Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: Tidak Ada WNI yang Menjadi Korban Gempa Bumi di Taiwan

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
Gempa berkekuatan Mw 7,3 mengguncang Taiwan. Kondisi WNI di Taiwan pascagempa.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) menyampaikan, sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa yang mengguncang Taiwan pada Rabu (3/4/2024) pagi.

Juru Bicara Kemenlu RI, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya tengah memantau lebih lanjut situasi WNI di Taiwan.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, tidak ada laporan korban WNI di negara-negara terdampak.

"Hasil koordinasi Kemenlu dengan KBRI Tokyo dan KDEI Taipei, sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa bumi di Taiwan maupun di Prefektur Okinawa, Jepang," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kemenlu Koordinasikan Kondisi WNI Usai Gempa M 7,2 Guncang Taiwan


Gempa Taiwan menyebabkan 4 orang meninggal

Sebelumnya diberitakan Reuters, Rabu, gempa berkekuatan M 7,2 yang mengguncang Taiwan telah menimbulkan empat korban jiwa dan melukai puluhan orang.

Gempa terkuat yang melanda Taiwan setidaknya dalam 25 tahun terakhir itu pun memicu peringatan tsunami di Jepang selatan dan Filipina.

Gelombang air kurang dari setengah meter terlihat di beberapa pantai, yang mendorong maskapai penerbangan menunda keberangkatan.

Kendati demikian, peringatan tsunami di Jepang dan Filipina dinyatakan telah dicabut.

Pemerintah Taiwan mengatakan, empat orang tewas ditemukan di daerah Pegunungan Hualien di bagian timur, tempat pusat gempa bumi berada, yang memang jarang berpenduduk.

Di tempat yang sama, sebanyak lebih dari 50 orang dilaporkan menjadi korban terluka.

Setidaknya 26 bangunan runtuh dengan lebih dari setengahnya berada di Hualien. Sekitar 20 orang juga dilaporkan terjebak dan upaya penyelamatan masih berlangsung.

Baca juga: Gempa M 7,2 Taiwan Picu Peringatan Tsunami di Filipina, Bagaimana dengan Indonesia?

Pemerintah kerahkan bantuan

Dikutip dari pemberitaan CNN, personel militer Taiwan telah dikirim untuk menyalurkan bantuan bencana kepada masyarakat yang terdampak.

Sekolah-sekolah dan tempat kerja juga menghentikan kegiatannya saat gempa melanda pulau tersebut.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, dia telah memerintahkan jajarannya untuk segera mengatasi situasi ini dan memahami dampak lokal sesegera mungkin.

"Memberikan bantuan yang diperlukan, dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meminimalkan dampak bencana," perintah Tsai pada Rabu.

Taiwan diketahui sering diguncang gempa bumi karena lokasinya yang berada di Cincin Api Pasifik.

Zona tersebut membentang di sekitar tepi Samudra Pasifik, menyebabkan aktivitas seismik serta vulkanik besar-besaran mulai dari Indonesia hingga Chile.

Baca juga: Gempa M 7,2 Guncang Taiwan, Tsunami 30 Cm Terdeteksi di Jepang

WNI mengaku aman

Sementara itu, Kustiah (42), seorang WNI yang berada di New Taipei, Taiwan, menceritakan kondisi pascagempa bumi M 7,2 yang mengguncang pada Rabu pagi.

Kustiah yang tengah menempuh pendidikan PhD di Taiwan mengaku terkejut dengan gempa yang terjadi lantaran gedung apartemen yang ia tempati bergoyang cukup kencang.

"Kami syok karena apartemen goyang seperti tengah berada di atas kapal di tengah lautan berombak. Kami tinggal di apartemen lantai 4, jadi gempa sangat terasa," kata Kustiah saat dihubungi Kompas TV, Rabu.

Dia menjelaskan, warga sekitar tidak panik atau berhamburan keluar meski gempa yang terjadi cukup besar lantaran bangunan di Taiwan sudah dirancang tahan gempa.

Sejauh ini, Kustiah mengaku sudah merasakan gempa susulan sebanyak lima kali. Saat gempa susulan terjadi, dia dan keluarga berlindung di bawah meja.

"Gempa segini besar nggak terdengar teriakan atau panik, semua tenang-tenang. Aku yang malah syok nangis-nangis, bersama teman seapartemen kami," ceritanya.

Adapun kondisi warga di sekitar apartemen, kata dia, relatif aman dan tenang seperti biasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi