Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Pola Makan agar Sehat dan Panjang Umur, Termasuk Berpuasa

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock/Antonina Vlasova
Ilustrasi makanan. Pola makan agar sehat dan panjang umur.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Makanan merupakan salah satu faktor yang mendukung seseorang untuk tetap sehat dan berumur panjang.

Bahkan, menerapkan pola makan tertentu disebut dapat mencegah penyakit kronis, seperti jantung dan kanker, yang berkorelasi dengan panjang umur.

Peneliti melabeli lima lokasi di dunia sebagai Zona Biru atau Blue Zone karena dihuni oleh penduduk dengan fisik sehat dan berusia panjang hingga lebih dari 100 tahun.

Dilansir dari BBC Good Food, Blue Zone terdiri dari lima lokasi, yakni Okinawa (Jepang), Ikaria (Yunani), Sardinia (Italia), Nicoya (Kosta Rika), dan Loma Linda (California, Amerika Serikat).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola makan dan kebiasaan gaya hidup sehat di wilayah-wilayah tersebut pun membantu penduduknya menikmati usia tua tanpa penyakit.

Lantas, bagaimana cara makan agar sehat dan panjang umur?

Baca juga: 5 Jenis Ikan Ini Bantu Memperpanjang Umur, Rutin Dikonsumsi Warga Zona Biru


Pola makan agar sehat dan panjang umur

Direktur Longevity Institute di University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat Valter Longo mengungkapkan, diet atau aturan makan khusus adalah hal yang paling penting untuk meningkatkan angka harapan hidup.

Kesimpulan tersebut diperoleh setelah Longo menghabiskan hampir 20 tahun waktunya untuk mempelajari umur panjang di Italia, termasuk Sardinia.

"Saya merekomendasikan apa yang saya sebut diet umur panjang, yang mengambil banyak hal berbeda," kata Longo dikutip dari CNBC.

Secara umum, menurutnya, diet panjang umur yang ideal meliputi konsumsi makanan sebagai berikut:

Baca juga: Jalan Kaki 15.000 Langkah Seminggu Bisa Memperpanjang Umur 3 Tahun

Khusus orang dengan usia 20-70 tahun, Longo menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah seperti sapi dan kambing, serta daging putih termasuk unggas.

"Mungkin dua atau tiga butir telur seminggu paling banyak, sedikit keju dan sangat sedikit produk hewani," ucapnya.

Longo juga merekomendasikan untuk membatasi makan apa yang disebutnya sebagai "lima P bermasalah", meliputi:

Menurut Longo, bahan pangan dan makanan tersebut memiliki komposisi yang sangat bagus. Namun, orang-orang lebih sering mengonsumsinya dalam jumlah banyak.

"Dan mereka (makanan) menjadi gula dengan sangat cepat, hampir sama cepatnya dengan gula meja," ujarnya.

Baca juga: Studi: Pakai Gula atau Tanpa Gula, Kopi Bermanfaat Memperpanjang Umur

Berpuasa berkontribusi pada umur panjang

Longo percaya, berpuasa atau menahan makan selama waktu tertentu turut berkontribusi terhadap umur panjang.

Dia bahkan merekomendasikan puasa selama 12 jam setiap hari. Artinya, dalam waktu 24 jam sehari, setengahnya digunakan untuk berpuasa.

"Saya merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Katakanlah Anda makan antara jam 8 pagi hingga 8 malam, (atau) jam 7 pagi hingga 7 malam," paparnya.

Masyarakat juga dapat menerapkan fasting mimicking diet atau pola makan meniru puasa secara berkala selama lima hari sekaligus.

Fasting mimicking diet atau FMD adalah program yang bertujuan untuk meniru efek puasa, tetapi tetap memperbolehkan asupan makanan tertentu.

Baca juga: Tren Pemurnian Darah Marak di China, Diklaim Bisa Perpanjang Umur dan Turunkan Berat Badan

Pola makan meniru puasa melibatkan pola makan tinggi lemak tak jenuh dan rendah kalori, protein, dan karbohidrat secara keseluruhan.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications dengan Longo sebagai penulis seniornya menemukan, kesehatan makhluk hidup yang menjalankan pola makan meniru puasa dikaitkan dengan berkurangnya usia biologis.

Usia biologis merujuk pada usia organ tubuh seseorang. Usia ini dapat memprediksi berapa lama waktu yang tersisa, serta seberapa besar kemungkinan seseorang terkena penyakit kronis.

Studi yang sama juga menemukan, pola makan meniru puasa dikaitkan dengan rendahnya risiko terkena penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

"Masa-masa puasa mungkin merupakan kunci untuk mempertahankan fungsi dan tetap awet muda," tutup Longo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi