Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
nationalgeographic.grid.id
Ilustrasi Gunung Vesuvius.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kota Pompeii di zaman Romawi kuno lenyap dari peradaban setelah Gunung Vesuvius meletus dahsyat pada tahun 79 Masehi.

Dilansir dari National Geographic, gunung tersebut mampu melenyapkan seluruh penduduk dan bangunan di Pompeii dalam waktu 15 menit saja.

Ribuan penduduk di Pompeii tewas setelah mereka mengalami sesak napas karena menghirup abu dan gas dari Gunung Vesuvius sebelum akhirnya terkubur material vulkanik.

Studi Departemen Ilmu Bumi dan Geo Lingkungan University of Bari menunjukkan, penduduk Pompeii tidak bisa melarikan diri sehingga sebagian besar dari mereka meninggal mati lemas di rumah, tempat tidur, jalan, dan alun-alun kota.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski terakhir kali meletus pada 1944, Gunung Vesuvius diperkirakan akan meletus lagi suatu saat dan mengancam setengah juta orang yang tinggal di sekitarnya.

Hal itu terungkap dalam film dokumenter pendek dari sebuah salurah pendidikan, Underworld, yang mengeksplorasi seperti apa letusan yang akan terjadi dan apa saja akibat yang bisa ditimbulkan saat Vesuvius meletus.

Baca juga: Arkeolog Temukan Vila Romawi Usia 2.000 Tahun di Inggris, Ini Isinya

Potensi Gunung Vesuvius meletus

Dilansir dari Express, Underworld merilis film dokumenter pendek yang mengeksplorasi potensi ledakan gunung berapi di seluruh dunia, termasuk Vesuvius yang dapat meletus kembali.

Potensi meletusnya Gunung Vesuvius terbilang berbahaya karena banyak orang tinggal di sekitarnya.

Sekitar tiga juta penduduk tinggal di Napoli, sebuah kota di Italia yang terletak tidak jauh dari gunung tersebut.

Tak hanya itu, sekitar setengah juga orang juga tinggal di zona bahaya Gunung Vesuvius.

Banyaknya penduduk yang tinggal di kawasan tersebut menjadikan Vesuvius sebagai daerah vulkanik terpadat di dunia.

Baca juga: Telur Zaman Romawi Umur 1.700 Tahun Ditemukan dengan Bagian Dalam Masih Utuh, Kok Bisa?

Upaya pemerintah Italia

Pemerintah Italia yang mengetahui penduduknya dalam bahaya segera melakukan langkah antisipatif dengan memindahkan mereka dari zona bahaya agar tercipta kawasan taman nasional di sekitar Gunung Vesuvius.

Tidak seorang pun diizinkan untuk tinggal di dalam batas-batas taman nasional.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah setempat menawari penduduk uang sekitar 40.000 dollar AS atau sekitar Rp 647 juta agar mereka mau pindah dan mendirikan tempat tinggal di daerah lain.

Pemerintah Italia menilai, terciptanya kawasan di sekitar Gunung Vesuvius yang minim penduduk memungkinkan evakuasi dapat berjalan selama beberapa hari saja jika letusan benar-benar terjadi.

Baca juga: 7 Cara Pemungutan Suara Orang Yunani dan Romawi Kuno, Adu Teriak dan Pakai Kerikil

Perkiraan Gunung Vesuvius meletus

Meski pemerintah Italia melihat potensi bahaya, peneliti memprediksi letusan Gunung Vesuvius kemungkinan tidak akan terjadi dalam beberapa ratus tahun ke depan.

Peneliti berpendapat demikian setelah mereka menelisik empat letusan terbesar gunung tersebut dalam 10.000 tahun terakhir.

Mereka menemukan bukti dan survei seismik yang menunjukkan bahwa Gunung Vesuvius akan "tertidur" dalam waktu yang sangat lama.

Untuk diketahui, gunung tersebut sudah menghasilkan magma mafik, sejenis magma yang mengandung jumlah silika yang lebih rendah.

Magma mafik dalam Gunung Vesuvius juga kurang kental dan kaya gas dibandingkan magma silikat.

Menurut profesor di ETH Zurich, Olivier Bachmann, hal tersebut menunjukkan sesuatu yang baik.

"Itulah mengapa kami pikir kemungkinan besar letusan besar dan eksplosif Vesuvius hanya akan terjadi setelah periode tenang yang berlangsung selama berabad-abad," katanya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi