KOMPAS.com - Suhu panas dan gerah yang terjadi di Bandung, Jawa barat beberapa hari terakhir membuat beberapa warganet “menjerit” kepanasan.
Akun @1761venus pada Jumat (10/5/2024) mengibaratkan panasnya suhu di Bandung membuatnya seolah-olah seperti tengah digoreng.
Warganet lain melalui akun @bajrul, Jumat (3/5/2024), juga mengutarakan hal yang tak jauh berbeda.
Menurut akun tersebut, suhu panas yang terjadi di Bandung sudah seperti di Bekasi, Jawa Barat.
“Dengan bangga menyambut hawa panas Bandung yang sudah seperti Bekasi terima kasih bagi semua pihak yang sudah kontribusi pemanasan global dan wouldn't even care till kiamat,” cuitnya.
Tak sedikit pula warganet yang mengunggah tangkapan layar temperatur udara ponsel di Bandung pada Jumat berada di kisaran 30-31 derajat Celsius pada siang hari.
“bandung panas pisan walaupun aya angin sepoi-sepoi ge,” kata akun @orelhc.
Lantas, apa yang menyebabkan suhu di Bandung semakin panas?
Baca juga: Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?
Penjelasan BMKG
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu, merespons keluhan warganet yang menyebut Kota Kembang terasa sangat panas akhir-akhir ini.
Ia menjelaskan bahwa posisi Matahari yang berada tak jauh dari ekuator yang sedang berada di Belahan Bumi Utara (BBU) menyebabkan wilayah di ekuator mendapatkan penyinaran Matahari yang maksimum.
Hal tersebut menyebabkan suhu udara yang terdapat di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat terasa lebih panas daripada biasanya.
Selain itu, fenomena udara panas belakangan ini jika ditinjau secara karakteristik suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia, disebabkan karena fenomena gerak semu Matahari, yaitu suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
“Terlebih potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” jelas Rahayu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).
Baca juga: Kenapa Pagi Hari Terasa Dingin Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas? Ini Kata BMKG
Peralihan ke musim kemarau
Rahayu menjelaskan bahwa pada awal Mei atau dasarian I merupakan periode peralihan musim dari hujan ke kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Karena alasan itulah masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es
Rahayu menerangkan, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
“Hal ini terjadi karena radiasi Matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan Bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan,” ujarnya.
Ia menambahkan, karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Apabila kondisi atmosfer menjadi labil atau tidak stabil, potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan CB, lanjutnya, erat kaitannya dengan potensi kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
Baca juga: Warganet Sebut Suhu Kalimantan Sangat Panas, Ini Penyebabnya Menurut BMKG
Catatan suhu di Bandung
Rahayu menuturkan, BMKG mencatat suhu di Bandung ketika siang hari pukul 12.00-15.00 WIB berkisar 29,4-32,2 derajat Celsius.
Suhu sepanas itu disebabkan penyinaran Matahari maksimum dan pertumbuhan awan konvektif.
Menurut Rahayu, suhu 29,4-32,2 derajat Celsius di Bandung masih dalam kategori normal.
Suhu maksimum tertinggi di Bandung yang pernah terjadi adalah 35,8 derajat Celsius pada tanggal 8 Oktober 2023.
Ia memperkirakan, suhu tertinggi di Jawa Barat dapat mencapai 35-37 derajat Celsius.
Sementara prediksi suhu tertinggi di Bandung dapat mencapai 30-30,2 derajat Celsius.
Rahayu juga membeberkan berapa suhu Bandung yang tercatat di BMKG pada awal Mei 2024.
Simak rinciannya berikut ini:
- 1 Mei 2024: 30,0 derajat Celsius
- 2 Mei 2024: 32,2 derajat Celsius
- 3 Mei 2024: 32,0 derajat Celsius
- 4 Mei 2024: 31,6 derajat Celsius
- 5 Mei 2024: 31,2 derajat Celsius
- 6 Mei 2024: 31,0 derajat Celsius
- 7 Mei 2024: 32,0 derajat Celsius
- 8 Mei 2024: 31,4 derajat Celsius
- 9 Mei 2024: 29,8 derajat Celsius.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.