KOMPAS.com - Pijat bayi atau baby massage menjadi salah satu tren sekaligus tradisi yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.
Biasanya, beberapa orang akan memijat bayi mulai setelah bayi lahir hingga usianya menginjak beberapa bulan, bahkan sampai anak balita.
Ada orangtua yang memilih memijat sendiri bayinya, pergi ke klinik khusus bayi dan anak, atau ke dukun bayi.
Namun perlu diketahui, praktik pijat bayi yang tidak sesuai prosedur medis yang tepat bisa membahayakan keselamatan bayi.
Lantas, sebenarnya amankah memijat bayi, termasuk bayi yang baru lahir?
Baca juga: Bolehkah Memberi Obat Sirup Parasetamol pada Anak? Ini Kata Dokter dan IDAI
Apakah pijat bayi aman?
Dokter spesialis anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Fitri Hartanto menjelaskan, pijat bayi sebenarnya aman apabila dilakukan secara tepat.
Menurut dokter yang akrab disapa Fitri ini, simulasi pijat pada bayi yang tidak tepat bisa menyebabkan pendarahan saluran cerna, perdarahan intrakranial, fraktur atau patah tulang.
"Kami cermati stimulasi pijat pada bayi berangkat dari laporan kejadian pasca-pijat ada bayi masuk IGD dengan pendarahan dan lainnya. Ini menyebabkan angka kesakitan dan meninggal bayi bertambah," jelas dia, saat mengisi seminar Stimulasi Pijat Bayi, Amankah?, Selasa (5/3/2024).
Meskipun ada sejumlah risiko kesehatan pijat bayi apabila dilakukan tidak sesuai prosedur medis, tapi dokter yang menjabat selaku Ketua IDAI Jawa Tengah ini memastikan ada beberapa manfaat kesehatan pijat bayi apabila dilakukan dengan tepat.
"Kami kemudian mencoba melihat kejadian-kejadian tersebut apakah berkaitan dengan cara yang salah dalam melakukan pemijatan. Berdasarkan kajian dan literatur, stimulasi atau pijat bayi ternyata menguntungkan," kata dia.
Menurut IDAI, pijat bayi yang tepat bisa dilakukan dengan cara memegang, menggerakkan, atau memberikan sedikit penekanan pada bagian tubuh yang aman dipijat.
Proses pijat yang jadi bagian stimulasi tumbuh kembang ini dilakukan dengan cara yang menyenangkan, termasuk dengan musik, diajak mengobrol, atau dengan stimulasi visual, sembari melihat respons bayi.
Senada dengan Fitri, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Aisya Fikritama mengatakan, pijat bayi bisa berbahaya atau tidak, tergantung pada teknik memijatnya.
"Ada beberapa aturan yang harus diketahui orang tua saat akan memijat bayinya, termasuk bagian-bagian tubuh bayi yang sebaiknya tidak dipijat," jelas Aisya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/4/2024).
Baca juga: Ramai soal Anak 4 Tahun Bertunangan di Madura, Ini Penjelasan Guru Besar Universitas Trunojoyo
Bagian tubuh bayi yang tidak boleh dipijat
Dokter Aisya menjelaskan, ada beberapa bagian tubuh bayi yang tidak boleh dipijat, antara lain:
- Ubun-ubun
Aisya mengatakan, ubun-ubun merupakan bagian yang tidak boleh dipijat, jika bayi berusia kurang dari dua tahun.
Hal ini karena, pada bayi yang berusia kurang dari dua tahun, tulang tengkorak yang melindungi otak bayi masih lunak, sehingga tekanan yang diberikan pada ubun-ubun bisa mengenai saraf dan mengganggu tumbuh kembang si kecil.
"Jadi jangan ditekan ya bagian ubun-ubunnya karena berbahaya. Namun bisa sudah lewat dua tahun itu sudah boleh," ucap Aisya.
- Ulu hati
Selain ubun-ubun, bagian tubuh bayi yang tidak diperbolehkan dipijat adalah bagian ulu hati lantaran organ bayi masih terlalu kecil.
- Tulang belakang
Selanjutnya, tulang belakang bayi juga menjadi bagian yang sebaiknya tidak dipijat ketika bayi baru lahir atau baru berusia beberapa hari.
"Karena sebelum bayi berusia dua tahun, tulang bayi akan terus berkembang sehingga dikhawatirkan tekanan saat memijat bisa memengaruhi tumbuh kembangnya," kata Aisya.
- Bagian tubuh lainnya
Selain itu, area pusar bayi saat pusar belum kering, bagian kepala, dan genital karena mudah iritasi.
"Bagian tubuh bayi yang boleh dipijat yakni punggung, telapak kaki, pergelangan kaki, tungkai bawah, dan paha," kata Aisya.
Kapan waktu terbaik untuk memijat bayi?
Dokter Fitri menyampaikan, stimulasi atau pijat bayi bisa dilakukan sedini mungkin, sejak bayi baru lahir.
"Usia termuda melakukan pijat bayi saat usia awal bayi lahir hingga usia dua hingga tiga tahun," ujar dia.
Menurut Fitri, stimulasi ini bisa dilakukan orangtua atau tenaga kesehatan, bukan dukun pijat bayi.
"Sebaiknya pijat dilakukan oleh ayah atau ibunya sendiri bukan dengan bantuan dukun. Hal ini menciptakan tujuan utama kita membentuk bounding (ikatan emosional) hubungan anak dan orangtua," kata Fitri.
Fitri juga menganjurkan stimulasi pijat bayi yang dilakukan ibu atau ayah sebanyak 1-2 kali sehari, sekurang-kurangan tiga kali dalam seminggu. Namun, perlu dipastikan kesiapan antara orangtua dan anak.
Selanjutnya, Fitri menyebutkan waktu terbaik untuk memijat bayi yakni pada malam hari saat bayi hendak tidur.
Tips aman memijat bayi?
Selain mempertimbangkan bagian tubuh yang tidak boleh dipijat, Dokter Aisya mengingatkan, orangtua tidak perlu menggunakan minyak saat memijat bagian tubuh bayi yang berada di dekat mata.
Selain itu, hindari pula memijat bayi setelah disusui atau makan. Tunggu sekitar satu jam setelahnya baru diperbolehkan untuk memijat bayi.
Meski demikian, Aisya menyampaikan bahwa tidak ada patokan durasi untuk memijat bayi, asalkan tempat untuk memijatnya benar dan tekniknya juga benar.
"Pastikan sebelum memijat bayi, kondisinya sehat. Selain itu, pastikan respon si kecil apakah dia suka atau tidak. Kalau suka berarti dia nyaman tapi kalau sebaliknya sebaiknya pijatan dihentikan," ujar dia.
Baca juga: 9 Ikan Lokal untuk MPASI, Terjangkau dan Bantu Cerdaskan Bayi
Manfaat pijat bayi
Aisya menjelaskan, pada dasarnya pijat pada bayi diperbolehkan dan memiliki banyak manfaat, asal dilakukan sesuai dengan panduan dan teknik yang benar.
"Sebenarnya melakukan pijat bayi itu penting, tetapi tidak perlu ke dukun bayi dan ada beberapa manfaat ketika orangtua memijat anak," ujar dia.
Beberapa manfaat dari pijat bayi yakni bisa untuk menunjukkan penambahan berat badan, mengurangi tangisan bayi, mengurangi stres pada bayi, dan meningkatkan napsu makannya.
Selain itu, kata Aisya, pijat bayi juga bisa membuat kedekatan antara anak dengan orangtua dan membuat bayi tidur lebih nyenyak.
"Tapi caranya memang harus benar, jadi anak dipijat dari ujung kepala sampai kaki, ada yang mengarah dan menjauhi dan mendekati jantung," jelas dia.
"Dengan ini, kalori atau apapun yang dimakan oleh bayi bisa tersalurkan, motoriknya jadi lebih baik, nafsu makan, saraf di daerah perut dan sistem sarafnya bisa menjadi lebih baik," sambung dia.