Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Sistem Pertahanan Udara Iran yang Diaktifkan Usai Mendapat Serangan Israel

Baca di App
Lihat Foto
AFPTV/AFP
Video yang diambil dari AFPTV pada 14 April 2024 ini menunjukkan ledakan-ledakan yang menerangi langit di Hebron, Wilayah Palestina, selama serangan Iran terhadap Israel. Garda Revolusi Iran mengonfirmasi bahwa serangan drone dan rudal sedang berlangsung terhadap Israel sebagai balasan atas serangan mematikan pada 1 April di konsulat Damaskus.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Iran mengaktifkan sistem pertahanan udara di beberapa wilayah usai mendapatkan serangan balasan dari Israel pada Jumat (19/4/2024).

Diberitakan Al Jazeera, sistem pertahanan udara Iran mencegat dan menghancurkan tiga drone yang terbang ke langit Isfahan pada Jumat pagi.

Israel dikabarkan meluncurkan rudal ke wilayah Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari waktu setempat. Kejadian ini merupakan balasan atas serangan Iran pada Sabtu (13/4/2024).

Akibat serangan Israel, ledakan terdengar di Kota Isfahan dekat fasilitas nuklir Iran. Pesawat tempur juga melakukan serangan udara di lokasi militer antara Provinsi Daraa dan Suwayda.

Untuk mengatasi serangan itu, sistem pertahanan udara di Isfahan dan Kota Tabriz di bagian barat laut Iran juga diaktifkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, seperti apa sistem pertahanan udara Iran?

Baca juga: Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan


Mengenal sistem pertahanan udara Iran

Pada Februari 2024, Iran meresmikan dua sistem pertahanan udara baru mereka yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan.

Sistem pertahanan udara ini dinamakan sistem rudal anti-balistik Arman dan sistem pertahanan udara ketinggian rendah Azarakhsh.

Dikutip dari VOA News, sistem rudal Arman memiliki jangkauan menengah dan ketinggian yang dapat mengidentifikasi target dalam jarak 180 kilometer.

Sistem ini dapat menyerang serta menghancurkan target pada jarak 120 kilometer. Selain itu, sistem rudal Arman diklaim dapat menyerang enam target secara bersamaan.

Sementara itu, sistem pertahanan Azarakhsh dapat dipasang pada beberapa jenis kendaraan. Alat ini bekerja menggunakan radar, sistem elektro-optik, dan pencari termal untuk mendeteksi dan melacak targetnya.

Laporan dari National Security Studies memperkirakan, Iran memiliki sistem rudal TOR-M1 yang mampu menembak jatuh pesawat, kendaraan udara tak berawak, peluru kendali, dan senjata lain dengan presisi.

Sistem yang didapat dari Rusia ini dirancang untuk beroperasi di lingkungan yang sangat padat pelacak secara intensif.

TOR-M1 dapat melacak hingga 48 target pada jarak maksimum 25 km dan menyerang dua target secara bersamaan dengan kecepatan 700 m/detik pada jarak 1-12 km. Rudal ini dipersenjatai hulu ledak berdaya tinggi seberat 15 kg.

Iran juga mengoperasikan sistem pertahanan rudal jarak jauh Bavar-373 yang menjangkau wilayah seluas 450 km. Rudal ini dapat menargetkan rudal balistik jarak jauh, drone, dan jet tempur siluman serta melacak 60 target dan menyerang enam sekaligus dengan jarak 300 km.

Ada juga 15 sistem rudal MM-23 HAWK serta S-300PMU yang disebut sebagai sistem anti-udara paling mumpuni di Iran.

Selain itu, Iran juga membangun sistem pertahanan udara lokal yang meniru Feimeng 800 dari China. Jangkauan radar ini efektif mencapai 12-15 km. Iran juga menggunakan radar pencarian JY-14 untuk mendeteksi target udara.

Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Senjata pertahanan Iran

Tidak hanya memiliki sistem pertahanan udara, militer Iran juga dilengkapi sejumlah senjata dan kendaraan tempur.

Iran mengoperasikan beberapa jet tempur termasuk jet tempur F-4 dan F-5 buatan AS sejak 1979. Negara ini juga memiliki jet tempur Sukhoi dan MiG Rusia yang berasal dari era Soviet.

Angkatan udara Iran juga telah membuat jet tempurnya sendiri, seperti Saeqeh dan Kowsar. Sementara Rusia mengirimkan dua lusin jet tempur Su-35.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan tentara Iran juga memiliki berbagai rudal balistik dan jelajah yang mencakup jarak hingga 2.000 km, serta berbagai drone pengintai dan penyerang.

Di luar senjata perang, Iran diperkirakan memiliki tim peretas yang kerap menyerang balik serangan siber yang dikirimkan Israel selama bertahun-tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi