Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@ndorobei.official
Pusaran arus laut di Perairan Lor, NTT [Instagram/@ndorobei.official].
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Unggahan video yang menampilkan pusaran arus laut yang disebut muncul di perairan Alor, Nusa Tenggara Timur kembali beredar di media sosial.

Video tersebut diunggah akun media sosial Instaagram @ndorobei.officia, Senin (14/5/2024).

Dalam unggahan itu, tampak arus air memutar membentuk pusaran di tengah-tengah laut. Sejumlah warga pun tampak menyaksikan fenomena itu dari dermaga.

"Penampakan Pusaran Air Laut di Perairan Alor NTT," tulis pengunggah.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan tersebut ternyata berasal dari video lama yang beredar di media sosial TikTok pada 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral Muncul Pusaran Arus Laut di Alor, NTT, Ini Penjelasannya


Saat itu, Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Alor, NTT Muhammad Saleh Goro mengatakan, pusaran arus laut terjadi di Pantai Mulut Kumbang, Alor Kecil, Alor, NTT.

“Itu arus di Mulut Kumbang. Sekitar Kepa dan Alor Kecil. Itu biasa,” ujarnya, diberitakan Kompas.com (26/4/2021).

Mulut Kumbang merupakan nama perairan lokal di antara Kepa, Alor Kecil, Wolwal, dan Pantar. Pusaran air tersebut muncul di Selat Pantar Desa Ombay.

Lantas, bagaimana pusaran arus laut bisa terbentuk?

Baca juga: Ikan Pari Disebut Bisa Tertawa jika Digelitik, Ini Faktanya

Proses terbentuknya pusaran arus laut

Peneliti ahli utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan, pusaran arus laut bisa terjadi akibat pertemuan dua sistem aliran massa air yang berbeda kecepatan arusnya.

Pertemuan ini menimbulkan pusaran arus laut yang berputar searah atau berlawanan jarum jam.

Menurutnya, massa air di Selat Pantar sangat dipengaruhi kondisi fisiografi selat yang sempit, banyak pulau kecil, dan laut cukup dalam.

"Ketika massa air dari Laut Flores masuk ke Selat Pantar yang sempit, air terkompresi sehingga bergerak lebih cepat," kata Widodo saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/5/2024).

Saat melewati celah sempit di antara pulau-pulau kecil, arus air menghasilkan sub aliran-aliran yang bertemu dan menciptakan pusaran arus laut.

Menurutnya, kecepatan air laut di Selat Pantar sangat tergantung sirkulasi massa air di Laut Flores dan Laut Sawu.

"Secara lebih kompleks, sirkulasi massa air laut di Laut Flores dan Laut Sawu berhubungan erat dengan sirkulasi massa air dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," imbuh dia.

Baca juga: Fenomena Waterspout Disebut Mirip Knock Up Stream One Piece, Apa Itu?

Pusaran arus bisa berbahaya dan bermanfaat

Lebih lanjut, Widodo menyatakan bahwa pusaran arus laut dapat berbahaya sekaligus bermanfaat bagi nelayan, tergantung arah putarnya.

"Pusaran arus yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam disebut sebagai ‘anti-cyclonic eddy current’," terangnya.

Pusaran ini bisa menyebabkan downwelling atau massa air di lapisan permukaan bergerak turun atau tenggelam menuju ke lapisan lebih dalam.

Ia menuturkan, jenis putaran ini sangat berbahaya, terutama jika diameternya panjang dan arusnya kuat.

pasalnya manusia, kapal, atau benda apapun yang berada di dekat pusaran arus laut berlawanan dengan arah jam akan tersedot masuk ke dalam laut.

Baca juga: Ikan Purba Sepanjang 25 Meter yang Ditemukan di Inggris, Jadi Reptil Laut Terbesar di Dunia

"Semakin cepat pusaran arus ‘downwelling’, maka semakin cepat menarik masuk benda di tepian pusaran hinga terjebak di dalam lingkaran pusaran, tersedot masuk ke pusat pusaran arus tersebut," tegas Widodo.

Sebaliknya, pusaran arus yang searah putaran jarum jam atau disebut ‘cyclonic eddy current’ bisa menyebabkan upwelling. Ini berarti massa air laut dari lapisan lebih dalam bergerak menuju lapisan lebih dangkal.

Pusaran upwelling membawa massa air bersuhu dingin dari lapisan air yang lebih dalam menuju ke permukaan laut.

Massa air dingin ini kemudian akan sedikit membekukan ikan-ikan sehingga berenangnya sangat lamban.

"Dan dengan mudah ditangkap hanya dengan menggunakan tangan oleh warga setempat," pungkasnya.

Baca juga: Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi