Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trisuci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Sejarah Umat Buddha

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Suci Wulandari Putri
Festival Lampion Waisak 2023
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Umat Buddha di seluruh dunia memperingati hari raya Trisuci Waisak 2568 BE (Buddhist Era) pada hari ini, Kamis (23/5/2024).

Disebut sebagai Trisuci karena terdapat tiga peristiwa penting dalam sejarah agama Buddha.

Ketiga peristiwa penting tersebut berkaitan dengan jalan hidup Siddharta Gautama, seorang guru spiritual dari India yang merupakan pendiri agama Buddha.

Dalam keyakinan umat Buddha, Pangeran Siddharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva atau calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Hari raya Trisuci Waisak ditetapkan pada purnama pertama di bulan Mei dan terus diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu resmi dinyatakan pertama kali dalam Konferensi Persaudaraan Buddha Sedunia di Sri Lanka pada 1950.

Di berbagai dunia, hari Waisak memiliki beragam sebutan. Seperti di India, perayaan hari Waisak disebut dengan hari Visakah Puja atau Buddha Purnima. Kemudian di Tibet, disebut hari Saga Dawa.

Baca juga: Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

3 peristiwa penting dalam sejarah hari raya Waisak

Dikutip dari Kompas.com (3/6/2023), berikut penjelasan masing-masing tiga peristiwa penting dalam Trisuci Waisak:

1. Kelahiran Siddharta Gautama

Peristiwa penting yang pertama dalam Trisuci Waisak yaitu kelahiran Siddharta Gautama pada 623 SM di Taman Lumbini dalam kondisi bersih tanpa noda, berdiri tegak, dan bisa langsung berjalan.

Pangeran Siddharta sendiri diketahui adalah seorang anak dari Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya.

Kemudian oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa kelak Siddharta akan menjadi seorang Chakrawatin (Maharaja Dunia).

2. Siddharta Gautama mendapat Penerangan Agung

Peristiwa penting selanjutnya adalah ketika Siddharta Gautama menginjak usia dewasa, tepatnya 35 tahun.

Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung, kemudian menjadi Buddha di Bodh Gaya pada saat bulan Waisak.

Ketika mencapai Penerangan Agung, tubuh Siddharta Gautama memancarkan enam sinar Buddha dengan warna biru (bhakti), kuning (kebijaksanaan), merah (kasih sayang), putih (suci), jingga (semangat), dan warna campuran.

3. Kematian Siddharta Gautama

Peristiwa penting terakhir dalam sejarah hari raya Waisak yakni ketika Siddharta Gautama wafat pada 543 SM di usia 80 tahun.

Buddha Gautama wafat di Kusinara, India setelah berkelana menyebarkan Dharma atau kebenaran selama 45 tahun.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para pengikutnya melakukan sujud kepada Sang Buddha.

Baca juga: 35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi patung Siddharta Gautama.
Awal mula penyebaran agama Buddha di Indonesia

Dilansir dari Kompas.com (17/5/2022), masuknya agama Buddha di Indonesia dimulai pada awal Masehi melalui jalur perdagangan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh letak Indonesia yang terbilang strategis untuk jalur perdagangan dan pelayaran.

Agama Buddha pertama kali dibawa ke Indonesia oleh seorang pengelana asal China yang bernama Fa Hien.

Sedangkan kerajaan Buddha yang pertama berdiri Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya di Sumatera pada abad ke-7.

Pada masa itu, Kerajaan Sriwijaya sempat menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara.

Sriwijaya dulunya dijadikan sebagai rumah bagi para sarjana Buddha dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Sehingga selama Kerajaan Sriwijaya berdiri, agama Buddha pun ikut berkembang dengan sangat pesat di Nusantara.

Baca juga: Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

(Sumber: Kompas.com/Alicia Diahwahyuningtyas, Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Widya Lestari Ningsih)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi