KOMPAS.com - Kucing calico dan tortie adalah jenis kucing yang memiliki pola warna bulu yang unik.
Kucing calico biasanya terdiri dari tiga warna, yakni cokelat, oranye, putih atau krem, serta hitam atau keabu-abuan.
Sementara, kucing tortie terdiri dari bercah oranye, krem, dan coklat pada warna dasar yang didominasi warna hitam.
Baik kucing calico maupun tortie, keduanya sama-sama didominasi oleh betina.
Lantas, mengapa kucing calico dan kucing tortie tersebut kebanyakan betina?
Baca juga: Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?
Penyebab kucing calico dan tortie kebanyakan betina
Guru Besar Bidang Genetika Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Setiadi Daryono membenarkan, bahwa dua jenis itu didonimasi oleh betina.
“Dari 3.000 ekor, hanya ada satu ekor jantan. Itu jarang sekali,” ucap Budi kepada Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).
Menurutnya, penyebab kucing calico dan tortie kebanyakan betina adalah faktor genetik atau kromosom yang kemudian memengaruhi warna bulunya.
Gen pembawa warna putih, hitam, dan oranye hanya muncul di kromosom XX alias betina. Sementara kromosom XY atau jantan, hanya bisa menghasilkan dua warna.
Baca juga: Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa Kerja untuk Bayar Kerugian
“Secara prinsip ilmiah, kucing calico dan tortie jantan itu punya kromosom XXY,” jelas dia.
Kedua jenis kucing ini diketahui sama-sama memiliki tiga warna bulu, yakni hitam, putih, dan oranye.
Nama "calico" memiliki arti kain belacu, merujuk pada kain yang berasal dari Calicut, India. Sementara "tortie" berasal dari kata "tortoiseshell" yang berarti tempurung penyu atau kura-kura.
“Istilah kulit belacu dan penyu terutama digunakan untuk menandakan pola warna bulu kucing dan tidak dianggap sebagai ras,” kata Budi.
Baca juga: Steril Kucing atau Vaksin, Mana yang Perlu Didahulukan?
Kucing calico dan tortie jantan umumnya mandul
Budi menjelaskan, kucing calico dan tortie jantan umunya akan mandul atau steril secara alami dari lahir. Hal itu dikarenakan kromosom XXY yang dibawanya.
“Meskipun saluran atau organ reproduksinya ada, tapi tidak berfungsi,” ujar Budi.
Tak hanya itu, usia hidup pejantan dari kedua jenis kucing tersebut biasanya juga lebih pendek dari betina.
Pasalnya, kromosom XXY membawa dampak buruk pada fungsi metabolisme dan sistem kekebalan tubuh kucing.
“Dua faktor tersebut umumnya menyebabkan organisme yang masuk kategori sindroma atau kelainan, usianya lebih pendek,” terang Budi.
Baca juga: Bolehkah Memotong Kumis Kucing? Kenali Dampaknya Berikut Ini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.