Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Ternyata Bisa "Berteriak" Saat Stres, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Francesco Gallarotti
Ilustrasi tanaman.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Cell pada 2023 menemukan, tanaman akan mengeluarkan “suara” ketika sedang mengalami tekanan akut.

Dalam jurnal berjudul Sounds emitted by plants under stress are airborne and informative, disebutkan bahwa tanaman yang berada dalam kondisi tertekan mengeluarkan suara letupan bernada sangat tinggi.

Sementara tanaman dalam kondisi normal, ditemukan tidak mengeluarkan “suara” tersebut.

Definisi tertekan menurut penelitian mencakup tanaman yang batangnya dipotong atau mengalami dehidrasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut salah satu tim peneliti, Lilach Hadany, berkat studi ini manusia tahu bahwa tumbuhan memang mengeluarkan suara.

“Bahkan di medan yang sunyi, sebenarnya ada suara yang tidak kita dengar, dan suara tersebut membawa informasi. Ada hewan yang dapat mendengar suara tersebut, jadi ada kemungkinan terjadi banyak interaksi akustik,” jelas Hadany, dilansir dari Science Alert.

Baca juga: Tanaman Makanan Ular Bisa Diolah Jadi Sampo Alami, Benarkah?


Tanaman yang mengalami stres tidaklah pasif seperti yang dibayangkan selama ini. Mereka mengalami beberapa perubahan yang cukup dramatis.

Salah satu perubahan yang paling mudah dideteksi adalah pelepasan aroma yang cukup kuat.

Selain itu, tanaman juga dapat mengubah warna dan bentuknya. Perubahan ini dapat menandakan bahaya bagi tanaman lain di dekatnya, sehingga akan meningkatkan pertahanan mereka.

Cara adaptasi seperti ini juga dapat digunakan untuk mengatasi hama yang mungkin merugikan tanaman.

Baca juga: Dapat Memberi Efek Euforia, Apakah Tanaman Catnip Aman bagi Kucing?

Cara tumbuhan “berteriak” ketika stres

Untuk mengetahui mekanisme tumbuhan berteriak, ilmuwan mendata tanaman tomat dan tembakau pada beberapa kondisi.

Pertama, peneliti mencatat tanaman yang tidak mengalami tekanan untuk mendapatkan data dasar.

Mereka kemudian melihat tanaman yang mengalami dehidrasi dan tanaman yang batangnya dipotong.

Rekaman ini pertama kali dilakukan di ruang akustik kedap suara, kemudian di lingkungan rumah kaca biasa.

Para peneliti melatih algoritma pembelajaran mesin untuk membedakan antara suara yang dihasilkan oleh tanaman tanpa tekanan, tanaman yang dipotong, dan tanaman yang mengalami dehidrasi.

Baca juga: 3 Resep Tanaman Lidah Buaya untuk Mengobati Jerawat, Mudah Dibuat di Rumah

Hasilnya, tanaman yang tidak mengalami tekanan tidak mengeluarkan banyak suara sama sekali.

Tumbuhan tersebut dilaporkan hanya “nongkrong” dan diam-diam mengerjakan urusan diri sendiri.

Sebaliknya, tanaman yang mengalami stres jauh lebih berisik, mengeluarkan rata-rata sekitar 40 suara letupan per jam, bergantung pada spesiesnya.

Selain itu, tanaman yang kekurangan air memiliki profil suara yang nyata. Mereka mulai mengeluarkan suara lebih banyak sebelum menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

Kondisi tersebut juga semakin meningkat seiring tanaman semakin kering, sebelum mereda saat tanaman layu.

Baca juga: Berasal dari Tanaman yang Sama, Ini Perbedaan Matcha dan Teh Hijau

Algoritma tersebut mampu membedakan suara-suara ini, serta spesies tanaman yang mengeluarkannya.

Uniknya, suara dari gelombang tersebut tidak hanya berlaku pada tanaman tomat dan tembakau.

Peneliti tersebut juga menguji berbagai tanaman, seperti gandum, jagung, anggur, kaktus, dan henbit.

Pada tanaman lainnya, ilmuwan menemukan bahwa produksi suara tampaknya merupakan aktivitas tanaman yang cukup umum dan semuanya tercatat menimbulkan kebisingan.

Meski demikian, peneliti masih belum mengetahui apakah cara “berteriak” ini juga dapat dideteksi pada kondisi darurat lainnya, seperti adanya patogen, serangan, paparan sinar UV, suhu ekstrem, dan kondisi buruk lainnya.

Baca juga: 10 Tanaman yang Berbahaya bagi Anjing Peliharaan, Ada Tulip dan Lidah Buaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi