Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang dan Makna Tradisi Takbiran Saat Malam Lebaran

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Nansianus Taris
Foto : Warga Kampung Soknar, Desa Golo Mori, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, terus merawat tradisi takbiran obor menjelang Idul Fitri (Lebaran) pada 1444 Hijriah/2023 Masehi.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Takbiran adalah kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Biasanya, takbiran dilaksanakan pada malam hari sebelum lebaran yang ditandai dengan mengucapkan kalimat takbir ‘Allahu Akbar'.

Di Indonesia sendiri salah satu tradisi di malam takbiran adalah melantunkan kalimat takbir sambil melakukan pawai keliling, yang tema dan bentuknya bisa bervariasi untuk setiap daerah.

Baca juga: 8 Amalan Nabi Muhammad SAW pada Malam Takbiran dan Idul Fitri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Lantas, seperti apa sejarah dan makna takbiran?

Makna takbiran menyambut Idul Fitri

Kalimat takbir adalah bentuk pengagungan akan kebesaran Allah. Pada saat yang sama, ini adalah ungkapan kesadaran bahwa kebesaran itu hanya milik Allah.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, makna tersebut membawa pada kesadaran akan fitrah seseorang sebagai manusia.

Sehebat apa pun manusia, setinggi apa pun derajatnya, atau sebanyak apa pun hartanya, fitrah manusia sebagai manusia adalah hamba Allah.

Baca juga: PBNU Prediksi Lebaran 1445 H Jatuh pada 10 April 2024

Oleh sebab itu, lafal yang biasa dikumandangkan saat takbiran adalah ‘Allahu akbar’, yang artinya ‘Allah Maha Besar’.

Setelah menyempurnakan puasa di bulan Ramadan, umat muslim akan menyambut Idul Fitri dengan menggemakan takbir, dengan mengagungkan asma Allah.

Ramadan mengajarkan manusia akan kekuasaan Allah, yang menumbuhkan sikap tawadhu atau merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena terhadap sesama.

Baca juga: Berapa Nominalnya jika Membayar Zakat Fitrah dengan Uang?

Sejarah tradisi takbiran

Dikutip dari Kompas.com (27/3/2023), sejarah lantunan takbiran diketahui bermula peristiwa Nabi Ibrahim a.s. menyerahkan anaknya, Ismail, kepada Allah.

Ketika Nabi Ismail a.s. berusia tujuh tahun, ada sebagian ulama yang menyebutkan 13 tahun, Allah SWT memintanya kepada Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim a.s. pun memenuhi dengan menyerahkan putra semata wayangnya, sebagai bentuk ketaatan.

Baca juga: Sejarah Mudik, Sudah Ada sejak Zaman Majapahit, Populer Saat Lebaran

Nabi Ibrahim a.s. kemudian berdoa agar Allah SWT tidak menyiksa satu pun umat Nabi Muhammad SAW.

Lalu, setelah mendengar doa tersebut, Malaikat Jibril berkata: "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar".

Lalu, Nabi Ismail a.s. berucap "Laa ilaaha Illallahu wallahu akbar". Kemudian Nabi Ibrahim menimpali, "Allahu akbar walillahilhamd".

Kisah inilah yang kemudian menjadi asal-usul kalimat takbir yang dikumandangkan saat malam takbiran menyambut lebaran.

Baca juga: Cara Bayar Zakat Fitrah secara Online, Mudah Bisa lewat HP

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Hitung Kalori Saat Lebaran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi