel Arjuna Mencari Cinta dan Arjuna Mencari Cinta Part II (1980) bahkan diterjemahkan dalam bahasa Jepang oleh Noriaki Oshikawa pada 1995 dan 1996.

Selain itu, naskah sandiwara Wot atawa Jembatan (1977) juga memenangkan sayembara mengarang dan kumpulan sajaknya yang berjudul Sajak Sikat Gigi (1983) termasuk kumpulan sajak terbaik DKJ.

Yudhistira juga menulis naskah serial Kerikil Putih (1993, BKKBN/TPI), Ngidam (1993, BKKBN/TPI), Joni Garang (1994), dan Arjuna Mencari Cinta (1977).

Di media massa, dia juga kerap menuliskan cerita pendek pada majalah Midi, Gadis, Aktuil, Top, atau surat kabar Kompas dan Sinar Harapan.

Yudhistira juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai sutradara terbaik II dan penata artistik terbaik pada 1977.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi