Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap, ASN di Kaltim Akan Dimutasi ke IKN

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER
Istana Presiden tampak dari Plaza Seremoni
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah berencana memutasi aparatur sipil negara (ASN) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Langkah tersebut sebagai bentuk kesigapan pemerintah dalam menyiapkan jumlah kebutuhan ASN di ibu kota yang baru.

"Jadi akan ada beberapa pegawai ASN di wilayah Kaltim yang dimutasi ke IKN," ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Abdullah Azwar Anas, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan kebutuhan ASN di IKN dengan menyediakan formasi khusus bagi putera dan puteri terbaik di Kaltim.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal tersebut, menurut Anas, menjadi peluang besar bagi mereka untuk mengabdi di IKN.

Baca juga: 4 Fakta Rencana Pembangunan Kereta Cepat Brunei-Malaysia-IKN

Sumber kebutuhan ASN di IKN

Anas menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan beberapa sumber pengisian kebutuhan ASN di IKN, selain melakukan mutasi ASN di wilayah Kaltim.

Sumber pengisian kebutuhan ASN di IKN berasal dari kementerian atau lembaga yang pindah ke ibu kota baru dan hasil rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) khusus pada 2024.

Anas mengatakan, pengisian kebutuhan ASN di IKN melalui rekrutmen CPNS sudah dimulai dengan perincian formasi.

"Memang di tiap kementerian atau lembaga sekarang sedang didetailkan formasi CPNS khusus penempatan IKN," ungkap Anas.

"Misalnya yang sudah saya cek, di Kemenkes dan Kemenag sudah dialokasikan sekian formasi khusus IKN dari total formasi rekrutmen yang ditetapkan tahun ini. Jadi, sejak awal rekrutmen sudah jelas bahwa mereka akan ditempatkan di IKN," tambahnya.
Baca juga: Perusahaan Brunei Ingin Bangun Kereta Cepat Lintasi IKN dan Malaysia

Arah kebijakan pengadaan ASN

Anas juga menerangkan bahwa pemerintah telah menetapkan arah kebijakan pengadaan calon ASN pada 2024, salah satunya adalah mendukung efektivitas kerja IKN.

Rekrutmen ASN pada tahun ini juga diarahkan untuk sebagian merekrut fresh graduate yang rencananya ditempatkan di ibu kota yang baru.

Anas menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan supaya talenta muda dan fresh graduate diberi kesempatan untuk mengabdi di IKN.

"Fresh graduate direkrut karena sudah cukup lama pemerintah memang tidak merekrut fresh graduate dalam skala yang cukup besar," imbuh Anas.

Anas menegaskan, sesuai arahan Jokowi, pemindahan ASN ke IKN diharapkan tidak hanya memindahkan tempat kerja, tapi juga mendesain skema yang komprehensif.

Hal tersebut berkaitan dengan efektivitas kinerja, budaya kerja digital, hingga paradigma kerja birokrasi yang transformatif.

Anas memaparkan, ASN akan mulai pindah ke IKN secara bertahap mulai Juli 2024.

Baca juga: Bantah Tolak Pindah ke IKN, Ini Alasan DPR Usulkan Kegiatan Parlemen Tetap di Jakarta

Menteri pindah ke IKN

Ada sejumlah menteri dan jajaran yang akan pindah ke IKN, salah satunya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan, Basuki Hadimuljono.

IKN, kata Anas, juga disiapkan sebagai tempat upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI yang melibatkan sekitar 1.500 personel.

"Kemudian pada September 2024 dilanjutkan dengan pemindahan ASN secara lebih masif. Ada prioritas satu, dua, dan tiga, berapa jumlah eselon I-nya dan seterusnya, semua sudah ada datanya. Tinggal eksekusi saja," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi