Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Memotong Kumis Kucing? Kenali Dampaknya Berikut Ini

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Elli Asker
Bolehkah memotong kumis kucing?
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Kumis kucing adalah rambut taktil sangat sensitif yang tumbuh di moncong kucing, yang di akarnya terdapat folikel berisi saraf.

Kumis tersebut dapat membantu kucing mendeteksi lokasi, ukuran, dan tekstur sebuah benda, bahkan dalam kegelapan, menurut Live Science.

Hal tersebut yang memungkinkan teman berbulu ini mampu mengukur apakah ia dapat masuk dan melewati ruang sempit.

Kumis kucing juga diketahui dapat mendeteksi perubahan arus udara, membantu kucing mendeteksi bahaya yang mendekat, dan digunakan sebagai alat komunikasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 3 Fungsi Unik Kumis Kucing Peliharaan yang Jarang Diketahui


Folikel tempat tumbuhnya rambut kumis dikelilingi oleh sel-sel sensorik yang mengirimkan informasi sentuhan. Ini mirip dengan sinyal yang dikirimkan ujung jari manusia ke otak.

Sel-sel sensoriknya distimulasi oleh getaran terkecil pada bulu, sehingga kucing tidak hanya merasakan benda padat, tetapi juga merasakan aliran udara dari gerakan di dekatnya.

Bahkan, beberapa sel folikel kumis kucing juga memiliki kemampuan proprioseptif, di mana gravitasi yang menarik bulu akan memberi tahu kucing bagaimana orientasinya terhadap tanah.

Fungsi ini sangat penting bagi hewan ketika jatuh dari ketinggian, dan menjadi salah satu alasan mengapa kucing selalu mendarat dengan kakinya.

Baca juga: 4 Tips Sederhana Merawat Kucing Toyger Kesayangan Anda

Bahaya memotong kumis kucing

Seperti bulu-bulu lain di tubuh kucing, kumis mereka juga bisa rontok, dan itu adalah hal normal. Namun, Anda tidak boleh memotongnya.

Saat Anda memotong kumis kucing, mereka akan mengalami disorientasi dan ketakutan, karena hal tersebut menghilangkan salah satu cara mereka mengidentifikasi apa yang ada di lingkungannya.

Dilansir dari laman PetMD, baik kucing liar maupun kucing peliharaan dalam rumah bergantung pada informasi sensorik dari kumisnya.

Kumis bukan sekadar bagian tubuh penghias wajah kucing. Mereka memberi kucing pesan-pesan sensorik yang penting.

Baca juga: Benarkah Kucing Bisa Terkena Diabetes? Ini Kata Dokter Hewan

Mencabut atau memotong kumis kucing mempunyai dampak negatif dibandingkan dengan mencukur bulu biasa di bagian tubuh lainnya.

Ketika kumisnya dipotong, berisiko mengakibatkan perubahan atau kesalahan informasi yang didapat dari lingkungannya, dan ini dapat membuat kucing sangat stres dan bingung.

Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Cats.com, memotong kumis kucing dapat menyebabkan stres dan perubahan perilaku.

Kumis adalah bulu taktil yang memberikan masukan sensorik yang membantu kucing Anda memahami lingkungan sekitar dan orientasinya.

Baca juga: Cara Mengakrabkan Kucing dan Anjing Peliharaan, Berikut Tahapannya

Jika dipotong, kucing tidak menerima informasi yang sama seperti biasanya. Ini membuat kucing takut, stres, dan cemas, bahkan mengakibatkan perubahan perilaku lebih lanjut.

Tanpa kumis yang berfungsi, kucing menjadi lebih rentan. Misalnya, mereka tidak akan dapat menilai ruang kecil secara efektif sehingga dapat menyebabkan kebuntuan.

Mereka bisa saja melakukan hal-hal atau aktivitas yang biasanya mereka hindari, sehingga berpotensi menyebabkan risiko terluka.

Baca juga: 9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi