KOMPAS.com - Budi Utomo adalah organsasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Soetomo, Cipto Mangoenkoesoemo, Goenawan, dan Tirtokusumo di Jakarta pada 20 Mei 1908.
Selain keempat tokoh tersebut, Budi Utomo berdiri berkat gagasan dari dr Wahidin Sudirohusodo. Dia yang mendorong Soetomo dan kawan-kawan untuk membentuk Budi Utomo.
Dikutip dari Kompas.com (16/1/2024), organisasi Budi Utomo bertujuan untuk menyadarkan rakyat Indonesia agar bisa meningkatkan kesejahteraan dengan cara mencerdaskan rakyatnya.
Pada awal pendiriannya, Budi Utomo sempat mendapatkan penolakan oleh sebagian besar golongan priyayi. Ini lantaran, kaum priyayi mendukung birokrasi dari golongan ningrat, yang tidak senang dengan pergerakan Budi Utomo.
Namun, hingga Juli 1908 terkumpul 650 anggota yang tergabung dalam Budi Utomo, yang tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan Probolinggo.
Lantas, bagaimana latar belakang berdirinya Budi Utomo?
Baca juga: 20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?
Latar belakang sejarah
Dilansir dari Kompas.id, latar belakang berdirinya organisasi Budi Utomo tak lepas dari diterapkannya Politik Etis pada masa pemerintahan kolonial Belanda, menjelang akhir abad ke-19.
Politis Etis merupakan kebijakan politik balas budi yang mencakup tiga bidang, yakni irigasi, edukasi, dan emigrasi.
Kala itu, terdapat kalangan etis yang mendesak pemerintah kolonial Belanda untuk menerapkan kebijakan yang berpihak kepada para pribumi.
Selanjutnya pemerintah kolonial Belanda mulai mendirikan beberapa sekolah yang ditujukan untuk pribumi. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui bidang pendidikan.
Meski demikian, pemerintah kolonial Belanda menetapkan aturan tinggi untuk siapa saja pribumi yang ingin menduduki jabatan pemerintahan, yakni harus mengenyam pendidikan barat.
Oleh karena itu, kebijakan tersebut dinilai tak sesuai dengan apa yang diharapkan pribumi. Pada akhirnya, kebijakan tersebut berdampak pada munculnya kaum terpelajar di Indonesia.
Saat itu, masa-masa tersebut dikenal sebagai era pergerakan nasional, dengan Budi Utomo sebagai salah satu perhimpunan kebangsaan yang mengawalinya.
Baca juga: Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya
Awal mula lahirnya Budi Utomo
Berdirinya Budi Utomo tidak bisa dilepaskan dari sosok dr Wahidin Sudirohusodo.
Wahidin adalah lulusan sekolah kedokteran Jawa di Waltvreden, yang telah berganti nama menjadi STOVIA pada 1900.
Organisasi Budi Utomo resmi berdiri pada 20 Mei 1908 di gedung STOVIA Jakarta, yang diketuai oleh Soetomo. Selain itu, Budi Utomo menjadi organisasi nasional pertama yang lahir di Indonesia.
Kehadirannya sebagai organisasi pertama membuat Budi Utomo menjadi pelopor bagi gerakan kebangsaan di Indonesia.
Berdirinya Budi Utomo kemudian disusul dengan berdirinya organisasi-organisasi lain seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, dan beberapa organisasi pemuda dan pergerakan lain.
Kongres 1908
Pada 8 Agustus 1908, pengurus Budi Utomo mengadakan rapat untuk membahas rencana kongres Budi Utomo yang akan dilaksanakan pada Oktober 1908.
Dalam rapat tersebut, lahirlah empat keputusan, yakni:
- Yogyakarta disahkan sebagai tempat pelaksanaan kongres.
- Kongres terbuka untuk umum.
- Pengurus Budi Utomo akan mengirimkan wakilnya untuk menemui gubernur jenderal, memberitahu rencana pelaksanaan kongres Budi Utomo.
- Menunjuk dr Wahidin sebagai ketua kongres.
Selanjutnya, pada tahun 1927, Budi Utomo bergabung dengan gerakan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), yang dipelopori oleh Ir. Soekarno.
Kemudian pada 1928, pergerakan Budi Utomo tidk hanya berpusat di Jawa dan Madura, melainkan diperluas hingga seluruh Indonesia dengan tujun persatuan Indonesia.
Setelah itu, pada 1935, Budi Utomo bergabung dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan Soetomo dan kemudian terbentuk Partai Indonesia Raya.
Pada era Presiden Soekarno, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1948. Kala itu, Soekarno menyebutnya sebagai Kebangunan Nasional.
Pada perjalanannya, melalui Keputusan Presiden (Keppres) tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 Tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari Libur, tanggal 20 Mei resmi ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.