Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganya Kecanduan Narkoba Kush dari Tulang Manusia, Negara Sierra Leone Tetapkan Darurat Nasional

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Sierra Leone
Presiden Sierra Leone, Julius Maada Bio.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Negara Sierra Leone di Afrika Barat mengumumkan pemberlakuan keadaan darurat nasional akibat penyalahgunaan narkoba jenis kush.

Hal tersebut disampaikan Presiden Sierra Leone, Julius Maada Bio usai terjadi peningkatan penggunaan obat-obatan sintetis yang murah dan mematikan bernama kush.

"(Keadaan darurat nasional adalah) konsekuensi destruktif dari kush terhadap fondasi negara kita, generasi muda kita," ujarnya pada Kamis (4/4/2024), dikutip dari CNN.

Julius Maada Bio menyatakan, pihaknya akan mengatasi kondisi tersebut dengan membentuk satuan tugas nasional penyalahgunaan narkoba, bekerja sama dengan masyarakat, dan diawasi tim penasihat presiden.

Baca juga: Apa Itu Overdosis Fentanil yang Banyak Memakan Korban di AS?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Saat ini, belum ada angka resmi mengenai jumlah korban tewas akibat kush di Sierra Leone. Namun, narkoba ini disebut mudah didapat semua orang.

Sierra Leone dihuni sekitar seperempat penduduk miskin. Banyak anak muda pengangguran di sana mudah membeli kush, karena harganya murah.

Kush diketahui merupakan obat sintetis berisi zat terlarang dan tulang manusia. Pengguna obat tersebut berpotensi mengalami kematian.

Baca juga: Duterte Disebut Akan Gulingkan Presiden Filipina Marcos Jr, Tuding Pencandu Narkoba

Krisis sulit diatasi

Meski berbahaya, krisis kush sulit diatasi di Sierra Leone. Sebab, negara itu memiliki angka pengangguran yang tinggi dan minimnya anggaran kesehatan.

Sierra Leone juga memiliki kapasitas sangat terbatas untuk pengobatan dan rehabilitasi narkoba.

Hanya ada dua institusi yang melayani pengguna narkoba di negara itu, tetapi tidak memiliki staf terlatih memadahi.

Meski begitu, jumlah permintaan layanan kesehatan juga jauh melebihi apa yang bisa diberikan institusi itu.

Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah mengerahkan polisi ke perumahan warga guna menangkap penjual kush. Sayangnya, tak hanya orang miskin, obat ini juga digunakan pegawai negeri, polisi, dan kalangan elite.

Baca juga: Mengintip Beragam Modus Penyelundupan Narkoba yang Pernah Terbongkar...

Mengenal kush

Kush, spice, K2, atau narkoba zombie adalah obat sintesis yang mengandung campuran zat-zat terlarang seperti marijuana, tentanyl, dan tramadol.

Dikutip dari NPR, kush dapat dicampuri bahan kimia lain, termasuk aseton, tramadol opioid, dan formalin. Obat ini dikonsumsi dengan cara mirip rokok.

Salah satu hal yang membuat kush sangat berbahaya adalah pengguna tidak bisa memastikan zat-zat yang terkandung di dalamnya.

Media lokal bahkan melaporkan beberapa produsen menambahkan tulang manusia agar membuat kush lebih memabukkan. Meskipun begitu, belum ada bukti langsung mengenai hal tersebut.

Baca juga: Ayah Pencandu Narkoba Aniaya Anaknya yang Jadi Tulang Punggung Keluarga hingga Tewas

Kush muncul pertama kali di Sierra Leone sekitar 4-6 tahun lalu. Obat terlarang tersebut kini juga ditemukan di negara tetangga Liberia dan Guinea.

Para pejabat Sierra Leone meyakini bahwa bahan mentah obat tersebut dikirim dari luar negeri sebelum dicampur zat lain di laboratorium seluruh negeri. Namun, sumber pasokannya masih belum diketahui.

Dilansir dari Telegraph, kush diproduksi dan didistribusikan oleh geng kriminal.

Obat ini biasanya berharga 5 leone atau Rp 4,04 per bungkus. Namun, banyak orang menghabiskan uang sekitar 8 poundsterling atau Rp 160.631 untuk membeli obat ini per hari.

Baca juga: Ramai soal Zombie Drug yang Merajalela di AS dan Membuat Tubuh Penggunanya Membusuk, Apakah Itu?

Efek kush

Pengguna kush akan merasakan sensasi berdebar di kepala serta nyeri leher dan sendi. Tak hanya itu, mereka juga akan memiliki luka bernanah dan pembengkakan kaki.

Obat tersebut juga menyebabkan masalah hati, ginjal dan pernafasan, bahkan berujung pada kematian.

Saat mabuk akibat kush, pengguna diketahui sering membenturkan kepala berulang kali ke dinding, berjalan ke tengah kemacetan, atau jatuh dari tempat tinggi.

Tidak ada data resmi jumlah korban meninggal akibat obat tersebut. Namun, para ahli kesehatan memperkirakan sekitar selusin pengguna kush meninggal setiap minggunya di Sierra Leone.

Untuk membeli narkoba tersebut, warga Sierra Leone yang miskin bahkan rela mencuri, menjual harta, dan mengabaikan kebutuhan hidup lain yang lebih utama.

Baca juga: Mengenal Magic Mushroom, Jamur Penyebab Halusinasi yang Masuk dalam Narkotika Golongan I

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi