Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ekuador Terobos Kebudes Meksiko Cari Mantan Wapres

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JUAN RUIZ
Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas (tengah) dikawal kembali ke ruang pengadilan di samping pengacaranya Eduardo Franco Loor (kiri), saat sidang habeas corpus di Pengadilan Nasional di Quito pada tanggal 15 Oktober 2017. Pihak berwenang Ekuador menyerbu kedutaan besar Meksiko di Quito pada 5 April 2024, untuk menangkap mantan wakil presiden Jorge Glas, yang telah diberi suaka politik di sana, yang mendorong Meksiko untuk memutuskan hubungan diplomatik setelah pelanggaran hukum internasional.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemerintah Meksiko memutuskan hubungan diplomatik dengan Ekuador. 

Hal itu setelah polisi Ekuador menerobos Kedutaan Besar Meksiko untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador, Jorge Glas. 

Sebelumnya, polisi Ekuador menerobos pintu luar kedutaan besar di Quito, Meksiko untuk menangkap Glas pada Jumat (5/4/2024).

Glas telah tinggal di Ekuador sejak Desember 2023 dan mencari suaka politik di kedutaan setelah didakwa atas tuduhan korupsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video yang terekam dari lokasi kejadian menunjukkan polisi Ekuador berkumpul di sekitar kedutaan, beberapa di antaranya bersenjata.

Pada hari Sabtu, Glas dibawa dari kantor jaksa agung di Quito, Ekuador ke kota pelabuhan Guayaquil, dilansir dari AP News, Minggu (7/4/2024).

Di Guayaquil, ia akan tetap ditahan di penjara dengan keamanan maksimum yang dikenal sebagai La Roca, dilansir dari CNN, Sabtu (6/4/2024).

Usai penggerebekan tersebut, Kedutaan Besar Meksiko di Quito masih berada di bawah pengawasan ketat kepolisian.

Peristiwa ini juga menjadi titik puncak ketegangan antara Meksiko dan Ekuador yang terjadi akhir-akhir ini.

Baca juga: Daftar 10 Kota Paling Tidak Aman di Dunia 2024, Meksiko Mendominasi


Penggerebekan yang ditentang Meksiko

Kasus penggerebekan tersebut mendorong Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Ekuador.

Menteri Hubungan Luar Negeri Meksiko, Alicia Barcena mengatakan, tindakan kepolisian Ekuador tersebut akan ditentang oleh Pengadilan Dunia di Den Haag.

Barcena mengatakan, sejumlah diplomat menderita luka-luka selama penggerebekan yang menurutnya melanggar Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik.

Tempat diplomatik dianggap sebagai tanah asing dan tidak dapat diganggu gugat berdasarkan perjanjian Wina.

Selain itu, pihak Meksiko mengatakan, lembaga penegak hukum dari negara tuan rumah tidak diperbolehkan masuk tanpa izin duta besar.

Di sisi lain, Glas mengaku bahwa dirinya menjadi sasaran penganiayaan politik dan telah berlindung di dalam Kedutaan Meksiko di Quito.

Obrador juga mengakui bahwa Glas merupakan seorang “pengungsi” yang sedang memproses suaka karena penganiayaan dan pelecehan yang ia hadapi.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Bos Gangster Meksiko di Nganjuk Usai Merampok dan Membunuh WNA di Bali

Pembelaan Ekuador

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Ekuador, Gabriela Sommerfeld mengatakan, keputusan untuk memasuki kedutaan Meksiko dibuat oleh Presiden Ekuador, Daniel Noboa pada Sabtu (6/4/2024).

Sommerfeld mengambil keputusan tersebut setelah mempertimbangkan risiko penerbangan dari tersangka dan menghabiskan semua kemungkinan untuk dialog diplomatik dengan Meksiko.

Diketahui, Meksiko memberikan suaka kepada Glas beberapa jam sebelum penggerebekan terjadi.

Sommerfeld juga mengatakan, keputusan penggerebekan tersebut diambil karena Ekuador menghadapi risiko nyata bahwa seorang yang bermasalah dengan hukum akan melarikan diri.

Ia juga mengatakan, memberikan suaka kepada Glas merupakan tindakan yang tidak sah, mengingat Glas termasuk orang yang dihukum karena kejahatan oleh pengadilan yang kompeten.

Sommerfield pun menuduh Meksiko melanggar prinsip non-intervensi dengan membiarkan Glas tinggal di kedutaan dan menghindari perintah untuk hadir di hadapan pihak berwenang dalam penyelidikan korupsi.

Baca juga: Duduk Perkara Bos Gangster Meksiko Ditangkap Polisi di Terminal Nganjuk

Presiden Honduras: tidak dapat ditoleransi

Presiden Honduras, Xiomara Castro mengatakan penggerebekan tersebut sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi oleh komunitas internasional.

Selain itu, Castro juga mengungkapkan, peristiwa tersebut merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Meksiko dan hukum internasional karena mengabaikan hak historis dan fundamental atas suaka.

Senada dengan Castro, Presiden Kolombia, Gustavo Petro juga mengutuk penggerebekan tersebut.

Petro menyatakan, hak suaka Glas telah dilanggar secara biadab dan menyerukan pemeriksaan segera terhadap pelanggaran konvensi Wina oleh negara anggota yang dilakukan oleh badan internasional.

Negara Amerika Latin lainnya, Nikaragua mengatakan bahwa pihaknya juga akan memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Ekuador usai serangan tersebut.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Amerika mengingatkan para anggotanya akan kewajiban negara untuk tidak menggunakan norma-norma hukum domestik sebagai pembenaran atas ketidakpatuhan terhadap kewajiban internasional.

Baca juga: Duduk Perkara Bos Gangster Meksiko Ditangkap Polisi di Terminal Nganjuk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi