Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Bryan Goff
Ilustrasi galaksi Bima Sakti.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Galaksi secara sederhana didefinisikan sebagai sebuah sistem bintang dan materi antarbintang yang membentuk alam semesta.

Hampir semua galaksi lahir segera setelah alam semesta tercipta, kemudian galaksi-galaksi tersebut tersebar di seluruh ruang angkasa.

Galaksi terdiri dari debu, gas, materi gelap, dan jutaan hingga triliunan bintang yang disatukan oleh gravitasi.

Salah satu dari sekian banyak galaksi yang ada di alam semesta adalah galaksi Bima Sakti, di mana tata surya dan bumi tempat tinggal manusia berada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Galaksi dan Tata Surya?


Galaksi Bima Sakti

Dikutip dari laman Britannica, galaksi Bima Sakti adalah sistem spiral besar yang terdiri dari beberapa ratus miliar bintang, termasuk di antaranya adalah Matahari.

Ia juga dikenal dengan nama Milky Way, nama yang diambil dari kumpulan bintang dan awan gas bercahaya tak beraturan yang membentang melintasi langit jika dilihat dari Bumi.

Piringan galaksi Bima Sakti berdiameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan tebalnya hanya 1.000 tahun cahaya.

Sama seperti Bumi mengorbit matahari, tata surya juga diketahui mengorbit pusat Bima Sakti.

Meskipun meluncur melintasi ruang angkasa dengan kecepatan sekitar 828.000 kilometer per jam, tata surya membutuhkan waktu sekitar 250 juta tahun untuk menyelesaikan satu kali revolusi.

Baca juga: Teleskop James Webb Temukan Bukti Bintang Pertama di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Terjauh

Anggapan masyarakat Mesir Kuno tentang Bima Sakti

Orang Mesir kuno diketahui sangat memperhatikan langit malam. Mereka menerapkan pengamatan astronomi mereka ke dalam agama, mitologi, dan perhitungan waktu.

Para ahli telah mengidentifikasi bulan, planet, dan bintang serta konstelasi tertentu dalam teks dan mural makam Mesir.

Ahli astrofisika Or Graur dari Universitas Portsmouth dan rekan-rekannya berpendapat bahwa dewi langit Nut mungkin telah dipahami oleh orang Mesir kuno sebagai ekspresi Bima Sakti.

Dilansir dari laman Archaeology, Nut, dewi langit, bintang, dan alam semesta, sering ditampilkan dengan bintang di sekujur tubuhnya dan melengkung di atas saudara lelakinya dan suaminya, Geb, dewa Bumi.

Baca juga: Mengenal Galaksi, Sistem Bintang yang Membentuk Alam Semesta

Para peneliti menganalisis teks-teks Mesir kuno, termasuk Kitab Nut, yang berfokus pada pergerakan bulan, matahari, planet, dan siklus bintang.

Mereka juga meninjau model Bima Sakti dari berbagai lokasi di Mesir antara 3.000 dan 4.000 tahun yang lalu, dan bagaimana penampakannya berubah sepanjang malam.

Graur menetapkan bahwa orientasi Bima Sakti dalam model simulasi langit malam Mesir kuno sesuai dengan deskripsi tubuh Nut dalam Kitab Nut.

Penelitian tersebut ingin menunjukkan bagaimana menggabungkan berbagai disiplin ilmu dapat memberikan wawasan baru mengenai kepercayaan kuno.

Baca juga: 7 Fakta Unik Merkurius, Planet Paling Kecil dan Memiliki Ekor

Hal tersebut juga sekaligus menyoroti bagaimana astronomi menghubungkan umat manusia antar budaya, geografi, dan waktu.

Nut juga memainkan peran utama dalam siklus harian Matahari, menelannya saat terbenam di barat. Kemudian, saat fajar, Nut kembali melahirkan matahari yang terbit di timur, menurut Scientific American.

Penggambaran Nut sebagai wanita bertubuh melengkung, terkadang bertabur bintang seolah mengingatkan pada Bima Sakti yang melengkung melintasi langit.

Akrobatik Bima Sakti terbukti sangat penting setelah Or Graur mengetahui bagaimana Nut dideskripsikan dalam Teks Piramida Mesir kuno, Teks Peti Mati, dan Kitab Nut.

Baca juga: Apa Itu Satelit Alami Planet di Tata Surya? Berikut Pengertian dan Rinciannya

Di dalam Buku Nut ia menemukan hubungan terkuat antara Nut dan Bima Sakti. Di dalamnya, kepala dan belakang Nut disamakan dengan ufuk barat dan timur.

Namun lengannya digambarkan berbaring miring terhadap tubuhnya, dengan lengan kanannya di barat laut dan lengan kirinya di tenggara.

Orientasi yang sangat spesifik ini persis seperti penampakan galaksi Bima Sakti di langit musim dingin.

Meski demikian, penelitian tersebut bisa menunjukkan dengan pasti bahwa Bima Sakti merupakan manifestasi dari Nut.

Baca juga: Memiliki 146 Bulan, Berikut 7 Fakta Menarik tentang Planet Saturnus

Namun menurut Or Graur keduanya saling terkait, dengan Bima Sakti yang menonjolkan lengan Nut selama musim dingin dan tulang punggungnya selama musim panas.

Kondisi tersebut memungkinkan orang Mesir kuno melihat perwujudannya sebagai langit.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi