Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
Ilustrasi hubungan mulai hancur
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang remaja perempuan di China bernama Xiaoyu (18) didiagnosis menderita “love brain” karena menelepon pacarnya lebih dari 100 kali sehari.

Dikutip dari SCMP, Sabtu (20/4/2024), kondisi itu membuat remaja dari Provinsi Sichuan, mengalami kesehatan mental yang buruk dan membuat hidup pasangannya sengsara.

Dokter Rumah Sakit Rakyat Keempat di Chengdu, Du Na mengungkapkan, perilaku itu dimulai ketika Xiaoyu menjalin hubungan dengan pacarnya di universitas.

Baca juga: Hubungan antara Rasa Cemas Berlebihan dan Asam Lambung Naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobsesi dengan pacarnya

Namun pacarnya yang tidak disebutkan identitasnya itu merasa tidak nyaman dan terkekang akibat Xiaoyu.

Sebab Xiaoyu terobsesi dengan pacaranya dan sangat bergantung serta membutuhkannya sepanjang waktu.

Selain meminta pacarnya untuk terus-menerus memberitahukan keberadaannya, Xiaoyu juga ingin dia membalas pesannya sepanjang waktu, siang dan malam.

“Dia diharapkan segera membalas pesannya,” ujar Du.

Tak sampai di situ, Xiaoyu berulang kali mengirim pesan kepada pacarnya untuk mengaktifkan kamera WeChat miliknya.

Suatu hari, Xiaoyu menelepon pacarnya lebih dari 100 kali. Namun panggilan itu tidak diangkat oleh pacarnya.

Xiaoyu pun menjadi sangat kesal dan marah sehingga dia melemparkan barang-barang rumah tangga dan menghancurkannya di sekitar rumah.

Setelah itu, pacarnya pun segera menelepon polisi untuk mengatasi perilaku Xiaoyu. Namun ketika polisi datang ke rumah Xiaoyu, dia mengancam akan melompat dari balkon.

Baca juga: Kisah Tragis Pengantin Baru di India, Tewas Setelah Menerima Kado Bom dari Mantan Pacar

Didiagnosis love brain

Xiaoyu pun dibawa ke rumah sakit, di mana dia didiagnosis menderita gangguan kepribadian yang disebut sebagailove brain, dilansir dari TimesofIndia, Rabu (24/4/2024).

Love brain merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk mendefinisikan perilaku kompulsif dalam hubungan asmara, meski bukan istilah medis.

Du mengatakan, kondisi tersebut dapat terjadi secara bersamaan dengan penyakit mental lainnya seperti kecemasan, depresi, dan gangguan bipolar.

Meski begitu, Du tidak mengungkapkan penyebab love brain yang dialami Xiaoyu tersebut.

Menurutnya, penyakit itu sering terjadi pada orang yang tidak memiliki hubungan sehat dengan orang tuanya semasa kecil.

Orang-orang dengan kondisi ringan dapat pulih dengan sendirinya dengan belajar mengelola emosi.

Namun, penderita love brain dengan gejala ekstrem memerlukan pengobatan secara medis dengan terapi dari profesional.

Baca juga: Ibu Sedih Setelah Melahirkan? Kenali Apa Itu Sindrom Baby Blues

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi