Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Brunei Ingin Bangun Kereta Cepat Lintasi IKN dan Malaysia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/AAPPP
Ilustrasi kereta cepat. Perusahaan Brunei ingin membangun Kereta Api Cepat Trans-Kalimantan yang melintasi Pontianak, IKN, dan Malaysia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan infrastruktur yang berbasis di Brunei Darussalam mengumumkan proposal pembangunan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Pulau Kalimantan.

Pembangunan transportasi ini rencananya akan menghubungkan Brunei dengan dua negara tetangga, Malaysia dan Indonesia, termasuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Brunergy Utama, perusahaan minyak dan gas yang kini beralih ke infrastruktur, meluncurkan proyek tersebut pada akhir Maret 2024.

Diberitakan Nikkei Asia, Senin (1/4/2024), perusahaan mengumumkan, Kereta Api Trans-Borneo akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat ke sisi timur Kalimantan, melintasi tiga negara Asia Tenggara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap pertama disebut menghubungkan Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, dengan Kuching dan Kota Kinabalu, ibu kota negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia, serta Distrik Tutong di Brunei dan wilayah barat di pantai utara Kalimantan.

Tahap kedua berlanjut ke arah selatan, menghubungkan Tutong dengan Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk Samarinda dan Balikpapan.

"Dan nantinya akan menjadi ibu kota Indonesia di masa depan, Nusantara," kata perusahaan tersebut.

Masih menurut rencana Brunergy Utama, akan ada empat terminal yang berfungsi sebagai jaringan utama kereta berkecepatan tinggi bersama dengan total 24 stasiun.

Sesuai usulan, kereta api cepat tersebut direncanakan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, dengan perkiraan biaya sekitar 70 miliar dollar AS.

Baca juga: Gambaran IKN 2045: Hanya 2 Juta Penduduk, Taksi Terbang, dan Angkot Listrik Tanpa Sopir


Kereta Trans-Kalimantan berupa usulan

Sayangnya, prospek proyek ini termasuk partisipasi dari Malaysia dan Indonesia hingga kini masih belum jelas.

Menteri Komunikasi dan Transportasi Brunei, Shamhary Mustapha mengungkapkan, usulan pembangunan kereta yang melintasi semua kawasan Kalimantan belum dibahas secara resmi di tingkat pemerintah.

Seorang pejabat pemerintah daerah di Kalimantan Utara mengatakan kepada Nikkei Asia, beberapa diskusi telah dilakukan mengenai proyek kereta cepat dengan Brunei.

Kendati demikian, Indonesia hingga saat ini belum berkomitmen terhadap keputusan apa pun.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (2/4/2024), Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Risal Wasal mengatakan, proyek tersebut baru berupa usulan.

Bahkan, perusahaan Brunergy Utama belum membuka pembicaraan dengan pemerintah Indonesia sampai saat ini.

"Belum ada omongan ke kita. Tahu-tahu dia ngeluarin saja ke Kalimantan. Trasenya belum tahu, belum ada omongan sedikit pun," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Namun, Risal menyebut, proyek Kereta Api Trans-Borneo memungkinkan untuk direalisasikan asal ada investor yang bersedia membiayai pembangunannya.

Pasalnya, belum ada kajian mengenai proyek ini, baik dari sisi perkiraan permintaan (forecast demand), trase, hingga studi kelayakan (feasibility study/FS).

"Kalau mungkin sih mungkin aja ya, tinggal siapa yang membiayai. Ini belum ada apa-apa. Itu masih cek ombak saja, enggak perlu kita bahas. Yang ada baru kereta di IKN, kereta bandara ke IKN, KA angkutan barang di Kalimantan," ucapnya.

Baca juga: Jalan Tol di IKN Bakal Bisa Ngecas Mobil Listrik, Bagaimana Caranya?

Belum ada diskusi resmi

Senada, Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke mengatakan, proyek tersebut masih berbentuk proposal dan belum ditawarkan ke perusahaan mana pun.

"Proyek Kereta Api Trans-Borneo saat ini baru sebatas usulan dan tahun ini pemerintah akan melakukan studi kelayakan. Kemenhub belum menyelesaikan dokumen tender, dan tender untuk studi kelayakan belum ditawarkan," kata Anthony.

Terpisah, Menteri Pekerjaan Umum Malaysia, Alexander Nanta Linggi, dilaporkan telah menerima proposal awal mengenai proyek Kereta Cepat Trans-Kalimantan.

Dia mengatakan, pemerintah federal telah menyetujui alokasi keuangan khusus untuk melakukan studi kelayakan pada rute di Sabah dan Sarawak.

Namun, Perdana Menteri Sarawak, Abang Johari Openg menyampaikan, pemerintah Sarawak belum didekati secara resmi oleh perusahaan yang berbasis di Brunei itu untuk memulai proyek.

Kepala Menteri Negara Bagian Sabah, Hajiji Noor sendiri turut memuji usulan megaproyek Kereta Api Trans-Kalimantan.

Menurutnya, transportasi tersebut akan mempercepat pertumbuhan ekonomi bagi wilayah Kalimantan.

Jika proyek ini terwujud, kata dia, maka akan turut memfasilitasi perdagangan, mendorong pertumbuhan industri di daerah perbatasan, meningkatkan pariwisata, serta meningkatkan konektivitas antar masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi