KOMPAS.com - Hutan hujan secara sederhana dapat disebut sebagai hutan yang berada pada wilayah dengan curah hujan yang tinggi.
Curah hujan tahunannya lebih dari 1.800 milimeter, dengan iklim yang panas dan beruap. Di sini banyak ditumbuhi pepohonan hijau yang tinggi dan berdaun lebar.
Hutan hujan biasanya ada di dataran tinggi tropis basah dan dataran rendah di sekitar Khatulistiwa.
Dikutip dari laman National Geographic, hutan hujan dibedakan dalam dua jenis, berdasarkan karakteristik wilayahnya, yakni hutan hujan tropis dan hutan hujan iklim sedang.
Baca juga: Fosil Hutan Tertua di Dunia Ditemukan, Berusia 390 Juta Tahun dengan Jejak Artropoda
Hutan hujan tropis adalah ekosistem terestrial dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia.
Sinar matahari dan kelembapan yang melimpah merupakan unsur penting bagi keanekaragaman flora dan fauna hutan hujan tropis.
Sedangkan hutan hujan beriklim sedang terletak di garis lintang tengah, yang suhunya jauh lebih sejuk dibandingkan di daerah tropis.
Hutan hujan iklim sedang jauh lebih sejuk dibandingkan hutan hujan tropis, dengan suhu rata-rata antara 10 dan 21 derajat celsius.
Baca juga: Mengenal Hutan Hujan Tropis Sumatera, Warisan Dunia yang Terancam Punah
Meski tidak memiliki keanekaragaman hayati sekaya hutan hujan tropis, namun hutan ini merupakan rumah bagi produktivitas biologis yang luar biasa besar.
Keanekaragaman hayati hutan hujan sangat kaya dan memiliki peranan penting bagi kesejahteraan manusia dan kehidupan di bumi secara umum.
Hutan hujan membantu mengatur iklim di bumi dan menyediakan berbagai kebutuhan bagi semua organisme.
Baca juga: Pengertian Hutan Hujan, Jenis, dan Contohnya
Pentingnya keberadaan hutan hujan
Keberadaan hutan hujan memiliki peran penting di tingkat global. Dikutip dari laman Britannica, berikut adalah beberapa fungsi penting keberadaan hutan hujan:
1. Menunjang keanekaragaman hayatiHutan tropis lembab seperti Hutan Hujan Amazon dianggap sebagai titik panas keanekaragaman hayati dengan konsentrasi spesies hewan dan tumbuhan terbesar.
Sekitar dua pertiga spesies di bumi hidup secara eksklusif di hutan-hutan ini, meskipun hanya sebagian kecil dari spesies ini yang telah dideskripsikan secara formal dan diberi nama ilmiah.
Baca juga: Kisah 6 Hutan Paling Mistis di Dunia
Hutan merupakan penyimpan karbon terbesar di daratan. Pada komunitas terestrial, hingga 80 persen karbon di atas permukaan tanah dan sekitar sepertiga karbon di bawah permukaan tanah terkandung di dalam hutan.
Diperkirakan bahwa hutan hujan tropis berfungsi sebagai penyerap lebih dari 50 persen karbon dioksida di atmosfer yang diserap oleh tanaman setiap tahunnya.
Baca juga: Mengenal Tangkalaluk, Ular Raksasa Penunggu Hutan Kalimantan, Sungguhan Ada?
3. Manajemen air dan oksigenHutan hujan tropis memainkan peran penting dalam pertukaran gas antara biosfer dan atmosfer, serta perannya sebagai “paru-paru bumi” dalam produksi oksigen terestrial.
Di lembah Sungai Amazon bagian atas di Amerika Selatan, hutan hujan mendaur ulang hujan yang terutama dibawa oleh angin pasat dari timur.
Ketika hutan hujan dirusak, curah hujan dalam jumlah besar di wilayah tersebut tidak dapat diserap, sehingga berisiko mengakibatkan banjir dan erosi tanah yang meluas.
Baca juga: Hutan Cadangan Pangan, Solusi bagi Ketahanan Pangan Nasional
4. Sumber obat dan produk alami lainnyaBanyak obat-obatan, sekitar seperempat dari seluruh obat resep, dibuat dari bahan-bahan yang dikumpulkan dari hutan hujan.
Tanaman hutan hujan juga telah digunakan untuk membuat insektisida nabati yang jauh ramah dibandingkan bahan kimia sintetis atau buatan manusia.
Selain itu, banyak produk, seperti karet alam, minyak atsiri yang digunakan dalam kosmetik dan parfum, rotan, dan sejumlah produk makanan berasal dari sana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.