Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/VladisChern
Ilustrasi suhu panas.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah unggahan bernarasi musim kemarau 2024 di Yogyakarta disebut lebih panas dari tahun sebelumnya, viral di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat oleh akun X (Twitter) @jogmfs pada Kamis (9/5/2024).

Dalam unggahan, warganet mengeklaim bahwa suhu panas saat musim kemarau tahun sebelumnya tak sepanas tahun ini.

“Ya Allah asli iki sumuk banget hawane panas dan sumpek iki jog mulai kemarau tenan (asli ini gerah banget hawanya panas dan sumpek ini jog mulai kemarau tenan). Beberapa tahun lalu nek kemarau ga koyo ngene deh panas e (Beberapa tahun lalu kalau kemarau tidak seperti begini deh panasnya),” bunyi keterangan dalam unggahan.

Benarkah suhu musim kemarau ini lebih panas dibandingkan tahun sebelumnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Penjelasan BMKG Yogyakarta

Kepala Data Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum mengatakan suhu pada musim kemarau 2023 masih lebih panas dibanding tahun ini.

Meski begitu, kata dia, suhu pada 2024 lebih panas daripada yang terjadi pada 2021 dan 2022.

Suhu maksimum pada musim kemarau 2021 berkisar antara 31-31 derajat celsius. Sedangkan pada 2022, suhu maksimumnya sekitar 30-32 derajat celsius.

Pada musim kemarau 2023, suhu maksimum tercatat mencapai 33-34 derajat celsius dan pada 2024 berkisar 31-33 derajat celsius.

Kendati demikian, suhu maksium yang terjadi pada 2023 dan 2024 itu masih dalam kategori normal.

“Masih kategori normal untuk suhu udara 31-33 derajat celsius tahun 2024 di wilayah DIY ini. Dikatakan suhu ekstrem bila sudah mencapai di atas lebih dari 36 derajat celsius,” ujar Etik saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).

Baca juga: Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Pada tahun 2021-2022, Etik menyebutkan adanya anomali iklim yang bernama La Nina.

La Nina itu kemudian berdampak terjadinya peningkatan curah hujan pada periode musim hujan maupun musim kemarau 2021-2022.

La Nina sendiri adalah fenomena menurunnya suhu permukaan laut yang ada di Samudra Pasifik.

Hal itu kemudian membuat musim kemarau pada 2021 dan 2022 bersifat basah atau disebut sebagai kemarau basah.

“Sehingga praktis suhu maksimumnya tidak terlalu tinggi,” tuturnya.

Sementara pada periode kemarau 2023, justru ada fenomena El Nino yang berdampak pada turunnya curah hujan.

Hal itu kemudian membuat musim kemarau pada tahun tersebut bersifat kering yang berdampak pada bertambahnya suhu maksimum.

Sementara periode musim kemarau 2024 yang diprediksi terjadi hingga pertengahan tahun, suhu maksimumnya tidak sebesar tahun 2023. Sebab, iklim pada 2024 dikatakan dalam kondisi normal.

Baca juga: Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Suhu tertinggi pada 2023 mencapai 37,2 celcius

Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi suhu panas.
Senada, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, suhu maksimum yang terjadi pada 2023 masih lebih tinggi dibandingkan 2024 sejauh ini.

Suhu maksimum pada 2023 itu terjadi di Ciputat, Tangerang, Banten pada 17 April 2023 yang berada pada angka 37,2 derajat celsius.

Sementara tahun ini, suhu maksium tercatat di Putussibau, Kalimantan Barat pada 26 April 2024 mencapai 36,1 derajat celsius.

"Tahun ini belum ada suhu yang sampai 37,2 derajat Celcius, di lain sisi bahwa tahun 2024 belum berakhir," ucap Guswanto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Adapun suhu panas tersebut terjadi karena adanya gerak semu Matahari yang merupakan siklus tahunan.

Dengan demikian, Guswanto menilai, potensi suhu udara panas seperti itu juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

"Karena disebabkan oleh gerak semu matahari, diprakirakan sampai Agustus atau September. Juli-Agustus adalah prakiraan puncak musim kemarau di Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Indonesia Dilanda Suhu Panas Awal Mei 2024, Benarkah Itu “Heatwave”?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi