Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi suhu panas.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bangkok, Thailand mengeluarkan peringatan baru cuaca panas ekstrem pada Kamis (25/4/2024) dengan indeks panas diperkirakan dapat mencapai suhu maksimal 52 derajat Celsius.

Pada Rabu (24/4/2024), suhu di Bangkok mencapai 40,1 derajat Celsius. 

Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan bahwa 30 orang meninggal akibat sengatan panas (heat stroke) antara 1 Januari-17 April 2024, dikutip dari Strait Times, Kamis (25/4/2024).

Rekor ini mendekati tahun 2023, yaitu sebanyak 37 orang meninggal dunia akibat sengatan suhu panas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat gelombang panas ekstrem, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, Direk Khampaen mendesak orang lanjut usia dan yang memiliki kondisi medis penyerta, termasuk obesitas, untuk tetap berada di dalam rumah dan minum air secara teratur.

April merupakan bulan terpanas sepanjang tahun di Thailand. Dan kondisi ekstrem pada 2024 diperburuk oleh pola cuaca El Nino.

Lantas, apakah gelombang panas juga akan menerpa Indonesia?

Baca juga: Thailand Dilanda Suhu Panas, Dilaporkan 30 Orang Meninggal Dunia akibat Heat Stroke


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto buka suara terkait prakiraan suhu panas di Indonesia.

Menurut Guswanto, gelombang panas ekstrem seperti di Thailand kemungkinannya sangat kecil terjadi di Indonesia.

Hal ini terjadi karena Indonesia terletak di khatulistiwa dan memiliki kondisi geografis yang dikelilingi oleh lautan yang luas dengan dua samudra.

“Gelombang panas seperti di Thailand umumnya akan terjadi di daerah lintang menengah sampai sedang pada daratan yang cukup besar, yang artinya pada wilayah kontinental atau sub-kontinental,” ungkap Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/4/2024).

Guswanto mengungkapkan bahwa Indonesia tidak pernah terjadi gelombang panas. Selain itu, gelombang panas di Thailand juga tidak akan berdampak pada Indonesia.

Contohnya, pada April 2023 ketika gelombang panas menyerang Thailand, Indonesia juga tidak mengalaminya.

Terkait dengan fenomena El Nino yang menyebabkan cuaca panas, Guswanto menjelaskan bahwa sudah tidak ada El Nino di Indonesia.

“Pada Jumat (26/4/2024), indeks cuaca di Indonesia sudah mencapai 0,79 atau berada dalam kondisi normal,” katanya.

Baca juga: Warganet Sebut Suhu Kalimantan Sangat Panas, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Perbedaan gelombang panas dan cuaca panas

Lebih lanjut, Guswanto mengatakan bahwa gelombang panas dan suhu panas merupakan fenomena yang berbeda.

Guswanto menjelaskan bahwa gelombang panas disebabkan oleh terbentuknya pusat tekanan tinggi di atmosfer yang membuat udara panas terdiam di suatu wilayah dalam waktu yang cukup lama.

Gelombang panas yang terjadi umumnya berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu.

“Ini bisa menyebabkan udara panas akan turun dan memanaskan udara di permukaan,” jelas Guswanto.

Selain itu, suatu fenomena dapat dikatakan gelombang panas apabila suhunya lebih dari 5 derajat Celsius dari suhu rata-rata maksimum harian.

Suatu kondisi juga dapat dikatakan gelombang panas saat terjadi selama minimal lima hari berturut-turut.

“Sementara itu, suhu panas umumnya terjadi tidak di atas suhu rata-rata maksimum harian meskipun lebih panas daripada biasanya,” tutur Guswanto.

Baca juga: Saat Suhu Global Pecahkan Rekor 10 Bulan Berturut-turut...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi