Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Baca di App
Lihat Foto
AFPTV/AFP
Video yang diambil dari AFPTV pada 14 April 2024 ini menunjukkan ledakan-ledakan yang menerangi langit di Hebron, Wilayah Palestina, selama serangan Iran terhadap Israel. Garda Revolusi Iran mengonfirmasi bahwa serangan drone dan rudal sedang berlangsung terhadap Israel sebagai balasan atas serangan mematikan pada 1 April di konsulat Damaskus.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Israel menyatakan akan merespons serangan udara yang diluncurkan Iran pada Sabtu (13/4/2024).

Iran sebelumnya menembakkan ratusan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah sebagai balasan serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Syria.

Serangan Israel pada 1 April 2024 itu menewaskan 16 orang, termasuk komandan Quds Force dari Korps Penjaga Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi. 

Sementara dalam percakapan dengan Pemimpin Mayoritas DPR AS Steve Scalise, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan diri.

Baca juga: Reaksi Sejumlah Pemimpin Dunia terhadap Serangan Iran ke Israel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin dunia minta Israel tak balas serangan Iran

Terkait kemungkinan Israel membalas serangan Iran, sejumlah pemimpin dunia meminta Israel untuk menahan diri. Hal itu untuk menghindari eskalasi kekerasan yang lebih besar di Timur Tengah.

Perdana Menteri Britania Raya, Rishi Sunak mengatakan bahwa semua pihak harus menahan diri untuk menghindari meningkatnya kekerasan di Timur Tengah.

Hal yang sama juga diungkapkan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Pihaknya mengatakan akan mencoba untuk meyakinkan Israel untuk tidak merespon dengan melakukan eskalasi.

Sementara itu, AS juga mendesak Israel untuk tidak melakukan serangan balasan kepada Iran.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS tidak akan berpartisipasi atau mendukung serangan langsung Israel terhadap Iran.

Untuk itu, pihaknya menyampaikan agar Israel lebih berhati-hati dengan respons yang diberikan ke depannya.

Baca juga: 4 Potensi Dampak Serangan Iran ke Israel bagi Perekonomian Indonesia

Latar belakang serangan Iran ke Israel

Serangan Iran pada Sabtu malam itu menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel, meskipun telah terjadi permusuhan selama puluhan tahun sejak Revolusi Islam 1979.

Iran mengatakan, serangan tersebut merupakan serangan balasan atas aksi penyerangan terhadap konsulat Iran di Damaskus pada Senin, 1 April 2024.

Pada saat itu, pesawat tempur Israel menyasar gedung Konsulat Iran yang berada di Distrik Mezzeh barat, Damaskus, dari arah Dataran Tinggi Golan.

Misil Israel kemudian menghancurkan gedung dan menewaskan seorang jenderal penting di Garda Revolusi Iran (IRGC) Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan beberapa perwira lainnya.

Kini, Iran menganggap permasalahannya dengan Israel telah selesai.

Iran menegaskan akan menyerang dengan kekuatan lebih besar bila Israel ataupun AS mencoba membalas serangan tersebut.

Meski demikian, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa 99 persen dari pesawat tak berawak dan rudal yang diluncurkan oleh Iran berhasil dicegat, dikutip dari AP News.

Israel dan Iran telah bersitegang selama enam bulan perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza.

Perang meletus setelah Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok yang didukung oleh Iran, melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menculik 250 orang lainnya.

Sementara itu, serangan Israel di Gaza telah menyebabkan kehancuran yang meluas dan menewaskan lebih dari 33.700 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.

Baca juga: DPR AS Didesak Beri Bantuan 14 Miliar Dollar ke Israel, Untuk Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi