Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Freddi Ngoro
Ilustrasi banjir di Kenya [Wikimedia/Freddi Ngoro].
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Badai dan banjir bandang dengan air berlumpur setinggi pinggang orang dewasa menerjang rumah warga di Ibu Kota Kenya, Nairobi, Rabu (24/4/2024).

Banjir bandang tersebut rentetan musibah akibat cuaca hujan ekstrem yang melanda beberapa negara di Afrika timur, termasuk Kenya, sejak pertengahan Maret 2024, atau terjadi lebih dari sebulan lalu.

Dinukil dari VOA Africa, Kamis (25/4/2024), banjir bandang yang melumpuhkan separuh negara Kenya membuat sedikitnya 38 orang meninggal dunia dan 103.500 terpaksa mengungsi. 

Diberitakan CNN, (24/4/2024), Kenya mengalami hujan deras sejak pertengahan Maret. Namun, hujan semakin deras selama seminggu terakhir sehingga menyebabkan banjir besar pada hari Rabu.

Beberapa jalanan di ibu kota ditutup akibat banjir dan beberapa wilayah masih terendam setelah hujan lebat terjadi seharian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenya Railways juga menghentikan layanan kereta komuter secara nasional akibat kondisi ini.

Baca juga: WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda


Penyebab banjir Kenya

Curah hujan tinggi yang terjadi di Kenya dalam sebulan terakhir menyebabkan Sungai Nairobi dan Sungai Athi di Kenya meluap sehingga timbul banjir bandang.

Meski hujan ekstrem turun sejak Maret, Departemen Meteorologi Kenya memperkirakan akan terjadi lebih banyak curah hujan pada minggu ini atau 23-29 April 2024.

Ahli cuaca bahkan memperkirakan hujan ekstrem di Kenya akan terus mengguyur hingga bulan Juni 2024.

Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi Indian Ocean Dipole (IOD) atau El Nino. Diketahui, El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia.

Baca juga: Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Dampak banjir bandang Kenya

Diberitakan Sky News (24/4/2024), wilayah Kenya yang paling terkena dampak bencana adalah Nairobi dan Machakos County yang terletak di sebelah timur ibu kota.

Banjir bandang yang dialami warga Kenya menyebabkan jalanan di Kota Nairobi berubah menjadi sungai.

Banjir yang menggenangi jalanan semakin bertambah dan hampir mencapai atap rumah. Kondisi ini memaksa warga mengungsi.

Ratusan penduduk yang tinggal di daerah kumuh di Mathare bahkan terpaksa tidur di atap rumah semalaman.

Jalan raya utama Kenya terendam air banjir sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas di seluruh negeri.

"Situasi di Nairobi telah meningkat ke tingkat ekstrem. Pemerintah daerah dengan segala upayanya jelas kewalahan. Kita perlu semua layanan darurat nasional dikerahkan untuk menyelamatkan nyawa," ujar anggota senat Kenya, Edwin Sifuna.

Diperkirakan, imbas banjir dirasakan lebih dari 100 ribu orang, menghancurkan pertanian, merusak infrastruktur, sekolah, rumah, dan usaha kecil.

Jumlah korban terdampak curah hujan di atas rata-rata, termasuk banjir, pada Maret hingga Mei di Kenya bakal terus meningkat, seperti dikutip dari African News (23/4/2024).

Untuk menanggulangi bencana, pemerintah Kenya tengah berupaya menyalurkan bantuan ke seluruh wilayah dengan bantuan mitra kemanusiaan.

Tim Palang Merah Kenya juga melaporkan organisasinya telah melakukan lebih dari 188 penyelamatan pada warga yang terjebak banjir, sejak awal Maret.

Selain di Kenya, banjir Afrika juga menerjang sejumlah negara tetangga di Afrika Timur.

Dikutip dari BBC, (24/4/2024), hampir 100.000 orang mengungsi di Burundi, sementara sedikitnya 58 orang tewas di Tanzania.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi