Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar video warga
Intensitas hujan yang tinggi beberapa jam, 6 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dilanda bencana banjir dan tanah longsor, Jumat (3/5/2024) lagi.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Banjir besar disertai tanah longsor menerjang enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (3/5/2024). 

Banjir di Sulawesi Selatan membuat sedikitnya 14 orang meninggal dunia, sejumlah orang hilang dan masih dalam pencarian, dan ribuan warga mengungsi.

Ada enam kabupaten yang dilanda banjir dan tanah longsor di Sulsel, yakni Luwu, Wajo, Enrekang, Sidrap, Pinrang, dan Sinjai.

Banjir dan tanah longsor tersebut terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi panjang mengguyur kawasan tersebut, sejak Kamis (2/4/2024) malam. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Arab Saudi Dilanda Hujan Lebat, Banjir Menerjang Madinah

Diberitakan oleh Kompas.id, Jumat (3/5/2024), banjir dan tanah longsor pada awal Mei 2024 ini terparah di Luwu, dengan ketinggian air sampai lebih dari empat meter. 

Tiga kecamatan yang terdampak banjir Luwu adalah Latimojong, Suli, dan Belopa. Di sisi lain, jalur penghubung Wajo dengan Luwu, Sidrap, dan Enrekang juga terendam banjir di wilayah Siwa-kera.

“Informasi terkait korban jiwa masih kami data. Ada info enam warga tertimbun di Luwu dan ada pula yang hanyut karena rumah mereka terbawa air,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Selawesi Selatan Amson Padolo, Jumat.

“Di Enrekang, jalur yang menghubungkan Enrekang dengan Sidrap, Pinrang, dan Toraja masih lumpuh karena jalan tertutup material longsoran dengan ketinggian hingga lebih dari 4 meter,” sambung dia.

Baca juga: Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

14 korban meninggal

Dilansir dari Antara, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Sabtu (4/5/2024), jumlah korban meninggal sebanyak 14 orang. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, 14 korban meninggal berasal dari 13 kecamatan yang dilanda banjir dan tanah longsor di Luwu.

13 kecamatan tersebut terdiri dari Suli, Latimojong, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa, dan Belopa Utara.

Meski sudah ada laporan jumlah korban, BNPB belum bisa memastikan keberadaan dan kondisi jasad korban meninggal akibat banjir di Sulawesi Selatan.

Hal tersebut disebabkan tim BNPB yang masih terus melakukan pendataan di lapangan, serta banjir masih merendam sejumlah wilayah dan memutus akses di beberapa daerah.

Baca juga: Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tujuh orang masih dalam pencarian

Sementara itu, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menyebutkan, sebanyak tujuh orang dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian pada musibah banjir di Sulawesi Selatan. 

Korban hilang merupakan warga Desa Buntu Sarek, Latimojong, dan Luwu. Korban terdiri atas tiga laki-laki dan empat perempuan. Dua di antara korban hilang adalah warga lanjut usia (lansia) dan anak berusia sembilan tahun.

Sebagaimana diberitakan oleh Antara, Sabtu, berikut identitas korban hilang banjir dan tanah longsor di Sulawesi Selatan:

  • Rumpak (L/97 tahun)
  • Jatim (P/55 tahun)
  • Rima (P/84 tahun)
  • Muh Misdar (L/29 tahun)
  • Mawi (L/57 tahun)
  • Sukma (P/9 tahun)
  • Kapila (L/84 tahun). 

Baca juga: Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Pj Bupati Luwu tetapkan tanggap darurat

Terpisah, Penjabat (Pj) Bupati Luwu Muh Saleh menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari menyusul bencana banjir di Sulawesi Selatan.

Tanggap darurat banjir dan tanah longsor di Luwu terhitung mulai tanggal 3 Mei sampai 1 Juni 2024.

Ia juga menginstruksikan agar seluruh aparat pemerintah daerah supaya siap siaga dan membantu penanganan bencana di daerah masing-masing.

“Banjir dan tanah longsor mengakibatkan rumah, fasilitas kesehatan dan pendidikan terendam, jalan poros desa serta jembatan rusak, akses mobilisasi warga, perekonomian, dan aktivitas lain terhambat,” kata dia, dilansir dari Antara, Sabtu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi