Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Taiwan Picu Peringatan Tsunami 3 Meter dan Hanya Hasilkan Gelombang 30 Cm, Ini Penjelasan BRIN

Baca di App
Lihat Foto
iStockPhoto/gmcoop
ilustrasi proses terjadinya tsunami.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan dini tsunami usai Taiwan dihantam gempa berkekuatan M 7,2 di Hualien, Rabu (3/42024).

Pada awalnya, pemerintah Jepang memperingatkan akan adanya potensi tsunami yang dapat mencapai 3 meter di Okinawa, dikutip dari Nikkei Asia, Rabu (3/4/2024).

Namun, pada pukul 09.18 pagi waktu Jepang, tsunami terjadi di Pulai Yonaguni, Jepang yang berdekatan dengan Taiwan dengan tinggi gelombang hanya 30 cm.

Selain di Jepang, pemerintah Filipina juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk empat provinsi di bagian utara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa terjadi perbedaan cukup besar antara peringatan awal dan tsunami yang terjadi?

Baca juga: Gempa M 7,2 Taiwan Picu Peringatan Tsunami di Filipina, Bagaimana dengan Indonesia?


Penjelasan BRIN

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja mengatakan bahwa peringatan tsunami yang muncul di negara yang berdekatan dengan pusat gempa merupakan suatu kewajaran.

Danny mengatakan, pusat gempa Taiwan yang berada di Hualien berada di sebelah utara dari Pulau Okinawa yang merupakan wilayah dari negara Jepang.

Ketika terjadi gempa, terutama di lautan, maka dampaknya akan memicu peringatan tsunami di beberapa wilayah perairan sekitarnya, yang juga termasuk wilayah negara lain.

“Contohnya seperti Tsunami Aceh 2004, itu kan memang gempanya sangat besar dan gelombangnya sampai ke Madagaskar dengan ketinggian satu meter. India apalagi, tsunaminya 2-3 meter,” ungkap Danny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/4/2024).

Dalam kasus yang dicontohkan Danny, jarak pusat gempa dari tsunami Aceh ke India dan Madagaskar kurang lebih sama dengan jarak pusat gempa Taiwan ke Perairan Okinawa dan Perairan Filipina.

Lebih lanjut, Danny menjelaskan bahwa peringatan tsunami yang dikeluarkan Jepang dan Filipina merupakan bentuk dari worst case, atau skenario terburuk meskipun gempa Taiwan tidak termasuk gempa besar yang lebih dari Magnitudo 8.

Umumnya, pemerintah setempat mengeluarkan peringatan dini dengan prakiraan gelombang maksimal untuk menghindari silent threat pada gempa.

Danny menjelaskan, silent threat pada gempa adalah suatu gempa yang meskipun magnitudonya tidak dikategorikan besar atau lebih dari M 8, namun bisa memicu tsunami.

“Silent threat misalnya pada peristiwa Gempa Mentawai dan Gempa Pangandaran. Walaupun gempanya tidak lebih dari M 8, tetapi memicu tsunami yang besar,” ungkapnya.

Lalu, apabila skenario terburuk tersebut tidak terjadi seperti pada kasus gempa Taiwan dengan tsunami hanya 30 cm di Jepang, hal tersebut juga lumrah terjadi.

Baca juga: Gempa M 7,2 Guncang Taiwan, Tsunami 30 Cm Terdeteksi di Jepang

Tergantung alat sensor

Lebih lanjut, Danny mengungkapkan bahwa data dari peringatan tsunami tergantung dari alat sensor yang diletakkan dalam suatu wilayah.

Menurutnya, memang ada beberapa negara di dunia yang memiliki sensor peringatan tsunami yang cukup akurat.

Negara dengan sensor yang cukup akurat umumnya tidak akan menggunakan skenario terburuk sebagai peringatan dini.

Namun, ada juga negara atau wilayah yang alat sensornya tidak bisa mencapai prediksi yang cukup akurat.

“Dalam kasus ini, dari data real di lapangan, kalau ada data yang menyebutkan potensi tsunami tidak sampai 3 meter, nantinya data akan diralat,” tuturnya.

Tetapi, terkait kasus di Taiwan ini, Danny menuturkan kemungkinan tidak adanya ralat dari peringatan sebelumnya, sehingga seolah-olah antara peringatan dan kenyataannya jauh berbeda.

Baca juga: Analisis Gempa Susulan Tuban M 6,5 Hari Ini, Tidak Berpotensi Tsunami

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi