Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Diketahui, Ini 8 Bahaya Menahan BAB

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/8PHOTO
Ilustrasi menahan BAB. Berikut sejumlah bahaya menahan BAB.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Buang air besar atau BAB adalah salah satu kegiatan yang berkitan dengan reaksi biologis tubuh.

Rasa ingin BAB muncul ketika tubuh secara alami akan membuang kotoran sisa pencernaan dan metabolisme yang tidak dibutuhkan.

Kotoran tersebut harus segera dikeluarkan jika seseorang sudah merasakan dorongan untuk BAB. 

Karena itu, sering manahan BAB justru bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Lantas, apa saja bahaya menahan BAB?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Mariko Aoki, Fenomena Mendadak Ingin BAB di Toko Buku, Ini Penjelasan Dokter

8 bahaya menahan BAB

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut setidaknya ada delapan bahaya sering menahan BAB:

1. Sembelit

Seseorang yang menghindari buang air besar dapat menyebabkan ia mengalami sembelit, dilansir dari Medical News Today.

Pasalnya, usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang menumpuk di anus atau rektum, sehingga feses akan lebih sulit dikeluarkan karena menjadi keras.

2. Inkontinensia tinja

Menahan untuk membuang air besar juga dapat menyebabkan inkontinensia tinja atau ketidakmampuan mengontrol BAB.

Saat seseorang menahan tinja, akan terjadi distensi atau peregangan pada rektum. Hal ini dapat berpotensi hilangnya sensasi di dalam rektum yang disebut hiposensitivitas rektal.

Baca juga: Ramai Video soal Bayi Baru Lahir tapi Belum BAB, Dokter Sebut Kelainan Hirschsprung

3. Impaksi tinja

Komplikasi lain jika seseorang sering menahan buang air besar adalah impaksi tinja.

Impaksi tinja adalah kondisi ketika feses yang mengeras dan mengering tersangkut dalam rektum atau usus besar.

Hal tersebut kemudian menyebabkan seseorang dapat sama sekali tidak bisa mengeluarkan kotoran hasil metabolisme tubuh.

4. Perforasi gastrointestinal

Menahan BAB juga bisa menyebabkan masalah pada saluran pencernaan yang bernama perforasi gastrointestinal.

Perforasi gastrointestinal adalah kondisi ketika terdapat lubang di dinding saluran pencernaan karena dorongan dari tinja.

Baca juga: Mengapa Susah BAB Saat Jauh dari Rumah? Ini Sebab dan Cara Pencegahannya

5. Peradangan di usus besar

Buang air besar yang ditahan terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah bakteri di dalam usus besar.

Bakteri yang berjumlah banyak tersebut dapat menyebabkan peradangan usus besar dan usus buntu dalam jangka panjang atau kronis.

6. Ambeien

Bahaya lain dari menahan BAB adalah potensi menderita wasir atau embeien karena efek tinja yang kering.

Ketika tinja semakin kering dan lebih sulit dikeluarkan, membuat seseorang akan mengejan dengan keras.

Hal tersebut memicu pembuluh darah di rektum membengkak dan menyebabkan ambeien.

Baca juga: Berapa Kali BAB Dikatakan Normal? Ini Penjelasan Dokter

7. Kanker usus besar

Sebuah studi di Clinical Gastroenterology and Hepatology pada 2022 mengungkapkan, menahan BAB terlalu sering dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar atau kanker kolorektal.

Pasalnya, tumpukan tinja di dalam usus besar berpotensi mengandung zat karsinogen atau zat penyebab kanker.

Bila terjadi kontak yang lama antara usus dengan tinja, pada gilirannya akan memicu terjadi kanker usus besar.

8. Saluran anus robek

Menahan buang air besar bisa menyebabkan fisura atau robekan pada saluran anus, dikutip dari Very Well Health.

Diketahui, semakin lama tinja tertahan di dalam rektum, semakin banyak air yang diserap tubuh. Hal itu membuat tinja menjadi lebih keras, sehingga sulit untuk dikeluarkan.

Buang air besar yang keras bisa menyebabkan fisura. Kondisi ini bisa sangat menyakitkan, berdarah, dan mungkin memerlukan waktu cukup lama untuk sembuh.

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ketahui Arti di Balik BAB Tenggelam dan Terapung!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi