Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi saat konferensi pers terkait kematian Lettu Laut Eko Damara (30), personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir, dari Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Korps Marinir TNI AL mengungkap fakta sebenarnya terkait kasus kematian Lettu Eko Damara, Sabtu (27/4/2024).

Lettu Eko Damara adalah dokter yang bertugas di Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.

Mulanya, Eko disebut meninggal di Pos Komando Taktis Komando Rayon Militer Dekai Komando Distrik Militer 1715 Yahukimo karena sakit malaria.

Namun, pihak keluarga menaruh kecurigaan setelah melihat adanya dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi pun mengonfirmasi, Eko meninggal bukan karena malaria, melain karena bunuh diri setelah terlilit utang.

Ia mengaku tak jujur soal penyebab meninggalnya Eko untuk menjaga marwah keluarga.

Baca juga: Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Hasil temuan polisi soal kasus kematian Lettu Eko Damara

Korps Marinir TNI AL juga menghadirkan dokter dari RSUD Dekai, Yahukimo untuk menyampaikan hasil investigasi polisi terkait kasus kematian Eko pada Senin (20/5/2024) melalui konferensi pers yang dilakukan secara daring.

Berikut temuan hasil investigasi kematian Lettu Eko Damara di Pos Komando Taktis Komando Rakyon Militer Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (27/4/2024).

1. Terdengar suara letusan

Pada Sabtu (27/4/2024) pukul 13.02 WIT, Eko diketahui masuk ke ruangan kesehatan di Pos Komando Taktis Komando Rakyon Militer Dekai.

Ia memerintahkan Prada Mar Hasan dan Pratu Mar Agus yang ada di tempat tersebut untuk keluar ruangan dengan dalih akan dibersihkan.

Lalu, pada pukul 13.06 WIT, terdengar suara letusan senjata satu kali dalam ruang kesehatan yang sudah dalam kondisi terkunci.

Dikutip dari Kompas.id, Senin, Endi mengatakan bahwa Serda Mar Bagus melihat Eko sudah tergeletak dalam keadaan bersimbah darah.

Tubuhnya bersandar di dinding ruangan dengan senjata SS2-V1 berada di atas paha sebelah kanan dan laras senjata menyilang ke kiri di atas dada. 

Baca juga: Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

2. Dibawa ke RSUD Dekai

Saat ditemukan, Eko masih dalam keadaan hidup dan sempat diberikan pertolongan pertama oleh anggota TNI AL.

Dia kemudian dibawa ke RSUD Dekai untuk mendapatkan penanganan medis.

Namun, pada pukul 14.00 WIT, dokter yang menanganinya menyatakan bahwa Eko tidak tertolong dan meninggal dunia.

Jenazah selanjutnya dibawa ke Masjid At-Taqwa Dekai Yahukimo untuk dimandikan.

Sehari berikutnya, jenazah disemayamkan di Pos Komando Taktis sambil menunggu evakuasi.

3. Tidak ditemukan luka lebam

Petugas yang memandikan jenazah di Masjid At-Taqwa, Muhammad Ilham mengaku tidak melihat adanya luka lebam dan sundut rokok.

”Tidak ada (luka lebam) yang kami lihat, baik di tangan, punggung, maupun mata,” ujarnya.

Jenazah selanjutnya diterbangkan menggunakan heli Caracal HT 7202 dari Dekai menuju Timika dan dilanjutkan dengan penerbangan pesawat komersial dari Timika menuju Medan.

Baca juga: Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

4. Terlilit utang judi online

Hasil investigasi mengungkapkan, Eko meninggal dunia karena bunuh diri.

Ia diduga mengalami depresi karena terlilit utang, sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Fakta ini diketahui dari penelusuran digital forensik yang menunjukkan catatan (notes) yang dituliskan Eko Damara di telepon genggamnya.

Dalam catatan itu, Eko menyebutkan terlilit utang hingga ratusan juta rupiah.

”Total utang almarhum sebesar Rp 819.270.380. Di daerah operasi, utangnya Rp 177.324.400," terang Endi.

Namun, ia tidak mengetahui untuk apa utang tersebut. Hanya saja, Endi mengatakan bahwa dirinya menemukan ada bekas aplikasi judi online di ponsel korban.

Dari penelusuran TNI AL, diperoleh fakta bahwa Eko mencari cara mengakhiri hidup lewat internet di ponselnya.

TNI AL juga menemukan catatan di ponsel Eko yang menunjukkan bahwa Eko sudah frustrasi.

Baca juga: Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

5. Jenazah tidak diotopsi

Pihak Marinir mengaku tidak membawa jenazah Eko untuk diotopsi. Keputusan itu dilakukan karena tidak ada dokter khusus forensik di daerah operasi.

"Kami butuh cepat, kami ingin kembalikan ke keluarganya dengan cepat, tiga hari,” kata Endi, dikutip dari Kompas.com, Selasa.

Keputusan itu juga diambil karena pengaruh asumsi bahwa Eko meninggal akibat bunuh diri.

“Kami tidak melakukan itu (otopsi) karena kami sudah yakin bahwa itu bunuh diri, kenapa harus diotopsi?” kata dia.

Namun, pihaknya mempersilakan keluarga Eko untuk melakukan otopsi.

(Sumber: Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ihsanuddin).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi