Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Yuliya Apanasenka
Makan terlalu cepat bisa berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena obesitas dan diabetes.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Salah satu tipe seseorang ketika makan adalah menyantapnya secara lahap dan cepat.

Meski bisa menyingkat waktu, makan cepat ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Sebab, makan terlalu cepat tak hanya menyebabkan gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan sementara, tetapi juga masalah kesehatan jangka panjang.

Dikutip dari Healthline, diperlukan waktu hingga 20 menit bagi otak untuk menyadari bahwa Anda sudah kenyang.

Karena itu, saat makan dengan cepat, Anda akan lebih mudah untuk makan lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seiring waktu, asupan kalori berlebih bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Kopi Setelah Makan yang Jarang Diketahui

Lebih berisiko obesitas dan diabetes

Sebuah penelitian pada anak-anak menemukan, 60 persen dari mereka yang makan dengan cepat juga makan berlebihan.

Anak-anak yang makan cepat juga 3 kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan.

Sementara, tinjauan terhadap 23 penelitian menemukan bahwa orang yang makan cepat kira-kira dua kali lebih mungkin mengalami obesitas, dibandingkan dengan orang yang makan lambat.

Makan cepat tidak hanya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas, tetapi juga terkait dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk diabetes.

Baca juga: Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang makan cepat memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan dengan mereka yang makan dengan lambat

“Kita mempunyai efek akut dari makan dengan cepa, yaitu gula darah meningkat lebih banyak atau makan berlebihan lebih sering," pendiri Alissa Rumsey Nutrition and Wellness dan penulis Unapologetic Eating Alissa Rumsey, dikutip dari Very Well Health.

"Kemudian kita mendapatkan efek kronis jika kita makan dengan sangat cepat, resistensi insulin kita cenderung memburuk dan risiko diabetes," sambungnya.

Meskipun beberapa peneliti telah mengaitkan makan cepat dengan peningkatan risiko penyakit, tidak ada bukti bahwa hal itu secara langsung menyebabkan diabetes.

Menurutnya, perkembangan diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, banyak di antaranya berada di luar kendali manusia.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Durasi waktu makan ideal

Untuk itu, memerhatikan durasi makan adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan.

Idealnya, seseorang memerlukan waktu 20-30 menit untuk menyantak makanan, dikutip dari Atrium Health.

Jika menghabiskan makanan dalam waktu 5-10 menit, kemungkinan besar Anda akan mengalami gangguan pencernaan dan berisiko makan berlebihan.

Namun, tak perlu mengunyah setiap suapan sebanyak 50 kali, cobalah menarik napas atau meletakkan peralatan di antara suapan untuk membantu memperlambat makan Anda.

Cara lainnya adalah tidak membiarkan perut Anda terlalu lapar hingga makan terlalu banyak dan terlalu cepat.

Para ahli mengatakan, makan lebih lambat dapat membantu Anda menghindari makan berlebihan sehingga, bermanfaat untuk menurunkan berat badan.

Namun, jika Anda mengonsumsi makanan dengan porsi yang tidak proporsional, hal ini mungkin tidak menjadi masalah besar.

Baca juga: Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi